Jumat, 20 Juni 2025

BREAK EVEN POINT (BEP) DAN DISTORSI

 MATERI - EKONOMI MIKRO ISLAM

Oleh: Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak


Break Even Point (BEP) dan Distorsi

 

A.    Pengertian Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) atau titik impas adalah kondisi di mana total pendapatan (revenue) suatu bisnis sama dengan total biaya yang dikeluarkan (total cost), baik biaya tetap maupun biaya variabel. Pada titik BEP, perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.

BEP adalah titik di mana pendapatan perusahaan sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga laba atau rugi bersihnya adalah nol. BEP membantu perusahaan untuk mengetahui berapa banyak produk atau jasa yang harus dijual untuk menutupi semua biaya produksi dan operasional.  Dengan mengetahui BEP, perusahaan dapat membuat keputusan strategis terkait harga jual, volume produksi, dan target penjualan.

Pengertian Break Even Point adalah titik ketika tingkat penjualan dan biaya produksi berada dalam posisi yang sama sehingga perusahaan tidak menghasilkan atau kerugian.

Sejarah adanya BEP adalah BEP (titik impas) berasal dari konsep ekonomi point of indifference atau poin ketidakpedulian. Dalam perspektif ekonomi, poin tersebut menunjukkan capaian penjualan barang membuat pengambil kebijakan tidak peduli. Sebab, poin yang didapat tidak memuaskan atau dijadikan bahan beropini.2

Konsep BEP pertama kali dikenal pada awal abad ke-20. Pada tahun 1930-an, analisis Break Even Point semakin berkembang. Salah satu buku terkenal yang membahas BEP adalah "La Theorie de l'Equilibre Economique" dari Prancis.

Kemudian, metode dan cara menghitung BEP perusahaan jadi makin populer. Plus, sering digunakan untuk menganalisis keseimbangan antara biaya produksi dan pendapatan dalam berbagai kegiatan usaha.

 

BEP terjadi ketika perusahaan menggunakan biaya tetap (cost management, biaya rutin) dalam sebuah proyek, sedangkan tingkat penjualan hanya mencukupi untuk menutup biaya tetap dan variabel lain

BEP dapat dihitung dalam satuan unit (berapa unit produk yang harus dijual) atau dalam bentuk mata uang (berapa pendapatan yang harus dihasilkan).

Rumus BEP:

1)    Break Even Point dalam Unit = Biaya Tetap ÷ (Harga - Biaya Variabel)

2)    BEP di dalam Unit = Biaya Tetap / Kontribusi Margin per unit

Langkah-langkah Perhitungan Break Even Point

Setelah mengetahui rumus menghitung BEP, berikut contoh cara menghitung BEP perusahaan di bidang layanan pengiriman barang atau menggunakan armada.

1.     Identifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel:

Biaya tetap: gaji sopir per bulan Rp5.000.000, asuransi armada per bulan Rp2.000.000, dan sewa garasi per bulan Rp3.000.000. Total biaya tetap: Rp10.000.000.

Biaya Variabel: Rata-rata bahan bakar per perjalanan Rp1.000.000, biaya perawatan dan suku cadang rata-rata per bulan Rp1.500.000. Total biaya variabel: Rp2.5000.000.

2.     Hitung Harga Unit

Untuk mendapatkan kontribusi margin, hitung harga unit yang didapatkan perusahaan, atau dalam kasus ini adalah biaya pengiriman barang. Contoh, biaya per pengiriman: Rp500.000.

3.     Kontribusi Margin

Kontribusi Margin = Harga Jual per Pengiriman - Biaya Variabel per Pengiriman. Kontribusi Margin = Rp 500.000 - Rp 2.500.000 = -Rp 1.000.000.

Dari contoh itu dapat diketahui, kontribusi margin negatif menunjukkan setiap pengiriman menghasilkan kerugian di awal. Namun, Anda dapat menghitung BEP untuk mengetahui jumlah pengiriman yang harus dicapai untuk mencapai titik impas.

4.     Hitung Break Even Point (BEP) Pengiriman

BEP (dalam pengiriman) = Total Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Pengiriman BEP (dalam pengiriman) = Rp10.000.000 / -Rp1.000.000 = 10 pengiriman.

Dari contoh itu, perusahaan harus melakukan minimal 10 pengiriman untuk mencapai titik impas.

Bagi Anda yang menjalankan bisnis dengan armada, Shell Card dapat menjadi andalan solusi pengelolaan bahan bakar atau cost reduction.

Dengan jaringan produk bahan bakar terbaik dan terluas, Shell Card dapat untuk membantu mengelola besaran biaya tetap dan variabel. Shell Card menawarkan sistem manajemen terintegrasi untuk pengelolaan armada perusahaan. Solusi ini membantu Anda mengelola armada dengan lebih efisien. Dengan Shell Card, Anda dapat melakukan pengisian bahan bakar di seluruh SPBU Shell. Bahan bakar Shell dapat menghemat penggunaan bensin hingga 3% sehingga jarak tempuh kendaraan lebih jauh dan hemat bensin.

Manajemen armada dari Shell ditujukan untuk perusahaan yang membutuhkan strategi manajemen operasional lebih efektif, manajemen biaya lebih praktis, mudah, dan efisien dalam melakukan kontrol budget bahan bakar.

B.    Kelemahan dan Kegunaan BEP

Analisis Titik Impas (Break Even Point/BEP) memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah membantu menentukan target penjualan, memprediksi kapan bisnis akan mencapai titik impas, dan membantu dalam pengambilan keputusan terkait harga jual dan biaya. Namun, BEP memiliki kelemahan karena bersifat statis, bergantung pada data yang andal, dan mungkin sulit mengklasifikasikan biaya. 

Kelebihan BEP:

1.     Menentukan target penjualan: BEP membantu menentukan jumlah minimum produk yang harus dijual untuk menutupi biaya dan mencapai titik impas. 

2.     Prediksi waktu mencapai titik impas: BEP membantu memperkirakan kapan bisnis akan mencapai titik impas, sehingga dapat digunakan untuk merencanakan strategi bisnis lebih lanjut. 

3.     Alat perencanaan laba: BEP dapat digunakan sebagai alat perencanaan untuk mencapai laba yang diinginkan. 

4.     Mengidentifikasi dampak perubahan: BEP dapat membantu menganalisis dampak perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap laba. 

Kelemahan BEP:

1)    Bersifat statis: Analisis BEP hanya berlaku untuk titik tertentu dan tidak mempertimbangkan fluktuasi dalam periode waktu tertentu. 

2)    Bergantung pada data yang andal: Keakuratan BEP sangat bergantung pada data biaya dan pendapatan yang akurat. 

3)    Kesulitan mengklasifikasikan biaya: Beberapa biaya sulit diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau variabel, terutama biaya semi-variabel. 

4)    Tidak mempertimbangkan risiko: Analisis BEP mungkin tidak memperhitungkan risiko seperti perubahan harga bahan baku atau permintaan pasar. 

5)    Hanya berlaku untuk satu jenis produk: Jika perusahaan memproduksi atau menjual lebih dari satu jenis produk, komposisi penjualannya (sales mix) harus tetap konstan. 

 

C.     Keterbatasan Analisis Break Even Point.

Analisis Break Even Point (BEP) atau titik impas memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut meliputi asumsi bahwa hubungan antara biaya dan volume penjualan bersifat linear, biaya dapat diklasifikasikan secara jelas sebagai biaya tetap atau variabel, dan analisis ini bersifat statis, hanya berlaku untuk satu titik waktu tertentu, bukan keseluruhan periode.

Keterbatasan analisis BEP:

1.     Asumsi Linearitas: Analisis BEP mengasumsikan hubungan linear antara biaya, volume, dan pendapatan. Kenyataannya, hubungan ini mungkin tidak selalu linear. Misalnya, biaya variabel per unit bisa berubah pada tingkat produksi yang berbeda, terutama jika mendekati kapasitas penuh.

2.     Klasifikasi Biaya: Mengklasifikasikan biaya sebagai biaya tetap atau variabel bisa jadi sulit. Beberapa biaya bersifat semi-variabel, yang berarti mereka tetap hingga titik tertentu, lalu berubah. Kesulitan dalam mengklasifikasikan biaya ini dapat mempengaruhi keakuratan analisis BEP.

3.     Analisis Statis: Analisis BEP bersifat statis, hanya memberikan gambaran pada titik tertentu, bukan keseluruhan periode. Analisis ini tidak mempertimbangkan perubahan dinamis dalam biaya, harga, atau volume penjualan dari waktu ke waktu.

4.     Asumsi Produk Tunggal: Analisis BEP seringkali disederhanakan dengan mengasumsikan hanya ada satu jenis produk yang diproduksi dan dijual. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dengan harga dan biaya yang berbeda, analisis BEP menjadi lebih kompleks dan sulit untuk diterapkan.

5.     Tidak Memperhitungkan Risiko Pasar: Analisis BEP tidak secara eksplisit mempertimbangkan faktor-faktor risiko pasar seperti fluktuasi permintaan atau perubahan harga yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

6.     Tidak Menggambarkan Laba: Analisis BEP hanya menunjukkan titik impas, yaitu titik di mana perusahaan tidak untung dan tidak rugi. Analisis ini tidak memberikan informasi tentang potensi laba yang bisa diraih di atas titik impas.

7.     Tidak Memberikan Rekomendasi Aksi: Analisis BEP hanya memberikan gambaran tentang titik impas, namun tidak memberikan rekomendasi tindakan spesifik yang perlu diambil perusahaan untuk meningkatkan kinerja atau mengatasi masalah.

Meskipun memiliki keterbatasan, analisis BEP tetap merupakan alat yang berguna dalam perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis, terutama dalam memahami hubungan dasar antara biaya, volume, dan laba. Namun, penting untuk memahami keterbatasan analisis ini dan tidak menggunakannya secara terpisah tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain.

 

 

 

D.    Pengertian Distorsi

Distorsi adalah perubahan bentuk, ukuran, atau proporsi asli dari sesuatu, sehingga tampak berbeda dari keadaan sebenarnya. Dalam berbagai bidang, distorsi bisa merujuk pada pemutarbalikan fakta, perubahan suara, atau deformasi fisik. 

 

 

E.     Macam-macam Distorsi

Menurut Cambridge Dictionary, distorsi adalah perubahan atau pemutaran berlebihan yang membuat sesuatu tampak berbeda dari sebenarnya. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan distorsi berarti perubahan suatu fakta atau sesuatu dari yang sudah ada atau aslinya.

Distorsi dalam Berbagai Bidang Selain secara umum, distorsi merupakan istilah yang digunakan dalam beragam bidang dengan makna berbeda-beda. Yakni distorsi pasar, distorsi komunikasi, distorsi ekonomi, distorsi fisika, distorsi fotografi, distorsi musik, dan distorsi psikologi. Berikut pembahasannya:

1.     Distorsi Pasar atau Ekonomi

Mengutip dari Karya Tugas Akhir berjudul Distorsi Pasar (Ikhtiar) Antara Islam dan Konvensional oleh Ida Surhani Lubis di situs Scribd.com, distorsi pasar adalah suatu gangguan atau perubahan yang terjadi pada sebuah mekanisme pasar. Secara garis besar, penyebab distorsi pasar adalah adanya rekayasa permintaan dan rekayasa penawaran. Adanya gangguan atau distorsi ini pun mengakibatkan terjadinya beberapa kecurangan dalam hal pelaksanaan mekanisme pasar dan membuat kondisi ekonomi tidak efisien.

2.     Distorsi Komunikasi

Istilah distorsi juga digunakan dalam bidang komunikasi. Distorsi komunikasi adalah suatu kondisi dimana terjadinya perubahan makna informasi, maksud, dan ide antara komunikator dengan komunikan. Distorsi komunikasi bukanlah sebuah miskomunikasi (salah pengertian) melainkan pergeseran atau perubahan arah dari makna informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Distorsi dalam bidang komunikasi dapat mengakibatkan terjadinya gagal paham dalam berkomunikasi. Beberapa hal yang bisa menyebabkan distorsi komunikasi adalah kultur budaya seseorang seperti logat, gaya bahasa, hingga pelafalan.

3.     Distorsi Fisika

Ada pula pengertian distorsi dalam bidang fisika, tepatnya pada saat proses pengelasan. Dikutip dari jurnal Tentang Distorsi oleh Reynaldo Tarigan di situs Scribd.com, distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh panas. Pemuaian dan penyusutan benda kerja akan membuat bagian benda kerja sekitar pengelasan melengkung atau tertarik.

4.     Distorsi Fotografi

Dalam bidang fotografi, distorsi memiliki makna di mana garis yang seharusnya lurus pada objek mengalami perubahan karena munculnya lengkungan. Lengkungan pada foto ini biasanya disebabkan oleh bias cahaya akibat penggunaan lensa ukuran tertentu. Misalnya, saat memotret dengan lensa wide atau fish eye.

5.     Distorsi Musik

Distorsi di bidang musik sering muncul dalam percakapan tentang alat musik seperti gitar. Makna dari distorsi adalah proses mengubah jenis suara yang kasar atau tidak jernih menjadi lebih keras. Selain menguatkan suara, distorsi musik juga dapat menghasilkan nada menjadi "kabur", "geram", ataupun "pasir". Nada menggeram dari gitar yang terdistorsi adalah bagian utama dari genre musik tertentu, terutama genre blues dan musik rock. Biasanya suara ini diciptakan dengan sebuah alat yang disebut pedal distorsi atau stompbox distorsi. Namun, kini suara distorsi pada gitar juga dapat kamu ciptakan menggunakan aplikasi di komputer atau smartphone. Selain gitar, ada juga bass listrik, organ, harmonika, bahkan vokal yang menggunakan kliping elektronik sinyal.

6.     Distorsi Psikologi

Istilah distorsi juga digunakan dalam bidang psikologi, yaitu distorsi kognitif. Distorsi kognitif adalah pola pikir berlebihan atau irasional yang menyebabkan seseorang mempersepsikan realitas secara tidak akurat. Pikiran yang terdistorsi ini dapat membuat pandangan tentang dunia menjadi negatif serta memperburuk keadaan mental menjadi depresif.

 

Dalam ekonomi syariah, distorsi pasar (market distortion) adalah penyimpangan dari mekanisme pasar yang ideal dan adil, yang seringkali merugikan salah satu pihak. Beberapa jenis distorsi pasar yang umum terjadi dalam ekonomi syariah meliputi: Tadlīs (Penipuan), Gharar (Ketidakpastian/Spekulasi), Maysir (Perjudian), Ihtikar (Penimbunan), dan Bay' Najasy (Rekayasa Permintaan). 

1.     Tadlīs (Penipuan): Praktik ini melibatkan penyembunyian atau penyamaran cacat pada barang atau jasa yang diperdagangkan, atau memberikan informasi yang salah kepada pembeli, sehingga pembeli merasa dirugikan. Contohnya adalah mengurangi takaran barang yang dijual atau menyembunyikan kerusakan pada barang. 

2.     Gharar (Ketidakpastian/Spekulasi): Transaksi yang mengandung unsur ketidakpastian tinggi, baik mengenai jumlah, kualitas, waktu penyerahan, atau keberadaan barang yang diperjualbelikan. Contohnya adalah menjual barang yang belum ada atau menjual barang dengan kondisi yang tidak jelas. 

3.     Maysir (Perjudian): Transaksi yang mengandung unsur spekulasi atau untung-untungan, di mana salah satu pihak berpotensi mendapatkan keuntungan besar tanpa adanya usaha yang sepadan, sementara pihak lain berpotensi mengalami kerugian besar. 

4.     Ihtikar (Penimbunan): Praktik menimbun barang kebutuhan pokok dengan tujuan untuk menaikkan harga dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Ihtikar dilarang dalam ekonomi syariah karena dapat merugikan masyarakat luas. 

5.     Bay' Najasy (Rekayasa Permintaan): Praktik menaikkan harga suatu barang dengan cara menyuruh orang lain untuk menawar barang tersebut, padahal orang tersebut tidak berniat membeli. Tujuannya adalah untuk menarik minat pembeli lain agar mau membeli dengan harga yang lebih tinggi. 

Distorsi pasar dalam ekonomi syariah dianggap sebagai penyimpangan dari prinsip-prinsip muamalah yang adil dan berkeadilan. Pelaku distorsi pasar dapat dikenai sanksi sesuai dengan hukum Islam. 

 

F.     Peran Pemerintah Mengatasi Distorsi

Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi distorsi pasar. Tujuannya adalah memastikan mekanisme pasar yang adil dan efisien, serta melindungi kepentingan masyarakat. Pemerintah dapat melakukan intervensi dalam bentuk pengawasan, pengaturan, dan pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk mencapai tujuan tersebut. 

Berikut adalah beberapa peran pemerintah dalam mengatasi distorsi pasar:

1)    Menciptakan Persaingan Sehat:

a)      Pemerintah perlu memastikan adanya persaingan yang sehat di pasar dengan mencegah praktik monopoli, oligopoli, dan kartel.

b)      Pemerintah juga dapat memberikan informasi yang akurat kepada pelaku pasar dan konsumen untuk mencegah praktik-praktik curang.

c)       Menciptakan aturan main yang jelas dan transparan dalam pasar untuk mendorong persaingan yang sehat. 

2)    Mengatur Mekanisme Pasar:

a)   Pemerintah dapat membuat kebijakan untuk mengatur mekanisme pasar, seperti menetapkan harga maksimum atau minimum untuk barang dan jasa tertentu. 

b)   Pemerintah juga dapat memberikan subsidi kepada produsen atau konsumen untuk mempengaruhi harga dan ketersediaan barang dan jasa. 

c)    Pemerintah dapat melakukan intervensi dalam bentuk pengawasan dan pengaturan kegiatan ekonomi untuk memastikan mekanisme pasar berjalan dengan baik. 

3)    Melindungi Konsumen:

a)      Pemerintah memiliki peran dalam melindungi konsumen dari praktik-praktik curang dan produk-produk yang tidak aman. 

b)      Pemerintah dapat membuat aturan tentang standar produk, pelabelan, dan hak-hak konsumen lainnya. 

c)       Pemerintah juga dapat membentuk lembaga pengawas pasar untuk memastikan produk-produk yang dijual aman dan berkualitas. 

4)    Mengatasi Kegagalan Pasar:

a)      Distorsi pasar seringkali muncul sebagai akibat dari kegagalan pasar, yaitu situasi di mana mekanisme pasar tidak dapat mencapai efisiensi dan keadilan. 

b)      Pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mengatasi kegagalan pasar ini, seperti menyediakan barang publik atau mengatur eksternalitas negatif. 

c)       Pemerintah juga dapat memberikan informasi yang akurat dan transparan kepada pelaku pasar untuk mencegah kegagalan pasar lebih lanjut. 

5)    Menjaga Kestabilan Ekonomi:

a)      Pemerintah memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan ekonomi, termasuk mengendalikan inflasi, pengangguran, dan fluktuasi harga.

b)      Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk mencapai tujuan tersebut.

c)       Pemerintah juga dapat melakukan intervensi dalam pasar keuangan untuk mencegah krisis keuangan. 

6)    Memperbaiki Distribusi Pendapatan:

a)      Distorsi pasar dapat menyebabkan kesenjangan pendapatan yang semakin lebar.

b)      Pemerintah dapat melakukan intervensi untuk memperbaiki distribusi pendapatan, seperti melalui sistem perpajakan yang progresif atau program jaminan sosial.

c)       Pemerintah juga dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan akses pendidikan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan. 

Dalam menjalankan perannya, pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk dampak kebijakan terhadap pelaku pasar, konsumen, dan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa kebijakan yang diambil transparan, akuntabel, dan partisipatif.

 

DAFTAR PUSTAKA

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius. Yogyakarta

Rahmarisa, Faty. 2018. “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam.” Tijarah: Jurnal Ekonomi dan Bisnis 2(16).

Reksiana, Reksiana. 2018. “KERANCUAN ISTILAH KARAKTER, AKHLAK, MORAL DAN ETIKA.” THAQAFIYYAT: Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam 19(1):1–30.

Romadona, Wahyu Sri Bintang, dan Izzani Ulfi. 2021. “Penerapan Etika Bisnis Islam pada Pedagang Sembako di Desa Jumbleng Indramayu.” (JMK) Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 6(3):65–72.

Samuelson danNordhaus. 2003. Ilmu Mikroekonomi Edisi Tujuh Belas. Jakarta: P.T. Media Global Edukasi

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH DALAM BISNIS KONTEMPORER

  MATERI- PENGANTAR BISNIS ISLAM Oleh: Eny Latifah, S.E.Sy.,M.Ak Perspektif Ekonomi Syariah dalam Bisnis Kontemporer   A.      Pengertian Ek...