MATERI- METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF
Oleh: Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak
Skala Pengukuran dalam Penelitian Kuantitatif
A.
Pengertian
Skala Pengukuran
Skala pengukuran
adalah sistem yang digunakan untuk mengklasifikasikan, membandingkan, dan
mengukur data. Skala ini membantu peneliti untuk memahami karakteristik
data dan memilih metode analisis yang sesuai. Dengan skala pengukuran,
peneliti dapat menginterpretasi data secara tepat dan menarik kesimpulan yang
valid.
Skala pengukuran merupakan konsep
penting dalam penelitian dan statistik. Ia digunakan untuk mengukur variabel
dalam sebuah penelitian. Menurut Prof. Asep Saefudin dan Lukmanul Hakim (2022)
dalam statistik, skala pengukuran merupakan penentu dalam memilih metode atau
rumus yang akan digunakan. Berbeda skala pengukuran maka akan berbeda rumus
serta teknik-teknik yang akan digunakan.
Oleh sebab itu, hal inilah yang
mendasari mengapa skala pengukuran menjadi sangat penting. Sebelum menganalisis
data, seorang ahli di bidang statistik data scientist tentu harus memahami
skala yang terdapat pada data tersebut sehingga mudah dalam memilih metode yang
akan digunakan.
Skala pengukuran berperan penting
dalam proses penelitian, terutama dalam pengumpulan dan analisis
data. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan bagaimana data dikumpulkan
dan diklasifikasikan sehingga dapat dianalisis secara tepat.
Memahami skala pengukuran sangat
penting karena membantu peneliti dalam:
1. Memilih metode analisis yang tepat: Setiap
skala pengukuran memiliki aturan pengolahan data yang berbeda.
2. Menginterpretasi data dengan benar: Dengan
memahami skala pengukuran, peneliti dapat memahami karakteristik data dan
menarik kesimpulan yang valid.
3. Mengidentifikasi kesalahan dalam pengumpulan data: Skala
pengukuran dapat membantu peneliti untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan
sesuai dengan tujuan penelitian.
B.
Macam-macam
Skala Pengukuran Data dalam Penelitian
1)
Skala Nominal: Digunakan
untuk mengklasifikasikan data ke dalam kategori yang berbeda, tanpa adanya
urutan atau peringkat.
Skala ini termasuk dalam pengukuran kualitatif dan
merupakan yang paling sederhana diantara ketiga jenis lainnya.
Dalam skala nominal, kita tidak melakukan
perhitungan berdasarkan angka karena ini sama sekali tidak memiliki
signifikansi kuantitatif.
Pengumpulan skala nominal sering dilakukan dengan:
(a)
Mengajukan pertanyaan
terbuka.
(b)
Mengajukan pertanyaan
dengan jawaban pilihan ganda yang nanti akan diberi label.
Dengan data ini kita tidak bisa menentukan mana
yang bisa diletakan di urutan tertentu dan mana yang lebih baik, sebab tidak
ada perhitungan yang bisa diterapkan pada data.
Contohnya, jenis kelamin, status pekerjaan, atau
warna, lokasi geografis dan sejenisnya.
2)
Skala Ordinal: Selain
mengklasifikasikan, skala ordinal juga dapat memberikan urutan atau peringkat
pada data.
Skala ini juga termasuk ke dalam skala pengukuran
kualitatif. Ia menggunakan urutan tertentu guna memberi peringkat, dan efektif
untuk data yang memerlukan urutan ketika melakukan evaluasi.
Skala ordinal mengukur data yang bersifat
non-numerik dan nilai intervalnya tidak diketahui. Seperti kita tidak tahu berapa jarak pasti
antara survei pengalaman pelanggan yang “sangat menyenangkan” dengan “agak
menyenangkan”.
Contohnya, tingkat kepuasan pelanggan (sangat
puas, puas, netral, tidak puas, sangat tidak puas), atau tingkat pendidikan
(SD, SMP, SMA, D3, S1).
3)
Skala Interval: Skala ini
memiliki jarak yang sama antara setiap titik pada skala. Namun, tidak memiliki
titik nol alami, sehingga rasio antar nilai tidak dapat dihitung.
Skala interval adalah pengukuran dengan skala
numerik di mana nilai-nilai yang berdekatan memiliki jarak yang sama dan diukur
sepanjang skala (contohnya, jarak antara 40 cm dengan 50 cm sama seperti jarak
antara 60 cm dengan 70 cm). Data ini pasti berbentuk angka dan merupakan salah
satu skala pengukuran kuantitatif.
Dalam skala interval, nilai 0 bersifat arbitrer,
artinya suatu variabel tetap bisa diukur meskipun memiliki nilai negatif.
Interval data juga bisa ditambah atau dikurangi, namun tidak dapat dibagi atau
dikali.
Contoh skala interval adalah pengukuran suhu
menggunakan derajat celcius (16 derajat celcius lebih dingin dibanding 20
derajat celcius), suhu dalam skala Celsius atau Fahrenheit.
4)
Skala Rasio: Merupakan
skala tertinggi yang memiliki titik nol alami, sehingga nilai dapat
diinterpretasi secara rasio.
Rasio adalah skala pengukuran kuantitatif yang
memudahkan kita untuk mencari perbedaan antar variabel dan memberi urutan data.
Skala pengukuran ini memungkinkan untuk melakukan semua jenis perhitungan dan
dan menarik kesimpulan pasti.
Perbedaannya dengan interval adalah rasio tidak
memiliki nilai negatif.
Contoh skala pengukuran rasio adalah data ukuran
tinggi badan. Tidak mungkin ada tinggi badan yang memiliki nilai 0 bahkan
negatif. Jika nilainya 0, maka data itu dianggap tidak ada.
Dalam penelitian, skala rasio dapat memberikan
informasi paling rinci dibanding jenis lainnya. Ini dikarenakan peneliti dapat
menghitung tendensi sentral menggunakan teknik statistika, seperti median,
mode, dan mean.
Untuk memutuskan kapan harus menggunakan skala
rasio, terlebih dahulu kamu harus tahu apakah variabel pada data memiliki semua
karakteristik skala interval dan nilai 0 mutlak.
Contohnya, berat badan, tinggi badan, atau
pendapatan.
C.
Skala
Pengukuran Rasio
Skala rasio adalah skala interval
dengan karakteristik nol atau asal yang sebenarnya. Variabel terukur yang
diambil oleh skala rasio dapat dihitung, diberi peringkat, ditambahkan, atau
dikurangkan untuk membuat perbedaan.
Selain itu, skala rasio memiliki
perbedaan numerik yang tepat, rasio, dan urutan tertentu antara kedua variabel.
Data yang dikumpulkan melalui skala rasio dapat dengan mudah dikategorikan dan
memiliki interval yang sama.
Beberapa kasus penggunaan lain
dari skala rasio adalah panjang, tinggi, durasi, uang, massa, dan
pendapatan. Oleh karena itu, skala rasio banyak digunakan dalam alat riset
pemasaran untuk mengevaluasi penjualan, harga, pangsa, pendapatan, dan jumlah
pelanggan/pemangku kepentingan.
Beberapa manfaat utama penggunaan
skala rasio.
1)
Membandingkan
Perbedaan : Skala rasio memungkinkan peneliti menilai interval atau
perbedaan antara titik data, sehingga memungkinkan perbandingan yang jelas di
berbagai pengukuran. Misalnya, Anda dapat menentukan perbedaan pasti dalam
tingkat pendapatan antara kelompok atau membandingkan perbedaan bobot antara
dua produk.
2)
Menghitung Rasio :
Berkat nilai nolnya yang sebenarnya, skala rasio memungkinkan Anda menghitung
rasio antara nilai, sehingga menambah kedalaman interpretasi data. Dengan skala
ini, Anda dapat mengatakan secara akurat, misalnya, bahwa 4 anak adalah dua kali
lebih banyak daripada 2 anak, sehingga ideal untuk penelitian yang memerlukan
perbandingan rasio yang tepat.
3)
Mengonversi Satuan :
Skala rasio mendukung konversi satuan, yang khususnya berguna dalam bidang
seperti sains dan teknik. Anda dapat mengonversi pengukuran seperti kalori,
kecepatan, berat, atau energi (misalnya, joule) dengan mudah sambil menjaga
integritas dan makna data.
4)
Analisis Statistik :
Skala rasio membuka berbagai pilihan analisis statistik. Anda dapat menghitung
rata-rata, median, dan modus, yang memungkinkan analisis data yang
komprehensif. Ini berguna dalam menilai kecenderungan sentral dan memahami pola
distribusi data.
5)
Riset Pasar : Dalam
riset pasar, skala rasio memungkinkan analisis data kuantitatif yang tepat
seperti angka penjualan, pangsa pasar, demografi pelanggan, dan harga. Dengan
menerapkan rasio dan perbandingan, Anda dapat mengidentifikasi tren, mengukur
kinerja, dan menginformasikan pengambilan keputusan secara efektif.
6)
Memperbesar dan
Memperkecil : Skala rasio serbaguna dalam menangani skala data yang
bervariasi. Anda dapat menyesuaikan unit pengukuran untuk memperbesar detail
kecil atau memperkecil untuk perspektif yang lebih luas. Kemampuan beradaptasi
ini berharga dalam analisis tingkat makro dan mikro, membantu mengungkap pola
yang lebih besar atau wawasan yang lebih rinci.
Skala rasio menawarkan salah satu
cara yang paling tepat dan serbaguna untuk mengukur data, dengan fitur unik
yang menjadikannya bagian integral dari survei di berbagai bidang.
Berikut ini beberapa karakteristiknya:
1) Titik
Nol Sejati : Skala rasio memiliki nol mutlak, yang menunjukkan tidak
adanya kuantitas yang diukur. Misalnya, nol dolar berarti tidak ada uang dan
nol berat berarti tidak ada berat. Nol sejati ini membuat skala tersebut sangat
bermakna, terutama saat menilai variabel yang dapat mencapai titik dasar nol.
2) Interval
yang Sama : Setiap unit pada skala rasio mewakili jumlah yang sama, jadi
perubahan dari 10 ke 20 adalah perubahan tambahan yang sama seperti perubahan
dari 90 ke 100. Konsistensi ini memungkinkan perbandingan yang tepat dan
analisis yang andal.
3) Fleksibilitas
dengan Operasi Matematika : Tidak seperti skala lainnya, skala rasio
memungkinkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Fleksibilitas
ini berarti Anda dapat melakukan analisis mendalam, mulai dari menghitung
rata-rata hingga memeriksa rasio pertumbuhan, sehingga sangat berguna untuk
kumpulan data yang kompleks.
4) Rasio
yang Bermakna : Skala rasio memungkinkan pernyataan seperti "dua kali
lebih banyak" atau "setengah lebih banyak" menjadi akurat dan
signifikan. Misalnya, 20 pon adalah dua kali lipat 10 pon, dan 50 mil adalah
setengah dari 100 mil, yang menawarkan perbandingan nyata di antara berbagai
nilai.
5) Analisis
Statistik Komprehensif : Dengan data rasio, Anda dapat menghitung
rata-rata, median, deviasi standar, dan ukuran statistik lainnya, yang
memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang tren dan distribusi.
6) Aplikasi
Luas : Skala rasio ideal untuk bidang yang menuntut pengukuran yang tepat,
seperti keuangan, ilmu kesehatan, teknik, dan penelitian sosial. Contoh data
rasio meliputi usia, pendapatan, jarak, dan waktu.
Skala rasio memiliki nilai nol
sejati, kemampuan untuk mendukung operasi aritmatika penuh, dan kemudahan
perbandingan yang menjadikannya alat yang berharga untuk mengumpulkan data yang
bermakna dan terperinci.
Beberapa keuntungan
utamanya:
1.
Pengukuran yang
Tepat: Skala rasio menawarkan tingkat presisi tertinggi, yang memungkinkan
pengukuran kuantitas yang akurat dengan titik nol sejati. Ini berarti bahwa
"nol" sebenarnya mewakili ketiadaan atribut yang sedang diukur.
2.
Perbandingan yang
Bermakna: Titik nol yang sebenarnya memungkinkan perbandingan yang
bermakna antara berbagai nilai. Anda dapat secara akurat mengatakan bahwa satu
nilai dua atau tiga kali lebih besar daripada yang lain, yang memberikan
wawasan berharga tentang data tersebut
3.
Aplikasi
Serbaguna: Skala rasio digunakan di berbagai disiplin ilmu, termasuk: (a) Riset
pasar: Menganalisis angka penjualan, pangsa pasar, dan kepuasan pelanggan.
(b) Keuangan: Mengukur laba, rugi, dan hasil investasi. (c)Perawatan
kesehatan: Melacak tanda-tanda vital pasien, dosis obat, dan hasil
pengobatan. (d) Penelitian ilmiah: Mengukur besaran fisika seperti suhu,
berat, dan panjang.
4.
Analisis Statistik Lanjutan: Data
skala rasio memungkinkan berbagai analisis statistik, termasuk menghitung
rata-rata, median, modus, deviasi standar, dan melakukan perhitungan yang lebih
rumit. Hal ini memungkinkan peneliti dan analis memperoleh wawasan yang lebih
mendalam dari data mereka.
5.
Komunikasi yang
Jelas: Sifat skala rasio yang tepat mendorong komunikasi hasil yang tidak
ambigu. Hal ini membantu menghindari salah tafsir dan memastikan bahwa semua
orang memiliki pemahaman yang sama saat membahas data.
Cara Menganalisis Data Rasio : Menganalisis
data rasio melibatkan berbagai teknik, berkat fleksibilitasnya terhadap semua
operasi matematika dasar.
Berikut cara memanfaatkan data
rasio secara maksimal dalam analisis Anda:
1.
Hitung Ukuran
Kecenderungan Sentral
Data rasio memungkinkan Anda menemukan mean (nilai
rata-rata), median (nilai tengah), dan modus (nilai yang paling sering muncul),
yang membantu Anda memahami titik pusat data Anda. Mean umumnya digunakan untuk
data rasio karena menggabungkan semua nilai dan memberikan satu angka
representatif.
2.
Gunakan Ukuran Dispersi
Untuk memahami penyebaran data rasio, hitung
rentang, varians, dan simpangan baku. Ukuran-ukuran ini menunjukkan seberapa
jauh nilai data berbeda dari rata-rata, yang memberikan wawasan tentang
variabilitas dan konsistensi dalam kumpulan data Anda.
3.
Terapkan Rasio dan
Proporsi
Data rasio memungkinkan perbandingan seperti
"dua kali lipat" atau "setengahnya". Misalnya, jika
menganalisis pendapatan, Anda dapat membandingkan berbagai kelompok pendapatan
secara langsung atau menghitung tingkat pertumbuhan dan proporsi untuk
mengamati tren dari waktu ke waktu.
4.
Lakukan Uji Statistik
Lanjutan
Data rasio mendukung statistik deskriptif dan
inferensial. Pengujian umum meliputi:
(a)
Uji-t dan ANOVA untuk
membandingkan rata-rata kelompok dan memahami apakah perbedaannya signifikan
secara statistik.
(b)
Analisis Korelasi dan
Regresi untuk memeriksa hubungan antara variabel rasio (misalnya,
pendapatan dan pola pengeluaran).
(c)
Uji Chi-square untuk
data berbasis frekuensi, menilai apakah ada hubungan antara kategori dalam
suatu kumpulan data.
5.
Visualisasikan dengan
Grafik dan Bagan
Grafik seperti histogram, diagram batang, dan
diagram sebar ideal untuk menampilkan data rasio. Histogram menunjukkan
distribusi data, sedangkan diagram sebar menunjukkan pola atau hubungan antara
dua variabel rasio, sehingga wawasan mudah ditafsirkan secara visual.
6.
Hitung Tingkat Pertumbuhan
dan Persentase
Dengan titik nol yang sebenarnya, data rasio
memungkinkan Anda menghitung persentase dan tingkat pertumbuhan, yang berharga
untuk melacak perubahan dari waktu ke waktu. Misalnya, Anda dapat mengukur
pertumbuhan pendapatan bulanan atau perubahan persentase dalam produktivitas.
7.
Segmentasikan dan
Bandingkan Data
Segmentasi data rasio ke dalam kelompok (misalnya,
kelompok usia, golongan pendapatan) memungkinkan analisis terperinci dalam
kategori tertentu. Pendekatan ini berguna untuk memeriksa perbedaan di seluruh
segmen demografi atau kelompok lain dalam kumpulan data Anda.
8.
Melakukan Analisis
Multivariat
Untuk analisis yang lebih kompleks, pertimbangkan
teknik multivariat untuk mempelajari beberapa variabel secara bersamaan.
Misalnya, dalam data pelanggan, Anda dapat menganalisis usia, pendapatan, dan
pengeluaran secara bersamaan untuk menemukan pola dalam perilaku pembelian.
Skala rasio paling baik digunakan
saat mengukur variabel dengan titik nol yang sebenarnya dan dapat dibandingkan
melalui operasi matematika. Variabel skala rasio ideal untuk data yang
memungkinkan perbandingan kuantitas yang tepat, seperti tinggi, berat, jarak,
dan usia.
Berikut ini adalah saat-saat Anda
biasanya ingin menggunakan skala rasio:
1)
Titik Nol Mutlak :
Ketika data Anda memiliki titik nol yang jelas (misalnya, bobot 0 berarti tidak
ada bobot), yang memungkinkan pernyataan bermakna tentang “tidak ada” suatu
kuantitas.
2)
Perbandingan
Kuantitatif : Ketika Anda perlu membuat pernyataan tentang seberapa banyak
lebih atau kurang suatu hal yang ada (misalnya, “dua kali lebih berat” atau
“setengah lebih panjang”).
3)
Analisis Matematika :
Ketika analisis Anda memerlukan penggunaan rasio, proporsi, atau perhitungan
lain yang melibatkan perbedaan dan perbandingan absolut (misalnya, rata-rata,
deviasi standar, atau peningkatan persentase).
4)
Konsistensi Lintas
Interval : Ketika Anda membutuhkan ukuran interval yang konsisten di
seluruh skala yang dapat dikalikan atau dibagi secara bermakna, seperti dalam
fisika atau keuangan.
Apa Perbedaan Antara Skala
Interval dan Skala Rasio? Skala interval dan rasio adalah dua dari
empat skala pengukuran yang menggambarkan atribut skala kuantitatif.
Kedua skala ini sering
membingungkan karena data rasio memiliki semua properti data interval, seperti
data harus memiliki nilai numerik, jarak antara dua titik sama, dll., tetapi
nol bersifat arbitrer pada data internal, sedangkan pada data rasio, nol
bersifat absolut.
Mari kita lihat lebih jauh
perbedaan antara kedua skala ini:
1.
Variabel skala interval
memiliki urutan tertentu, dan selisih di antara keduanya memiliki makna, tetapi
rasio di antara keduanya tidak memiliki makna apa pun. Misalnya, menaikkan suhu
dari 15 ke 30 derajat Celsius tidak berarti suhunya menjadi dua kali lebih
panas. Di sisi lain, baik selisih maupun rasio antara variabel skala
rasio memiliki makna. Misalnya, jika Anda menambah berat dari 10 kg menjadi 20
kg, maka beratnya menjadi dua kali lipat.
2.
Perbedaan utama lainnya
antara skala internal dan skala rasio adalah bahwa skala rasio memiliki nol
sejati, yang berarti jika suatu nilai adalah nol, maka nilai tersebut tidak
ada. Misalnya, jika Anda mengukur tinggi sebagai nol, maka tinggi tersebut
tidak ada. Sedangkan skala interval mungkin memiliki nol tetapi tidak
mutlak. Misalnya, jika Anda mengukur tinggi badan sebagai nol, itu ada. Dan
bahkan bisa negatif yang merupakan pengukuran lain pada skala interval.
3.
Parameter statistik
seperti perkalian dan pembagian tidak mempunyai arti dalam variabel skala
interval, sedangkan data rasio dapat dikalikan dan dibagi, dan ini merupakan
salah satu perbedaan mencolok antara skala pengukuran ini, yang hanya dapat
dijumlahkan dan dikurangkan. Misalnya, pada data rasio, selisih antara 5 dan 6
sama dengan selisih antara 7 dan 8, dan 10 dua kali lipat dari 5. Pengukuran
ini tidak mungkin dilakukan pada data interval.
Skala rasio merupakan skala
paling informatif yang memungkinkan peneliti menerapkan teknik statistik apa
pun, seperti rata-rata geometrik, rata-rata harmonik, dan koefisien variasi.
Selain itu, kecenderungan sentral juga dapat diukur melalui alat statistik apa
pun – Rata-rata, Median, atau Modus
Saat bekerja dengan variabel
rasio, rasio dua pengukuran merupakan interpretasi yang bermakna. Mari kita
ambil "berat", yang merupakan variabel rasio. Berat 8 gram dua kali
lebih berat dari berat 4 gram.
Contoh skala pengukuran rasio
adalah variabel yang memiliki titik nol absolut, artinya nol benar-benar
menunjukkan tidak ada atau tidak memiliki apa-apa. Contohnya
adalah berat badan, tinggi badan, suhu (dalam skala Kelvin), jarak, waktu,
dan jumlah barang
Contoh skala rasio: “Sudah
berapa tahun Anda bekerja di perusahaan ini?”
Alternatif jawaban:
(a)
Kurang
dari 5 tahun
(b)
5 tahun – 10 tahun
(c)
11 tahun – 15 tahun
(d)
16 tahun – 20 tahun
(e)
Lebih dari 20 tahun
D.
Skala
Interval
Skala interval adalah skala
pengukuran di mana jarak antara nilai-nilai yang berdekatan selalu sama, tetapi
tidak memiliki titik nol yang absolut atau alami. Dengan kata lain, kita
bisa menentukan selisih antara dua nilai pada skala interval, tetapi tidak bisa
mengatakan bahwa satu nilai adalah kelipatan dari nilai lainnya.
Jarak antara nilai-nilai yang
berdekatan selalu sama. Misalnya, jarak antara 10 derajat Celcius dan 20
derajat Celcius sama dengan jarak antara 20 derajat Celcius dan 30 derajat
Celcius.
Titik nol pada skala interval tidak berarti
ketiadaan variabel. Nol hanya merupakan titik referensi, dan tidak
menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak ada sama sekali.
Skala interval memungkinkan kita
untuk melakukan operasi matematika seperti penjumlahan dan pengurangan, tetapi
tidak memungkinkan kita untuk melakukan operasi seperti perkalian atau
pembagian karena tidak ada nol absolut.
Contoh: Suhu dalam skala Celcius
atau Fahrenheit, Skor pada tes standar seperti SAT atau IQ, Ukuran pH,
Tahun.
Perbedaan dengan Skala Lain:
1.
Skala Rasio: Skala
rasio juga memiliki jarak yang sama, tetapi memiliki titik nol absolut,
sehingga memungkinkan untuk melakukan semua operasi matematika, termasuk
perkalian dan pembagian.
2.
Skala Nominal: Skala
nominal hanya digunakan untuk mengklasifikasikan data, dan tidak memiliki
urutan atau jarak yang terdefinisi.
3.
Skala Ordinal: Skala
ordinal memiliki urutan, tetapi tidak memiliki jarak yang sama antara
nilai-nilai.
E.
Skala
Ordinal
Skala ordinal adalah skala
pengukuran yang digunakan untuk membedakan data berdasarkan urutan atau
tingkatan tertentu. Skala ini menunjukkan bahwa ada urutan atau peringkat
di antara kategori data, namun jarak antara tingkatan tersebut tidak selalu
sama. Contohnya, skala ordinal digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan
pelanggan (sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas) atau
peringkat dalam kompetisi.
Ciri-ciri Skala Ordinal:
1) Memiliki Urutan: Data dapat diurutkan berdasarkan
tingkatan atau peringkat, misalnya dari terendah ke tertinggi.
2) Tidak Memiliki Jarak yang Sama: Jarak
antara setiap tingkatan dalam skala ordinal tidak harus sama atau terukur
secara kuantitatif.
3) Dapat Digunakan untuk Mengukur Variabel Non-Numerik: Contohnya,
mengukur kepuasan pelanggan, tingkat pendidikan, atau kepuasan dalam suatu
survei.
4) Sering Digunakan dalam Penelitian Kualitatif: Skala
ordinal dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang opini, persepsi, atau
perasaan responden.
Contoh Skala Ordinal:
1.
Tingkat Kepuasan: Sangat
tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.
2.
Tingkat Pendidikan: SD,
SMP, SMA, Diploma, S1, S2, S3.
3.
Peringkat dalam Kompetisi: Juara
1, Juara 2, Juara 3, dll.
4.
Skala Likert: Sangat
setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Penerapan Skala Ordinal:
1)
Survei dan Kuesioner: Digunakan
untuk mengumpulkan data tentang opini, persepsi, atau perasaan responden.
2)
Penelitian Kualitatif: Digunakan
untuk memahami pola atau tren dalam data yang dikumpulkan.
3)
Analisis Data: Dapat
digunakan untuk analisis statistik, meskipun dengan metode yang berbeda dari
skala interval atau rasio.
Perbedaan dengan Skala Lain:
1.
Skala Nominal: Hanya
membedakan kategori berdasarkan jenisnya, tanpa urutan atau tingkatan.
2.
Skala Interval: Memiliki
urutan dan jarak yang sama antara setiap tingkatan, namun tidak memiliki titik
nol mutlak.
3.
Skala Rasio: Memiliki
urutan, jarak yang sama, dan titik nol mutlak.
F.
Skala
Nominal
Skala nominal adalah skala
pengukuran yang membagi data ke dalam kategori atau kelompok yang saling
eksklusif, tanpa adanya urutan atau peringkat di antara kategori
tersebut. Angka yang digunakan dalam skala nominal hanyalah label atau tag
untuk mengidentifikasi atau mengklasifikasikan suatu objek, bukan menunjukkan
nilai atau besaran.
Karakteristik Skala Nominal:
1.
Kategoris: Data
dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang berbeda.
2.
Saling Eksklusif: Setiap
objek hanya dapat termasuk dalam satu kategori saja.
3.
Tidak Ada Urutan: Kategori
tidak memiliki urutan atau peringkat yang melekat.
4.
Angka Sebagai Label: Angka
hanya digunakan untuk mengidentifikasi atau mengklasifikasikan, bukan untuk
menunjukkan urutan atau besaran.
Contoh
Skala Nominal:
1) Jenis
Kelamin (Laki-laki, Perempuan).
2)
Warna (Merah, Biru,
Hijau).
3)
Golongan Darah (A, B, O,
AB).
4)
Status Pekerjaan (Pegawai,
Wiraswasta, Belum bekerja).
5)
Agama (Islam, Kristen,
Hindu, Buddha).
Analisis Statistik pada Skala
Nominal:
a)
Hanya dapat dilakukan
analisis statistik deskriptif seperti menghitung frekuensi dan persentase
setiap kategori.
b)
Tidak dapat digunakan
untuk menghitung rata-rata, median, atau ukuran sentral lainnya karena angka
tidak memiliki makna numerik.
Pentingnya Skala Nominal:
1.
Skala nominal sangat
penting dalam penelitian kuantitatif untuk mengkategorikan dan
mengklasifikasikan data, sehingga peneliti dapat menganalisis frekuensi dan
distribusi setiap kategori.
2.
Pemahaman tentang skala
nominal memungkinkan peneliti untuk memilih metode analisis statistik yang
tepat.
Perbedaan
dengan Skala Lain:
1)
Skala Ordinal: Memiliki
urutan atau peringkat di antara kategori.
2)
Skala Interval: Memiliki
selang atau jarak yang sama antara kategori, tetapi tidak memiliki nilai nol
mutlak.
3)
Skala Rasio: Memiliki
nilai nol mutlak dan selang yang sama antara kategori.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
S. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Bennett,
N., Borg, W. R., & Gall, M. D. (1984). Educational Research: An
Introduction. British Journal of Educational Studies, 32(3), 274.
https://doi.org/10.2307/3121583
Emzir.
2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasiram,
Mohammad. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Malang: UIN Malang
Lubis.
A.Y, (2014) Filsafat Ilmu: Klasik hingga Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Muslim.
(2016). Varian-Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, Dan Jenis Penelitian Dalam
Ilmu Komunikas I, Wahana, Vol. 1, No. 10, Ganjil, 78-79
Sugiyono.
2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sudjana,
N. dan Ibrahim, R. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Suharsimi
Arikunto. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suparlan
Suhartono. 2008. Wawasan pendidikan: Sebuah pengantar pendidikan. Yogyakarta:
Ar-Ruzzmedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar