Sabtu, 19 April 2025

POLA PEMBERDAYAAN FILANTOPI ISLAM

 MATERI 5 - FILANTROPI ISLAM

Oleh: Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak


Pola Pemberdayaan Filantropi Islam

 

A.Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.

Menurut World Health Organization (WHO), pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses yang memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan kontrol atas kehidupan mereka. Proses tersebut melibatkan peningkatan aset dan atribut masyarakat serta membangun kapasitas mereka untuk mendapatkan akses, mitra, jaringan, hingga mendapatkan kendali. Dalam pemberdayaan masyarakat kita seringkali melibatkan pihak eksternal. Namun, perlu diingat bahwa dalam pemberdayaan masyarakat, diri seseorang menjadi aset mereka sendiri, sehingga peran pihak eksternal adalah untuk memfasilitasi atau mendampingi masyarakat dalam memperoleh kontrol atas kehidupannya.

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan sumber daya manusia atau masyarakat itu sendiri, yang melibatkan penggalian kemampuan pribadi, kreativitas, kompetensi, dan daya pikir, serta peningkatan tindakan yang lebih baik dari waktu sebelumnya. Ini adalah upaya untuk memandirikan dan memampukan masyarakat, mendorong mereka untuk lebih berdaya guna dan berhasil guna, serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan mereka. 

Pemberdayaan masyarakat melibatkan beberapa aspek penting:

1.  Pembangunan Sumber Daya Manusia:

Pemberdayaan berfokus pada peningkatan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, baik secara individu maupun kelompok. 

2.  Partisipasi Masyarakat:

Pemberdayaan selalu melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. 

3.  Kemandirian dan Kesejahteraan:

Tujuan utama pemberdayaan adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, serta meningkatkan kesejahteraan mereka di berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan politik. 

4.  Peningkatan Kesadaran:

Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi yang mereka miliki, serta mendorong mereka untuk memanfaatkan potensi tersebut secara optimal. 

5.  Pendampingan dan Kebijakan:

Pemberdayaan seringkali melibatkan pendampingan dari pihak luar, seperti pemerintah atau organisasi nirlaba, serta penetapan kebijakan dan program yang mendukung kemajuan masyarakat. 

6.  Pemberdayaan Sosial:

Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai proses membangun otonomi, kekuatan, kepercayaan diri, dan cara-cara lain yang diperlukan untuk mewujudkan perubahan dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik. 

Contoh Penerapan Pemberdayaan Masyarakat:

Pemberdayaan masyarakat dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti:

1)      Peningkatan Ekonomi:

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui pelatihan keterampilan, akses modal, pengembangan usaha, dan pemasaran produk. 

2)      Peningkatan Pendidikan:

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui akses pendidikan yang lebih luas, pelatihan guru, dan pengembangan kurikulum yang relevan. 

3)      Peningkatan Kesehatan:

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan, kampanye kesehatan, dan perubahan perilaku hidup sehat. 

4)      Peningkatan Lingkungan:

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan konservasi, pengelolaan sampah, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. 

Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah:

1. Perbaikan kelembagaan

Lembaga yang baik adalah lembaga yang memiliki kegunaan yang jelas, tujuan yang dapat diukur, serta program kerja yang terarah. Selain itu, semua anggotanya wajib menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik. Pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan hal ini.

Kelembagaan yang baik akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai program komunitas. Dengan begitu, kelembagaan dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal. Dengan demikian, masyarakat yang terlibat dalam program atau kegiatan semacam ini dapat merasa berdaya dan memiliki peran dalam memajukan lembaganya.

2. Perbaikan usaha

Selanjutnya, pemberdayaan masyarakat diharapkan mampu memperbaiki usaha warga setempat. Perbaikan usaha ini nantinya dapat berguna dalam mengembangkan masyarakat setempat. Dengan demikian, masyarakat dapat memenuhi semua kebutuhan para individunya.

3. Perbaikan pendapatan

Masih menyambung tujuan sebelumnya, perbaikan usaha atau bisnis juga akan berdampak pada perbaikan pendapatan masyarakat. Dengan begitu, individu-individu dalam masyarakat dapat memiliki kehidupan yang lebih layak.

4. Perbaikan kehidupan

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat di antaranya adalah kesehatan, pendidikan, dan ekonomi (pendapatan). Pendapatan yang menjadi lebih baik karena pemberdayaan masyarakat menjadikan masyarakat memiliki akses yang lebih baik pula terhadap pendidikan maupun kesehatan.

5. Perbaikan masyarakat

Pada akhirnya, semua perbaikan-perbaikan yang dihasilkan dari pemberdayaan masyarakat akan membuat masyarakat lebih baik secara keseluruhan. Jika setiap individunya memiliki kehidupan yang baik dan layak, maka kehidupan sosial yang tercipta akan baik juga. Mereka dapat berinteraksi dan mendukung satu sama lain sehingga tercipta kehidupan sosial yang rukun.

        Contoh Pemberdayaan Masyarakat

1. PNPM Mandiri atau PNPM Pedesaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan atau dikenal sebagai PNPM Perdesaan merupakan program yang digagas oleh pemerintah dengan tujuan untuk menanggulangi kemiskinan dan mengembangkan lapangan pekerjaan di pedesaan.

Program ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan fasilitas pemberdayaan, pendampingan, dan pelatihan. Program ini aktif melibatkan masyarakat dalam semua proses yang berlangsung, dari perencanaan, pengambilan keputusan, hingga pelaksanaannya. Program ini diharapkan mampu memperlambat atau mencegah urbanisasi.

2. Lembaga swadaya masyarakat (LSM)

Lembaga swadaya masyarakat atau LSM menitikberatkan pada pelayanan sukarela atau menurut kehendak sendiri kepada komunitas atau masyarakat. LSM biasanya bergerak di suatu bidang tertentu yang telah ditetapkan oleh organisasi atau lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. LSM tidak ditujukan untuk mencari keuntungan.

3. Tenun.in

Tenun.in adalah program pemberdayaan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diinisiasi oleh Insan Bumi Mandiri. Dalam program ini, penenun-penenun NTT mendapatkan beragam pembinaan, mulai dari pengembangan produk hingga pemasaran. Misi dari program pemberdayaan ini adalah untuk meluaskan keindahan lokal tenun NTT dengan memberdayakan setiap penenun lokal di sana.

Pihak Insan Bumi Mandiri sama sekali tidak terlibat dalam proses produksi komoditas tenunnya, namun hanya berperan sebagai pendamping maupun fasilitator. Dari contoh pemberdayaan ini kita dapat memahami dengan jelas maksud dari pemberdayaan masyarakat yang berusaha merealisasikan potensi masyarakat agar masyarakat memiliki kontrol penuh terhadap hidupnya.

Hingga sekarang, Tenun.in sudah memiliki 3 sentra yang tersebar di berbagai wilayah di NTT. Program pemberdayaan ini tidak akan berhenti pada 3 sentra Tenun.in yang sudah berdiri. Sahabat juga dapat menjadi bagian dari kolaborasi kebaikan untuk penenun di wilayah pedalaman lainnya.

 

B.Pola pendekatan karitas (charity approach)

Pendekatan karitas (charity approach) dalam filantropi adalah pendekatan yang menekankan pada tindakan belas kasih dan pemberian bantuan sosial kepada mereka yang membutuhkan, seperti kaum miskin atau yang mengalami kesulitan. 

Pendekatan ini seringkali bersifat sementara dan lebih fokus pada mengatasi gejala masalah sosial daripada akar penyebabnya. 

Pendekatan karitas seringkali melibatkan pemberian langsung bantuan, seperti makanan, pakaian, atau uang tunai, kepada individu atau kelompok yang membutuhkan. 

Pendekatan ini cenderung fokus pada mengatasi masalah yang terlihat (gejala) daripada mengidentifikasi dan menanggulangi akar penyebab masalah sosial. 

Dampak dari pendekatan karitas mungkin bersifat sementara, karena bantuan yang diberikan tidak selalu memberikan solusi yang berkelanjutan bagi penerima bantuan. 

Karitas (charity) menekankan pada rasa belas kasih dan keinginan untuk membantu orang lain yang mengalami kesulitan atau masalah sosial. 

Pola charity termasuk Filantropi Tradisional dimana Pendekatan karitas sering dianggap sebagai bentuk filantropi tradisional, yang telah ada sejak lama dan masih banyak digunakan hingga saat ini. 

Pendekatan karitas juga memiliki peran penting dalam memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama di masa krisis atau bencana. 

Contoh:

1)      Penyumbangan makanan kepada warga yang terdampak banjir.

2)      Pemberian uang tunai kepada keluarga yang kehilangan mata pencaharian.

3)      Pengadaan pakaian layak pakai untuk anak-anak yang kurang mampu.

Keunggulan dan Kekurangan pola Pendekatan karitas (charity approach) dalam filantropi:

Keunggulan dari pendekatan ini adalah dapat memberikan bantuan yang cepat dan langsung kepada mereka yang membutuhkan, serta dapat memberikan rasa kebahagiaan dan kepuasan bagi pemberi. 

Pendekatan ini mungkin tidak memberikan solusi yang berkelanjutan dan dapat menciptakan ketergantungan bagi penerima bantuan. 

Dari uraian yang tertera diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Pendekatan karitas (charity approach) adalah pendekatan yang penting dalam filantropi, terutama dalam memberikan bantuan sosial kepada mereka yang membutuhkan. Namun, pendekatan ini juga perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, karena dampaknya mungkin bersifat sementara dan perlu dikombinasikan dengan pendekatan lain yang lebih fokus pada pemberdayaan dan solusi yang berkelanjutan. 

 

C.  Pola filantropi ilmiah (scientific philanthropy)

Pola filantropi ilmiah (scientific philanthropy) adalah pendekatan yang fokus pada menghilangkan atau mengurangi penyebab masalah sosial dengan menggunakan pengetahuan dan penelitian untuk memahami akar permasalahan tersebut. 

Pendekatan ini lebih menekankan pada proses perubahan, bukan hanya pemberian langsung, dan menekankan pada penggunaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan rekayasa untuk meningkatkan kondisi kemanusiaan. 

Fokus pola Filantropi ilmiah bertujuan untuk mengatasi masalah sosial dari akar penyebabnya, bukan hanya memberikan bantuan langsung. 

Metode ini mengutamakan penelitian dan pendidikan untuk memahami dan mengatasi masalah sosial, daripada sekadar memberikan pelayanan. 

Pendekatan ini memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan rekayasa untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, seperti yang ditekankan oleh Rockefeller Snr. 

Dengan memahami penyebab masalah, filantropi ilmiah bertujuan untuk menghasilkan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan, dibandingkan dengan pendekatan filantropi yang lebih umum. 

Contohnya, penelitian tentang penyebab kemiskinan dan kemudian mengembangkan program pendidikan atau pelatihan yang dirancang khusus untuk mengatasi akar masalah tersebut. 

 

D.   Pola neo-filantropi ilmiah (new scientific philanthropy)

Pola neo-filantropi ilmiah (new scientific philanthropy) adalah pendekatan yang lebih fokus pada proses pemberian bantuan daripada peran atau nilai-nilai unik lembaga filantropi. 

Pendekatan ini menekankan penggunaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan rekayasa untuk memastikan dampak yang maksimal dari upaya filantropi. 

Fokus dan proses dari pola Neo-filantropi ilmiah lebih menekankan pada proses pemberian bantuan, seperti bagaimana dana dialokasikan dan bagaimana proyek-proyek filantropi dievaluasi, ketimbang pada nilai-nilai atau peran khusus yang mungkin dimiliki oleh lembaga filantropi. 

Pendekatan ini berupaya memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk memastikan bahwa upaya filantropi efektif dan berdampak positif. 

Neo-filantropi ilmiah menekankan pentingnya evaluasi dan pengukuran dampak dari proyek-proyek filantropi, sehingga dapat diketahui apakah upaya tersebut berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. 

Contohnya, dalam bidang kesehatan, neo-filantropi ilmiah mungkin digunakan untuk menguji efektivitas program-program kesehatan baru atau untuk mengidentifikasi area yang paling membutuhkan perhatian. 

Singkatnya, neo-filantropi ilmiah adalah pendekatan yang berupaya meningkatkan efektivitas dan dampak upaya filantropi dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan rekayasa

E. Pola pendekatan kreatif (creative philanthropy)

Pola pendekatan kreatif (creative philanthropy) dalam filantropi adalah pendekatan yang menggabungkan berbagai pendekatan dan praktik filantropi sebelumnya, seperti model pelayanan, filantropi ilmiah, dan neo filantropi ilmiah, dengan menambahkan formula baru untuk menciptakan dampak yang lebih besar. 

Pendekatan ini menekankan pada inovasi, kreativitas, dan penggunaan berbagai sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan filantropi.

Pola pendekatan kreatif dalam filantropi (creative philanthropy) adalah pendekatan yang inovatif dan tidak konvensional dalam memberikan bantuan atau sumbangan untuk tujuan sosial. 

Pola pendekatan kreatif dalam filantropi (creative philanthropy) memberikan manfaat yang luas, baik bagi lembaga yang mengimplementasikannya maupun bagi masyarakat yang menerima manfaatnya. Manfaat utamanya adalah meningkatkan efektivitas dan dampak filantropi, serta mendorong inovasi dan kolaborasi dalam mencapai tujuan sosial. 

Berikut adalah beberapa manfaat spesifik dari pendekatan kreatif dalam filantropi:

a.   Dampak yang lebih luas dan berkelanjutan:

Pendekatan kreatif memungkinkan filantropi untuk mencapai lebih banyak orang dan memberikan dampak yang lebih dalam, bahkan selama beberapa generasi. 

b.  Inovasi dan adaptasi:

Filantropi kreatif mendorong inovasi dalam model pelayanan dan pendekatan, sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang beragam dan terus berubah. 

c.    Kolaborasi dan kemitraan:

Pendekatan ini menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga filantropi, pemerintah, dan sektor swasta, sehingga dapat menciptakan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. 

d.  Penguatan kapasitas lokal:

Filantropi kreatif seringkali melibatkan masyarakat setempat dalam perencanaan dan pelaksanaan program, sehingga dapat memperkuat kapasitas mereka untuk mandiri dan mengatasi masalah mereka sendiri. 

e.   Peningkatan kesejahteraan filantropis:

Terlibat dalam kegiatan filantropi, termasuk pendekatan kreatif, dapat meningkatkan rasa empati, perspektif, dan tujuan hidup bagi para filantropis. 

f.     Meningkatkan reputasi dan citra lembaga:

Lembaga yang menerapkan pendekatan kreatif dalam filantropi dapat meningkatkan reputasi dan citra positif mereka sebagai lembaga yang inovatif, peduli, dan bertanggung jawab sosial. 

g.   Menumbuhkan semangat dan partisipasi masyarakat:

Kegiatan filantropi yang kreatif dapat melibatkan masyarakat dalam berbagai cara, seperti melalui kompetisi, event amal, atau kegiatan sukarela, sehingga dapat menumbuhkan semangat partisipasi dan kolaborasi

Contoh Pola pendekatan kreatif (creative philanthropy) adalah:

1.  Filantropi Komunitas:

Mengembangkan program yang berakar pada komunitas dan memperkuat kearifan lokal. Contoh: California Fire Foundation mendirikan dana bantuan bencana untuk mendukung petugas pemadam kebakaran dan warga di Maui. 

2.  Filantropi Seni dan Budaya:

Mendukung seniman dan inisiatif keadilan sosial melalui seni. Contoh: Organisasi nirlaba yang menyediakan tempat tinggal pendidikan seni di sekolah. 

3.  Filantropi Digital:

Menggunakan teknologi untuk mengumpulkan dana atau memberikan bantuan. Contoh: Crowdfunding untuk mendanai fasilitas umum dan sosial, seperti taman anggrek dan museum artifak. 

4.  Filantropi Strategis:

Menyusun strategi konkret dan menyeluruh untuk mencapai tujuan sosial. Contoh: Dana yang menggunakan modal untuk memperkuat masyarakat melalui advokasi dan dukungan terhadap akses terhadap seni. 

5.  Filantropi Perusahaan:

Mengoptimalkan inisiatif CSR dengan keterlibatan karyawan. Contoh: Perbaikan internal pada strategi keterlibatan karyawan untuk menciptakan tempat kerja yang lebih inklusif. 

6.  Filantropi dengan Pendekatan Penelitian:

Memfokuskan pada penelitian dan pendidikan untuk memahami akar penyebab masalah sosial. Contoh: Mempelajari dan mengatasi masalah sosial, kesehatan, dan ekonomi dengan memahami penyebabnya. 

7.  Filantropi dengan Pendekatan Sukarelawan:

Menawarkan waktu dan bakat untuk mendukung program sosial. Contoh: Menjadi sukarelawan di program sepulang sekolah di perpustakaan. 

8.  Filantropi dengan Pendekatan Pemberdayaan:

Memberikan pelatihan atau dukungan ekonomi untuk meningkatkan kemandirian masyarakat. Contoh: Program "Senyum Mandiri" yang fokus pada pemberdayaan ekonomi produktif masyarakat binaan. 

Singkatnya, filantropi kreatif adalah tentang menciptakan solusi inovatif untuk masalah sosial, di luar pemberian uang atau harta saja

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anheier, H. K., & Leat, D. 2006. Creative Philanthropy;Toward a New Philanthropy for the Twenty-First Century. London and New York: Routledge.

Burlingame, Dwight F. 2006. Philanthropy dalam Microsoft Encarta Standard Ilchman, W. F. ., Katz, S. N. ., & Queen,

E. L. (Eds.). (1998). Philanthropy In The World’s Traditions. Bloomington and Indianapolis: Indiana University Press.

Idris Thaha (editor). 2003. Berderma untuk Semua. Jakarta: Teraju Mizan dan PBB UIN Jakarta.

Kholiq, A. 2012. Pendayagunaan zakat, infak dan sedekah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di kota semarang.

Riptek. Midgley, James O.1995. Social Development; the Developmental Perspective In Social Welfare. London: Sage Publication Midgley,James O.1997. Social Welfare in Global Context. London :Sage Publication

Nasrullah, A. 2015. Pengelolaan DAna FIlantropi Untuk Pemberdayaan Pendidikan Anak Dhuafa. Hunafa: Jurnal Studia Islamika

https://kumparan.com/berita-hari-ini/community-empowerment-pengertian-tujuan-dan-contoh-programnya-1zBjpGdCSxI/full

https://www.gramedia.com/literasi/strategi-pemberdayaan-masyarakat/#Tujuan_dan_Strategi_Pemberdayaan_Masyarakat

https://www.who.int/teams/health-promotion/enhanced-wellbeing/seventh-global-conference/community-empowerment#:~:text=Community%20empowerment%20refers%20to%20the,common%20interests%2C%20concerns%20or%20identities.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2022


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH DALAM BISNIS KONTEMPORER

  MATERI- PENGANTAR BISNIS ISLAM Oleh: Eny Latifah, S.E.Sy.,M.Ak Perspektif Ekonomi Syariah dalam Bisnis Kontemporer   A.      Pengertian Ek...