MATERI 4 - EKONOMI MRO ISLAM
Oleh: Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak
Teori
Penawaran Islam
A.
Pengertian
Penawaran Islam
Teori
yang menerangkan hubungan antara permintaan terhadap harga adalah merupakan
pernyataan positif yang disebut teori penawaran (penggunaan kata teori
penawaran hanya untuk membedakannya dengan hukum penawaran). Dengan demikian,
teori penawaran adalah "perbandingan terbalik antara penawaran terhadap
harga, yaitu apabila penawaran naik, maka harga relatif akan turun, sebaliknya
bila penawaran turun, maka harga relatif akan naik(Ismail:2010).
Teori
penawaran dalam Islam adalah teori yang menjelaskan hubungan antara
penawaran dan harga, serta bagaimana perilaku individu memengaruhi
penawaran. Teori ini didasarkan pada prinsip-prinsip syariah atau hukum
Islam.
Konsep permintaan
dalam islam menilai
suatu komoditi (barang
atau jasa) tidak
semuanya bisa dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal
dengan yang haram .Oleh karena itu, dalam teori permintan Islami membahas
permintaan barang halal, sedangkan dalam permintaan konvensional, semua
komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi dan digunakan.
Menurut
Ibnu Taimiyah, permintaan suatu barang adalah hasrat terhadap sesuatu, yang
digambarkan dengan istilah raghbah fil al-syai. Yang diartikan sebagai Jumlah barang
yang diminta.secara garis besar, permintaan dalam ekonomi Islam sama dengan
ekonomi konvensional, namun ada batasan batasan tertentu yang harus
diperhatikan oleh individu muslim dalam keinginannya. Islam mengharuskan untuk
mengkonsumsi barang yang halal lagi thoyyib. Aturan Islam melarang seorang
muslim memakan barang yang haram, kecuali dalam keadaan
darurat dimana apabila
barang tersebut tidak
dimakan, maka akan
berpengaruh pada kesehatan muslim tersebut.
Abu Yusuf
menyatakan “Kadang-kadang makanan berlimpah, tetapi tetap mahal dan
kadang-kadang makan sangat
sedikit tetapi murah”
Dari pernyataan
diatas, Abu Yusuf
menyangkal pendapat umum
mengenai hubungan terbalik
antara persediaan barang
(supply) dan harga
karena pada kenyataannya
harga tidak bergantung
pada permintaan saja,
tetapi juga bergantung pada
kekuatan penawaran. Oleh
karena itu, peningkatan/penurunan harga tidak selalu
berhubungan dengan peningkatan/penurunan permintaan atau penurunan/peningkatan
dalam produksi.
Sama seperti
permintaan yang diturunkan
dari fungsi konsumsi,
teori penawaran pada
dasarnya diturunkan dari
perilaku masing-masing perusahaan
dalam analisis biaya.
Perusahaan mana pun akan berproduksi hanya jika harga produk yang
berlaku lebih tinggi daripada biaya variabel rata-rata. Pada dasarnya, terdapat
garis harga yang jumlahnya tak terhingga di atas perpotongan kurva biaya
marjinal dan kurva biaya variabel rata-rata.
Dari
sini Anda dapat
melihat beberapa kuantitas
yang dapat ditawarkan
pada setiap tingkat
harga. Ketika membahas teori penawaran Islam, kita harus kembali ke
sejarah penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan bersamaan. dalam
memanfaatkan alam yang telah
disediakan tuhan untuk
kebutuhan manusia, kita
harus mengikuti larangan
“tidak melakukan kerusakan
terhadap bumi”. Larangan ini disebutkan di banyak tempat dalam Al-Qur'an dan
menunjukkan bahwa Allah sangat membenci orang-orang yang merusak bumi. Satu
Aspek penting yang menimbulkan perbedaan dalam perspektif ini tampaknya adalah
landasan filosofis dan moral yang dilandasi nilai-nilai Islam.
B.
Hukum
Penawaran
Jumlah barang yang ditawarkan akan selalu berbanding
lurus dengan harganya artinya jika harga barang naik, maka jumlah barang yang
ditawarkan bertambah, sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang yang
ditawarkan berkurang. Dalam hukum disebut kondisi ceteris paribus”
Fungsi
penawaran adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga (P) dengan
jumlah barang (Q) yang ditawarkan. Bila harga barang naik, maka jumlah
penawarannya bertambah dan bila harga barang turun, maka jumlah penawarannya
berkurang.
Dengan
demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan
adalah positif atau berbanding lurus.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Hukum Penawaran
ada lima faktor yang mempengaruhinya, berikut penjelasannya.
1)
Biaya produksi
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang
atau jasa juga dipengaruhi oleh biaya produksi. Semakin tinggi biaya produksi,
maka semakin sedikit barang yang dapat ditawar pada harga tertentu dan
sebaliknya.
2)
Kemajuan teknologi atau
adanya teknologi baru.
Teknologi yang terus berinovasi dapat meningkatkan efisiensi produksi, sehingga
mengurangi biaya dan memungkinkan produsen untuk menawarkan lebih banyak barang
dengan harga yang lebih rendah.
3)
Harga bahan baku untuk
membuat barang.
Naik turunnya harga bahan baku yang digunakan
dalam produksi dapat mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan. Jika harga
bahan baku naik, biaya produksi juga meningkat dan dapat mengurangi penawaran.
4)
Banyaknya produsen yang
menawarkan barang.
Banyaknya produsen yang menawarkan barang di pasar dapat mempengaruhi
penawaran. Jika jumlah produsen meningkat, maka pasokan barang akan terus
meningkat. Sehingga mempengaruhi harga dan ketersediaan barang.
5)
Laba yang diinginkan
produsen atau penjual.
Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh produsen
atau penjual juga mempengaruhi penawaran. Jika jumlah produsen atau penjual
menginginkan laba yang lebih tinggi, maka akan mengurangi jumlah barang yang
ditawarkan atau menaikkan harga.
C.
Hubungan
Harga dengan Penawaran
Harga dan
penawaran merupakan dua konsep penting dalam ekonomi yang saling berhubungan
erat. Secara umum, penawaran merujuk pada jumlah barang atau jasa yang tersedia
untuk dijual di pasar pada berbagai tingkat harga, sedangkan harga adalah nilai
yang dibayar oleh pembeli untuk memperoleh barang atau jasa tersebut. Dalam
pasar bebas, hubungan antara harga dan penawaran memiliki pengaruh yang sangat
signifikan terhadap perilaku produsen dan konsumen.
Secara
teoritis, hubungan antara harga dan penawaran dijelaskan melalui hukum
penawaran yang menyatakan bahwa, ceteris paribus, semakin tinggi harga suatu
barang, semakin banyak barang yang akan ditawarkan oleh produsen. Hal ini
terjadi karena produsen cenderung untuk meningkatkan produksi dan penjualan
barang ketika harga barang tersebut tinggi. Sebaliknya, jika harga barang
turun, produsen akan cenderung nama mengurangi jumlah barang yang mereka
tawarkan, karena mereka mungkin tidak dapat memperoleh keuntungan yang
diinginkan pada harga yang lebih rendah.
Fenomena
ini terjadi karena adanya insentif bagi produsen untuk meningkatkan produksi
ketika harga barang lebih menguntungkan. Dengan harga yang lebih tinggi,
produsen bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan per unit barang yang dijual,
sehingga mereka akan terdorong untuk menawarkan lebih banyak barang ke pasar.
Sebaliknya, jika harga turun, maka produsen mungkin merasa bahwa biaya produksi
tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga mereka akan
mengurangi jumlah barang yang ditawarkan.
Hubungan
Antara Harga, Penawaran, dan Kurva Penawaran adalah Harga barang dianggap
sebagai faktor yang sangat penting dalam menentukan penawaran. Oleh sebab itu,
teori penawaran lebih fokus ke hubungan antara harga dengan jumlah barang yang
ditawarkan.
Hukum
penawaran berisi pernyataan yang menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu
barang dengan jumlah
barang yang ditawarkan.
Prinsip
hukum ini untuk melihat keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya
apabila harganya tinggi. Selain itu, untuk mengetahui keinginan penjual dalam
menawarkan barangnya apabila harganya rendah.
Hukum
penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak
jumlah barang yang ditawarkan. Pun begitu sebaliknya. Sebagai ilustrasi,
berikut contohnya.
Gambaran
tersebut adalah daftar jumlah penawaran pada berbagai tingkat harga atau
disebut daftar penawaran. Contoh di atas menunjukkan penawaran buah durian yang
ada di suatu pasar.
Saat
harga durian Rp25.000,- penjual akan menawarkan sebanyak 1.000 buah. Namun saat
harga turun menjadi Rp5.000,- penjual akan mengurangi atau hanya bersedia
menawarkan 200 buah.
Agar
lebih jelas, berdasarkan tabel di atas akan diilustrasikan ke dalam bentuk
kurva penawaran sebagai berikut.
Kurva
penawaran menunjukkan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang
yang ditawarkan. Hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta
ditunjukkan oleh titik A, B, C, D, dan E.
Garis
yang menghubungkan antara titik-titik tersebut adalah kurva penawaran dan dalam
hal ini diberikan simbol SS’. Dalam analisis penawaran harus dibedakan antara
penawaran dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Penawaran
adalah jumlah keseluruhan secara kuantitas dari setiap tingkat harga pada
sebuah kurva penawaran. Sedangkan jumlah barang yang ditawarkan berarti jumlah
barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu.
D.
Kurva
Penawaran
Kurva
penawaran (supply curve) adalah grafik hubungan antara harga barang dan
jumlah penawaran. Kurva ini dibuat atas dasar data riil mengenai hubungan
tingkat harga barang dan jumlah penawaran barang tersebut yang dinyatakan dalam
daftar penawaran (supply schedule). Kurva penawaran miring ke atas sebab
dengan asumsi hal hal lain tetap, harga yang
lebih tinggi berarti
lebih banyak barang
yang ditawarkan. Seperti
halnya permintaan pasar
yang merupakan jumlah
dari permintaan semua
pembeli, penawaran pasar
juga merupakan jumlah
penawaran dari semua
penjual.
Kurva penawaran
adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dan jumlah barang
yang ditawarkan. Kurva ini dibuat berdasarkan data riil dan dapat
menunjukkan bagaimana produsen merespon perubahan harga.
Berikut
gambaran dari kurva penawaran untuk sebuah transaksi yang seringkali diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pergeseran
kurva penawaran dapat
bergeser baik ke kanan maupun ke kiri. Untuk pergeseran dapat terjadi karena
beberapa hal antara lain harga input, teknologi, dan pajak. Untuk lebih
jelasnya, simak gambar pergeseran kurva penawaran berikut ini.
Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa pada awalnya kurva
penawaran adalah SS’. Titik A menggambarkan pada waktu harga adalah P1 dan
jumlah barang yang ditawarkan adalah Q1.
Saat harga turun menjadi P2 hubungan di antara harga dan jumlah
barang yang ditawarkan bergerak ke Titik A2. Artinya jumlah barang yang ditawarkan
hanyalah sebanyak Q2.
Pergeseran Kurva Penawaran
Mengutip Pengantar
Ekonomi Mikro karya Febrina Mahliza, berikut faktor-faktor yang memengaruhi
pergeseran kurva penawaran.
1. Harga
input atau faktor-faktor produksi
Pembayaran
kepada faktor-faktor produksi berhubungan dengan penentuan beban biaya
produksi, misalny, upah tenaga kerja. Jika upah tenaga kerja meningkat, jumlah
barang yang ditawarkan dapat berkurang. Lalu kurva penawaran akan bergeser ke
kiri.
Sementara
itu, jika upah tenaga kerja menurun, jumlah barang yang ditawarkan dapat
meningkat. Kemudian kurva penawaran bergeser ke kanan.
2. Pajak
Jika
pajak naik, jumlah barang yang ditawarkan akan menurun. Lalu kurva penawaran
barang yang diminta pun akan bergeser ke kiri. Sedangkan jika pajak turun,
jumlah barang yang ditawarkan naik. Kurva penawaran barang yang diminta pun
akan bergeser ke kanan.
3.
Tingkat teknologi
Jika
tingkat teknologi yang digunakan canggih, jumlah barang yang ditawarkan tinggi.
Kemudian kurva penawaran barang akan bergeser ke kanan.
Sementara
itu, bila tingkat teknologi yang digunakan rendah, jumlah barang yang
ditawarkan akan rendah. Lalu kurva penawaran barang pun bergeser ke kiri.
Penawaran pasar
adalah jumlah dari kedua
penawaran individu tersebut. Kalau
penawaran bertambah
diakibatkan oleh faktor-faktor di luar
harga, maka supply bergeser ke kiri atas. Jumlah yang
ditawarkan adalah:
a.
Jumlah barang atau jasa
yang ingin dijual oleh produsen pada tingkat harga tertentu.
b.
Jumlah ini
mungkin tidak sama
dengan jumlah yang
benar-benar dijual, terutama
ketika jumlah yang diminta di pasar rendah.
c.
Jumlah ini berhubungan
dengan dimensi waktu (per hari, per minggu, dan per tahun).
d.
Jumlah yang
diual oleh produsen
sama dengan jumlah
yang dibeli oleh
konsumen jumlah yang
dipertukarkan.
Penawaran
adalah:
1)
Jumlah barang/jasa yang
ingin dijual oleh produsen pada setiap tingkat harga selama periode waktu
tertentu.
2)
Merupakan kumpulan dari
tingkat jumlah yang ditawarkan (Qs), sehingga membentuk kurva penawaran. Daftar
penawaran (supply schedule)
adalah tabel yang
menunjukkan hubungan antara
harga barang dan
jumlah penawaran dengan
asumsi semua hal
lain yang dapat
memengaruhi harga jual
tetap. Contoh: seorang
penjual es krim
untuk berbagai tingkat
harga. Untuk harga di bawah Rp 10.000, Udin tidak menawarkan es krim
sama sekali. Ketika harga meningkat, ia menawarkan lebih banyak atau lebih
banyak lagi es krim.
3)
Kalau berkurang
kurva supply bergeser ke kiri
atas.
4)
Terbentuknya harga pasar
ditentukan oleh mekanisme pasar.
E.
Perspektif
Penawaran dalam Ekonomi Syariah
Teori penawaran Islami, kita harus kembali kepada sejarah
penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang
bersamaan.Dalam memanfaatkan alam yang
telah disediakan Allah bagi
keperluan manusia, larangan yang harus dipatuhi adalah
“Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”.
Larangan ini
tersebar di banyak tempat
dalam Al-Qur'an dan
betapa Allah sangat membenci
mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi.Secara umum
tidak banyak perbedaan antarateori permintaan konvensional dengan
Islami sejauh hal
itu dikaitkan dengan variabel
atau faktor yang turut berpengaruh terhadap posisi
penawaran.
Bahkan bentuk
kurva secara umum pada
hakekatnya sama. Satu
aspek penting yang memberikan
suatu perbedaan dalam pespektif
ini kemungkinan besar berasal dari
landasan filosofi dan
moralitas yang didasarkan pada
premis nilai-nilai
Islam.Yang pertama adalah
bahwa Islam memandang manusia
secara umum, apakah sebagai konsumen
atau produsen, sebagai suatu objek
yang terkait dengan
nilai-nilai.
Nilai-nilai yang
paling pokok yang didorong oleh
Islam dalam kehidupan perekonomian adalah
kesederhanaan, tidak silau dengan
gemerlapnya kenikmatan duniawi (zuhud)
dan ekonomis (iqtishad). Inilah nilai-nilai
yang seharusnya menjadi trend
gaya hidup Islamic
man. Yang kedua adalah
norma-norma Islam yang
selalu menemani kehidupan manusia
yaitu halal dan haram.
Produk-produk dan
transaksi pertukaran barang dan
jasa tunduk kepada norma
ini. Hal-hal yang
diharamkan atas manusia itu pada
hakekatnya adalah barang-narang atau transaksi-transaksi yang berbahaya bagi
diri mereka dan kemaslahatannya.
Namun demikian,
bahaya yang ditimbulkan itu
tidak selalu dapat
diketahui dan dideteksi oleh kemampuan indrawi atau akal manusia
dalam jangka pendek.
Sikap yang benar dalam menghadapi persoalan ini adalah kepatuhan
kepada diktum disertai pencarian hikmah di balik itu.
Dengan
kedua batasan ini maka lingkup produksi dan pada gilirannya adalah
lingkup penawaran itu sendiri
dalam ekonomi Islam
menjadi lebih sempit dari pada
yang dimiliki oleh ekonomi konvensional.
Dengan demikian
terdapat dua
penyaringan(filtering) yang membuat wilayah penawaran (domain) dalam
ekonomi Islam menyempit
yaitu filosofi kehidupan Islam
dan norma moral Islam.Dalam perspektif ekonomi
Islam, manusia diinjeksi dengan
norma moral Islam sehingga
nafsu untuk memenuhi keinginannya tidak selalu
dipenuhi.
Demikian juga
cara untuk memenuhi keinginan tersebut
senantiasa dikaitkan
dengan norma moral
Islam yang sellau menemaninya ke
mana saja dan
di mana saja. Karena itu, semua
barang dan jasa yang diproduksi
dan ditawarkan ke
pasar mencerminkan
kebutuhan riil dan
sesuai dengan tujuan syariah itu sendiri (maqoshidu syariah). Dalam perspektif
ini tidak dimungkinkan produksi
barang yang tidak berguna
secara syar’i. Kedua rasionalitas.
Asumsi kedua
ini merupakan turunan dari
asumsi yang pertama. Jika
ilmu ekonomi konvensional melihat
bahwa manusia adalah economic
man yang selalu didorong untuk melampiaskan
keinginannya dengan caraapapun, maka asumsi rasionalitas merupakan ruhnya yang
mengilhami seluruh usahanya
dalam rangka memenuhi keinginannya tersebut.
Selama
manusia menguras tenaga
dan pikirannya untuk memenuhi
keinginannya dengan cara apapun,
ia adalah makhluk
rasional. Ketika produsen
berusaha memaksimalkan keuntunganan, dengan mengabaikan tanggung jawab sosial, ia
adalah makhluk rasional dan
tidak perlu dikhawatirkan. Begitu juga
dengan konsumen yang
ingin memaksimalkan nilai guna
(utility) ketika membeli suatu
produk, maka ia berjalan pada jalur
rasionalitas dan hal
itu secara ekonomi adalah baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Adi
warman Karim. 2011. Ekonomi Mikro Islam edisi ketiga. Jakarta: Rajawali
Pers
An’im
Fattach. 2017. “TEORI PERMINTAAN DAN
PENAWARAN DALAM EKONOMI ISLAM” Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen, Volume II
No.3, Oktober2017
Ismail
Nawawi. 2010. Ekonomi Mikro dalam
Perspektif Islam. Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar