MATERI - METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF
Oleh: Eny Latifah,SE.Sy.,M.Ak
Teknik
Pengumpulan Data Penelitian Kuantitatif
A.
Pengertian
Angket (kuesioner)
Angket,
yang juga dikenal sebagai kuesioner, adalah metode pengumpulan data berupa
serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dirancang untuk memperoleh informasi terkait
masalah atau topik penelitian.
Lebih
detail, angket berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data dari responden
dalam jumlah besar dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat berupa pertanyaan tertutup (dengan
pilihan jawaban yang telah ditentukan) atau pertanyaan terbuka (yang
memungkinkan responden untuk memberikan jawaban secara bebas).
Angket
sering digunakan dalam berbagai bidang penelitian, seperti penelitian sosial,
pendidikan, pemasaran, dan kesehatan. Contohnya, angket dapat digunakan untuk
mengumpulkan data tentang sikap, perilaku, atau opini responden terkait suatu
produk, layanan, atau fenomena tertentu
B.
Jenis-jenis
angket
Angket
atau kuesioner memiliki beberapa jenis utama, di antaranya adalah angket
terbuka (tidak terstruktur), angket tertutup (terstruktur), dan angket
campuran. Angket terbuka memberikan kesempatan kepada responden untuk
memberikan jawaban secara bebas, sementara angket tertutup menyediakan pilihan
jawaban yang telah ditentukan. Angket campuran menggabungkan kedua jenis
tersebut. Selain itu, angket juga dapat diklasifikasikan berdasarkan
format distribusi, seperti angket online, angket kertas, dan angket
wawancara.
Berikut jenis-jenis angket:
1.
Angket Terbuka (Tidak
Terstruktur): Pertanyaan disajikan tanpa pilihan jawaban, sehingga responden
bebas menjawab dengan kata-kata sendiri. Sangat cocok untuk mengumpulkan
informasi mendalam dan mendengarkan pendapat responden. Contoh: "Bagaimana
pengalaman Anda dengan produk kami?".
2.
Angket Tertutup
(Terstruktur): Pertanyaan dilengkapi dengan pilihan jawaban yang sudah
ditentukan, seperti pilihan ganda, skala Likert, atau jawaban iya/tidak. Mudah
dianalisis secara kuantitatif karena data yang dikumpulkan terstruktur. Contoh:
"Seberapa puas Anda dengan produk kami? (Sangat Puas, Puas, Netral, Tidak
Puas, Sangat Tidak Puas)".
3.
Angket Campuran: Menggabungkan
pertanyaan terbuka dan tertutup dalam satu angket. Dapat memberikan data yang
lebih lengkap dan beragam. Contoh: "Bagaimana kesan Anda terhadap layanan
kami? (Pilihan: Cepat, Lambat, Tepat Waktu, Tidak Tepat Waktu) dan "Apa
yang bisa kami perbaiki untuk meningkatkan layanan kami?".
4.
Angket Berdasarkan Format
Distribusi:
a)
Angket
Online: Didistribusikan melalui internet, seperti situs web, email, atau
aplikasi survei.
b)
Angket
Kertas: Disajikan dalam bentuk fisik dan didistribusikan secara langsung.
c)
Angket
Wawancara: Pertanyaan diajukan secara langsung oleh pewawancara dan
jawaban dicatat atau direkam.
5.
Contoh Jenis Skala dalam
Kuesioner:
(a) Skala
Likert: Menggunakan skala dengan pilihan seperti "Sangat Setuju",
"Setuju", "Netral", "Tidak Setuju", "Sangat
Tidak Setuju".
(b) Skala
Rating: Meminta responden untuk memberikan nilai atau peringkat terhadap suatu
hal.
(c) Skala
Diferensial Semantik: Menggunakan pasangan kata atau konsep yang berlawanan
untuk mengukur persepsi responden.
(d) Skala
Q-Sort: Meminta responden untuk mengurutkan serangkaian pernyataan atau konsep
berdasarkan pentingannya atau kesesuaiannya.
(e) Skala
Stapel: Menggunakan angka atau skala yang telah ditentukan untuk mengukur
persepsi responden.
C.
Pengertian
Wawancara
Wawancara
adalah suatu proses komunikasi yang melibatkan pertukaran informasi antara dua
orang atau lebih, di mana seorang pewawancara mengajukan pertanyaan kepada
narasumber dan narasumber memberikan jawaban. Tujuan utama wawancara adalah
untuk mendapatkan informasi, pendapat, atau pengetahuan tertentu dari narasumber.
Berikut
adalah beberapa aspek penting mengenai pengertian wawancara:
1)
Komunikasi Dua Arah: Wawancara
bersifat dialogis, artinya melibatkan interaksi tanya-jawab antara pewawancara
dan narasumber.
2)
Tujuan Mengumpulkan
Informasi: Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam
dan personal dibandingkan dengan metode pengumpulan data lain.
3)
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
adalah salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam
penelitian, jurnalisme, seleksi pekerjaan, dan bidang lainnya.
D.
Jenis-jenis
wawancara
Wawancara
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan struktur pertanyaan
dan tujuannya. Jenis-jenis wawancara meliputi wawancara terstruktur,
wawancara tidak terstruktur, wawancara semi-terstruktur, wawancara fokus
kelompok, wawancara mendalam, dan wawancara telepon atau video call.
1. Wawancara Terstruktur:
Ciri-ciri:
a) Menggunakan
daftar pertanyaan yang telah disusun dan terstruktur.
b) Pertanyaan
yang sama diajukan kepada semua responden.
c) Fokus
pada pengumpulan data yang kuantitatif dan mudah dianalisis.
d) Membantu
memastikan konsistensi dan kemudahan dalam perbandingan jawaban.
2. Wawancara Tidak Terstruktur:
Ciri-ciri:
a) Tidak
memiliki daftar pertanyaan yang pasti.
b) Pewawancara
lebih fleksibel dalam mengajukan pertanyaan.
c) Fokus
pada pengumpulan data yang kualitatif dan mendalam.
d) Mendukung
eksplorasi dan penjelajahan topik secara lebih luas.
3. Wawancara Semi-Terstruktur:
Ciri-ciri:
a) Menggabungkan
pertanyaan terstruktur dengan pertanyaan terbuka.
b) Pewawancara
memiliki daftar pertanyaan namun juga dapat mengajukan pertanyaan lanjutan.
c) Memberikan
fleksibilitas untuk mengeksplorasi topik yang muncul selama wawancara.
d) Memungkinkan
pengumpulan data yang lebih kaya daripada wawancara terstruktur.
4. Wawancara Fokus Kelompok:
Ciri-ciri:
a) Melibatkan
sekelompok responden yang memiliki karakteristik yang sama.
b) Fokus
pada diskusi dan interaksi antar anggota kelompok.
c) Mengumpulkan
berbagai perspektif dan pandangan dalam satu sesi.
5. Wawancara Mendalam:
Ciri-ciri:
a) Menggali
informasi secara rinci tentang pengalaman, sikap, dan pandangan responden.
b) Membutuhkan
waktu yang lebih lama dan lebih mendalam dalam mengumpulkan data.
c) Fokus
pada pemahaman yang lebih dalam tentang suatu topik.
6. Wawancara Telepon/Video Call:
Ciri-ciri:
a) Dilakukan
melalui telepon atau video call.
b) Cocok
untuk wawancara yang melibatkan jarak geografis yang jauh.
c) Membutuhkan
persiapan yang cermat untuk memastikan kualitas komunikasi.
Selain jenis-jenis di atas, terdapat pula
wawancara berbasis kompetensi, wawancara penyaringan, dan wawancara yang
dilakukan untuk berbagai keperluan, seperti penelitian, jurnalistik, atau
seleksi karyawan.
E.
Pengertian
Observasi
Observasi
adalah proses pengumpulan data dengan cara mengamati objek atau kejadian
secara langsung tanpa mengubah situasi yang terjadi. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan informasi faktual dan valid tentang perilaku, interaksi, atau
fenomena yang diteliti.
Dalam
definisi observasi terdapat beberapa hal penting, yaitu:
1) Metode pengumpulan data: melalui pengamatan
langsung di lapangan.
2) Proses merekam pola perilaku: manusia, objek, dan
kejadian-kejadian tanpa menggunakan pertanyaan atau komunikasi.
3) Peninjauan secara cermat: terhadap suatu
objek atau situasi.
4) Kegiatan mengamati dan mencatat: gejala
pada objek penelitian secara sistematis dan terarah.
Tujuan
observasi adalah:
1)
Memperoleh data dan
informasi untuk menjawab permasalahan penelitian.
2)
Mendapatkan informasi
faktual dan objektif.
3)
Mengidentifikasi dan
memahami variabel psikologis dalam penegakkan diagnosis psikologis.
4)
Memahami interaksi sosial,
budaya, dan norma dalam masyarakat.
5)
Menguji kebenaran desain
penelitian.
Ciri-ciri
observasi:
1)
Pengamatan dilakukan
secara langsung di lapangan.
2)
Peneliti tidak melakukan
intervensi atau mengubah situasi.
3)
Pengamatan dilakukan
secara cermat dan terarah.
Contoh
penerapan observasi:
1)
Penelitian sosial untuk
memahami interaksi masyarakat.
2)
Penelitian pendidikan
untuk memantau perilaku siswa di kelas.
3)
Penelitian psikologi untuk
mempelajari perkembangan anak atau perilaku manusia.
4)
Penelitian bisnis untuk
memahami tren konsumen dan perilaku pasar.
5)
Observasi sekolah untuk
mengumpulkan data tentang lingkungan pendidikan.
F.
Jenis-jenis
Observasi
Observasi
memiliki beberapa jenis yang umum digunakan, antara lain observasi partisipan,
observasi non-partisipan, observasi sistematis, observasi non-sistematis,
observasi eksperimental, dan observasi tidak terstruktur. Observasi partisipan
melibatkan peneliti yang aktif terlibat dalam kegiatan yang diamati, sedangkan
observasi non-partisipan dilakukan tanpa keterlibatan langsung. Observasi
sistematis dan non-sistematis berbeda dalam hal prosedur yang digunakan, dengan
observasi sistematis mengikuti prosedur yang telah ditentukan sebelumnya.
Observasi eksperimental dilakukan dengan mengendalikan variabel untuk memahami
pengaruhnya terhadap objek yang diamati. Observasi tidak terstruktur memberikan
fleksibilitas dalam pengamatan tanpa batasan prosedur tertentu.
Berikut
adalah penjelasan lebih detail tentang jenis-jenis observasi tersebut:
1.
Observasi Partisipan: Peneliti
terlibat langsung dalam kegiatan yang diamati, seperti tinggal bersama kelompok
yang diteliti untuk memahami budaya dan kehidupan sehari-hari mereka.
Peneliti terlibat langsung dalam kegiatan yang
diobservasi.
Contoh: Peneliti ikut serta dalam kegiatan sebuah
komunitas seni untuk memahami bagaimana anggota komunitas berinteraksi satu
sama lain.
Tujuan: Memahami konteks sosial dan budaya secara
mendalam.
2.
Observasi Non-Partisipan: Peneliti
mengamati dari luar tanpa ikut terlibat dalam kegiatan yang diamati, misalnya
mengamati perilaku seseorang di jalan.
Peneliti mengamati dari luar, tanpa berpartisipasi
aktif.
Contoh: Peneliti mengamati perilaku konsumen di
pasar tradisional dari jarak jauh.
Tujuan: Mengamati perilaku tanpa mempengaruhi
objek observasi.
3.
Observasi Sistematis: Pengamatan
yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah dirancang
sebelumnya, misalnya mengamati perilaku anak-anak di sekolah dengan menggunakan
lembar pengamatan.
Observasi dilakukan berdasarkan prosedur dan
kerangka kerja yang telah dirancang.
Contoh: Mengamati jumlah dan jenis kendaraan yang
melintas di jalan tertentu dalam waktu tertentu.
Tujuan: Memastikan objektivitas data dan
mempermudah analisis.
4.
Observasi Non-Sistematis
(Terbuka): Pengamatan yang dilakukan tanpa batasan prosedur yang ketat,
misalnya mengamati suasana di pasar.
Observasi dilakukan tanpa prosedur atau kerangka
kerja yang ketat.
Contoh: Mengamati reaksi siswa terhadap pelajaran
baru di kelas tanpa rencana khusus.
Tujuan: Mendapatkan gambaran umum tentang suatu
fenomena.
5.
Observasi Eksperimental: Peneliti
mengendalikan variabel-variabel tertentu untuk mengamati pengaruhnya terhadap
perilaku atau gejala yang diamati, misalnya mengamati pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman.
Observasi dilakukan dengan sengaja menciptakan
atau memanipulasi kondisi tertentu.
Contoh: Mengamati efek pemberian pupuk tertentu
terhadap pertumbuhan tanaman.
Tujuan: Meneliti hubungan sebab-akibat antara
variabel.
6.
Observasi Tidak
Terstruktur: Pengamatan yang dilakukan tanpa batasan prosedur
yang ketat, memberikan fleksibilitas bagi peneliti untuk mengidentifikasi
aspek-aspek yang relevan.
Observasi tidak terstruktur sering digunakan
ketika peneliti ingin memahami suatu fenomena secara mendalam, tanpa membatasi
pengamatan pada aspek-aspek tertentu. Peneliti dapat mengamati berbagai aspek
yang muncul di lapangan, dan mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi.
Contoh:
Penelitian tentang interaksi sosial dalam sebuah
kelompok:
Peneliti mengamati interaksi, komunikasi, dan
dinamika dalam kelompok tersebut, tanpa memiliki pedoman pengamatan yang sudah
baku.
Penelitian tentang perilaku konsumen:
Peneliti mengamati perilaku konsumen saat
berbelanja di sebuah toko, tanpa menggunakan daftar pertanyaan atau pedoman
observasi yang sudah ditentukan.
Penelitian tentang dinamika kelas:
Peneliti mengamati proses pembelajaran di kelas, tanpa
menggunakan pedoman observasi yang sudah baku, tetapi hanya rambu-rambu
pengamatan saja.
Perbedaan
dengan Observasi Terstruktur: Observasi terstruktur menggunakan pedoman atau
panduan observasi yang baku, sehingga pengamatan lebih terarah dan terstruktur.
Sementara observasi tidak terstruktur lebih fleksibel dan memungkinkan peneliti
untuk menangkap berbagai aspek yang muncul di lapangan.
G.
Pengertian
Dokumentasi
Dokumentasi
adalah proses pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan, dan penemuan kembali
informasi dalam bentuk apa pun (tulisan, gambar, video, dll) untuk dijadikan
bukti atau referensi. Dalam arti lain, dokumentasi adalah upaya mencatat
dan mengkategorikan suatu informasi dengan memanfaatkan bukti yang akurat dari
berbagai sumber. Dokumentasi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang bertujuan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang
akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi.
Lebih
detailnya, dokumentasi melibatkan beberapa tahapan:
1. Pengumpulan Informasi: Menyediakan dan
mengumpulkan data atau informasi yang relevan.
2. Pengelolaan Informasi: Mengorganisir,
mengklasifikasikan, dan mengolah data yang dikumpulkan.
3. Penyimpanan Informasi: Menyimpan informasi yang
telah diolah dengan sistem yang terstruktur agar mudah ditemukan kembali.
4. Penemuan Kembali Informasi: Proses pencarian dan
akses informasi yang telah disimpan untuk keperluan tertentu.
Dokumentasi
memiliki beberapa jenis, antara lain:
1.
Dokumentasi Berdasarkan
Sifatnya:
Tekstual: Informasi
dalam bentuk tulisan (buku, majalah, dll).
Non-Tekstual: Informasi
dalam bentuk gambar, grafik, atau visual lainnya.
2.
Dokumentasi Berdasarkan
Bentuk Fisik:
Dokumen Literer: Informasi yang
dicetak, ditulis, digambar, atau direkam (buku, majalah, film, dll).
Dokumen Korporil: Dokumen
berupa benda bersejarah (patung, fosil, dll).
3.
Dokumen Private: Dokumen
berupa surat/arsip (surat niaga, surat dinas, laporan, dll).
H.
Jenis-jenis
Dokumentasi
Dokumentasi
dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, termasuk: sifat
(tekstual atau nontekstual), bentuk fisik (hardcopy atau softcopy), kegiatan
yang dilakukannya, fungsi, dan jenis informasi yang disajikan.
Dokumentasi
berdasarkan sifat:
1)
Dokumentasi Tekstual:
Berupa
dokumen yang mengandung informasi tertulis, seperti surat, laporan, artikel,
dan buku.
2)
Dokumentasi Nontekstual:
Berupa
dokumen yang mengandung informasi gambar, suara, atau video, seperti foto,
rekaman video, dan file audio.
Dokumentasi
berdasarkan bentuk fisik:
1.
Hardcopy: Dokumen
yang dicetak dalam bentuk fisik, seperti kertas.
2.
Softcopy: Dokumen
yang disimpan dalam bentuk digital, seperti file di komputer.
Dokumentasi
berdasarkan kegiatan:
1)
Dokumentasi kegiatan
sehari-hari, seperti catatan pribadi atau jurnal.
2)
Dokumentasi kegiatan
perusahaan, seperti laporan keuangan atau surat perjanjian.
3)
Dokumentasi kegiatan
pendidikan, seperti rapor, ijazah, atau transkrip akademik.
Dokumentasi
berdasarkan fungsi:
1)
Dokumen Resmi: Surat-surat
resmi, kontrak, dan perjanjian yang memiliki kekuatan hukum.
2)
Dokumen Pribadi: Catatan
pribadi, jurnal, atau catatan pengalaman.
3)
Dokumen Bisnis: Laporan
keuangan, proposal proyek, dan dokumen bisnis lainnya.
Dokumentasi
berdasarkan jenis informasi:
1)
Dokumen Pribadi: Dokumen
yang berhubungan dengan kepentingan individu, seperti SIM, Akta Lahir, atau
KTP.
2)
Dokumen Niaga: Dokumen
yang berhubungan dengan transaksi jual beli, seperti cek atau nota.
3)
Dokumen Pemerintah: Dokumen
terkait ketatanegaraan, seperti Undang-undang atau Peraturan Pemerintah.
Contoh
lain:
1.
Dokumen Internal: Memo,
pengumuman, instruksi, peraturan, hasil notulensi rapat.
2.
Dokumen Eksternal: Majalah,
koran, buletin, surat pernyataan.
I.
Teknik
Pengumpulan data Melalui Ujian atau Tes
Teknik
pengumpulan data melalui ujian atau tes adalah cara mengumpulkan informasi
dengan memberikan serangkaian soal atau tugas kepada subjek yang
diteliti. Teknik ini sering digunakan untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, atau kemampuan tertentu. Ujian atau tes bisa berupa tes
tertulis, tes lisan, tes praktik, atau jenis tes lainnya yang sesuai dengan
tujuan penelitian.
Teknik
pengumpulan data melalui ujian atau tes adalah metode yang umum digunakan dalam
penelitian, terutama dalam penelitian kuantitatif. Ujian atau tes
memungkinkan peneliti untuk mengukur secara objektif kemampuan atau pengetahuan
subjek penelitian.
Jenis-jenis
ujian atau tes:
1)
Tes tertulis: Ujian
yang dilakukan dengan memberikan serangkaian soal tertulis kepada subjek.
2)
Tes lisan: Ujian
yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek.
3)
Tes praktik: Ujian
yang dilakukan dengan meminta subjek untuk melakukan kegiatan atau tugas
tertentu.
4)
Tes bakat atau minat: Ujian
yang bertujuan untuk mengidentifikasi bakat atau minat seseorang.
Keuntungan
menggunakan ujian atau tes:
1)
Objektif: Hasil
tes dapat diukur secara objektif, sehingga mengurangi bias peneliti.
2)
Efektif: Ujian
atau tes dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari banyak subjek dengan
cepat dan efisien.
3)
Mudah dianalisis: Hasil
tes dapat dianalisis secara statistik untuk mendapatkan kesimpulan yang valid.
Kekurangan
menggunakan ujian atau tes:
1)
Tidak semua informasi
dapat diukur:
Ujian atau tes mungkin tidak mampu mengukur
aspek-aspek lain yang bersifat kualitatif, seperti sikap atau motivasi.
2)
Dapat memicu stres:
Ujian atau tes dapat memicu stres pada subjek
penelitian, terutama jika mereka merasa tidak siap.
3)
Tidak semua subjek dapat
mengikuti tes:
Beberapa subjek mungkin tidak dapat mengikuti tes
karena keterbatasan kemampuan atau aksesibilitas.
Teknik
pengumpulan data melalui ujian atau tes adalah metode yang efektif dan objektif
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan seseorang. Teknik
ini sering digunakan dalam penelitian kuantitatif, tetapi juga dapat diterapkan
dalam penelitian kualitatif. Meskipun demikian, peneliti perlu
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan penggunaan teknik ini sebelum
menggunakannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
S. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Bennett,
N., Borg, W. R., & Gall, M. D. (1984). Educational Research: An
Introduction. British Journal of Educational Studies, 32(3), 274.
https://doi.org/10.2307/3121583
Emzir.
2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasiram,
Mohammad. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Malang: UIN Malang
Lubis. A.Y,
(2014) Filsafat Ilmu: Klasik hingga Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Muslim.
(2016). Varian-Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, Dan Jenis Penelitian Dalam
Ilmu Komunikas I, Wahana, Vol. 1, No. 10, Ganjil, 78-79
Sugiyono.
2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sudjana,
N. dan Ibrahim, R. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Suharsimi
Arikunto. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suparlan
Suhartono. 2008. Wawasan pendidikan: Sebuah pengantar pendidikan. Yogyakarta:
Ar-Ruzzmedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar