MATERI 8- METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF
Oleh: Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak
Metode
Eksperimen
A. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen dalam penelitian kuantitatif
adalah sebuah pendekatan penelitian yang bertujuan untuk mencari tahu
pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol.
Apabila menilik pada KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), eksperimen memiliki arti sebagai percobaan yang bersistem
dan berencana untuk membuktikan kebenaran atas suatu teori atau sebagainya. Perlu
diketahui bahwa istilah “eksperimen” ini merupakan padanan bahasa asing
(Inggris) yakni “experiment”, yang ternyata juga dalam bahasa Latin
adalah “experiri” yang berarti menguji coba.
Adapun menurut Sugiyono (2019: 111) mengartikan
bahwa metode eksperimen merupakan metode penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(treatment atau perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalan kondisi
yang terkendalikan.
Kemudian, menurut Arikunto (2006), mendefinisikan
bahwa penelitian eksperimen ini merupakan suatu cara untuk mencari hubungan
sebab-akibat (kausal) antara dua faktor yang sengaja dimunculkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Lalu ada juga Solso & MacLin (2002) yang juga
berpendapat bahwa penelitian eksperimen ini adalah suatu penelitian yang di
dalamnya akan ditemukan minimal satu variabel manipulasi untuk mempelajari
hubungan sebab-akibat. Maka dari itu, penelitian eksperimen pasti akan
berkaitan erat dengan kegiatan menguji suatu hipotesis. Hal tersebut dilakukan
untuk mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahaan terhadap kelompok
atau variabel yang tengah diteliti.
Penelitian ini dilakukan dengan cara memanipulasi
variabel bebas (independen) dan mengamati pengaruhnya pada variabel terikat
(dependen).
Metode ini sering digunakan untuk menguji
hipotesis dan mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel
yang diteliti.
Memanipulasi Variabel: Dalam metode eksperimen, peneliti sengaja mengubah atau
memanipulasi variabel bebas (misalnya, jenis obat, metode pengajaran, dll)
untuk melihat dampaknya pada variabel terikat (misalnya, tingkat kesehatan,
hasil belajar, dll).
Kontrol Variabel: Peneliti berusaha untuk mengendalikan variabel lain yang dapat
memengaruhi hasil penelitian, agar pengaruh yang diamati benar-benar disebabkan
oleh variabel bebas yang dimanipulasi.
Pengamatan dan Analisis: Setelah manipulasi variabel bebas, peneliti mengamati dan mengukur
perubahan pada variabel terikat. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
untuk menentukan apakah ada hubungan sebab-akibat yang signifikan antara
variabel-variabel tersebut.
Contoh:
Penelitian untuk
menguji efektivitas obat baru terhadap pasien yang menderita penyakit tertentu,
atau penelitian untuk mengetahui pengaruh metode pengajaran baru terhadap hasil
belajar siswa.
B. Mengenal Variabel dalam Penelitian Eksperimen
Variabel adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan
dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Dapat disebut bahwa variabel adalah sesuatu yang
hendak kita teliti. Apabila dilihat pada penelitian eksperimen, maka
variabelnya ada dua yakni variabel eksperimental (treatment variable) dan
variabel non-eksperimental.
Variabel eksperimental (treatment variable) adalah
variabel yang berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu
keadaan tertentu; yang mana diharapkan mendapatkan dampak atau akibat dari adanya
eksperimen.
Variabel eksperimental ini menjadi kondisi yang
hendak diteliti oleh pihak peneliti mengenai bagaimana pengaruhnya terhadap
suatu gejala. Kemudian, variabel non-eksperimental adalah variabel yang tidak
sengaja dilakukan tetapi tetap dapat memberikan pengaruh terhadap hasil. Nah,
untuk mengetahui pengaruh atas variabel tersebut, maka kedua kelompok ini harus
dikenakan kontrol yang berbeda.
C. Karakteristik
1.
Memanipulasi
Variabel
Karakteristik pertama yang tidak dimiliki oleh metode penelitian
lain adalah tindakan manipulasi variabel. Dalam tindakan tersebut, tidak
dilakukan secara sembarangan begitu saja, tetapi tetap harus secara terencana
oleh si peneliti.
Tindakan manipulasi yang dimaksud adalah tindakan atau perlakuan
yang dilakukan oleh pihak peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah dengan dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka, guna memperoleh perbedaan efek dalam
variabel yang bersangkutan.
Misalnya dalam suatu proses penelitian eksperimen yang dilakukan
di laboratorium, terdapat dua kelompok yakni kelompok treatment dan kelompok
kontrol yang diberikan tingkatan suhu pada ruangannya berupa dingin, sedang,
dan panas.
Nah, ketika proses manipulasi nanti akan terdapat perbedaan
kondisi ruangan yang telah direncanakan sebelumnya supaya peneliti dapat
memperoleh hasil yang mungkin berbeda terhadap dua kelompok tersebut. Dari
adanya perbedaan yang muncul, dapat diperhitungkan sebagai akibat atas adanya
manipulasi variabel terhadap dua kelompok.
2.
Mengontrol
Variabel
Mengontrol adalah tindakan untuk memindahkan pengaruh variabel
lain pada variabel terikat yang mungkin saja mempengaruhi penampilan variabel
tersebut.
Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian
ini tentu saja memiliki peranan penting. Hal tersebut karena tanpa adanya
tindakan kontrol secara sistematis, maka pihak peneliti tidak dapat melakukan
evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terutama pada variabel
terikat.
Tujuan dari tindakan ini adalah mengatur situasi yang terjadi di
dalam penelitian eksperimen, supaya efek dari variabel tersebut dapat diteliti.
3.
Melakukan
Observasi
Ketika proses penelitian eksperimen ini tengah berlangsung, pihak
peneliti akan melakukan observasi terhadap dua kelompok. Tujuannya adalah
supaya dapat melihat dan mencatat fenomena apa yang muncul serta memungkinkan
terjadinya perbedaan di antara dua kelompok tersebut atas adanya kontrol dan
manipulasi variabel yang telah dilakukan sebelumnya.
Dalam proses penelitian eksperimen ini, biasanya akan terdapat dua
kelompok variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Nah, pihak
peneliti dianjurkan untuk lebih melakukan pengamatan terhadap variabel terikat,
sebab variabel tersebut nantinya yang akan menerima akibat atas terjadinya
perubahan secara sistematis dalam variabel bebas.
D. Tujuan Metode Eksperimen
Secara umum, tujuan dilakukannya penelitian
eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu
terhadap gejala suatu kelompok tertentu dan dibandingkan dengan kelompok lain
yang mendapatkan perlakuan berbeda.
Tujuan dari dilakukannya penelitian eksperimen
adalah:
1.
Untuk
membangun hubungan yang memiliki fenomena sebab-akibat (causal-effect
relationship)
2.
Untuk
mempelajari pengaruh dari perubahan faktor atas situasi yang telah dikontrol.
3.
Untuk mencari
pengaruh atas perlakukan tertentu terhadap yang lainnya dalam kondisi yang
dikontrol.
4.
Untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pemberian suatu perilaku dengan sengaja
oleh peneliti.
5.
Untuk menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
E. Syarat-Syarat Pelaksanaan Penelitian Eksperimen
Semua metode penelitian itu dapat berjalan secara baik dan
memberikan hasil yang akurat apabila peneliti melaksanakannya sesuai dengan
kaidah atau pedomannya. Tak terkecuali dengan penelitian eksperimen ini yang
juga mempunyai syarat tertentu dan harus dipenuhi oleh pihak peneliti supaya
proses penelitiannya dapat berjalan baik, yakni:
1.
Peneliti harus
dapat menentukan secara sengaja mengenai waktu dan lokasi dimana dirinya akan
melakukan penelitian tersebut.
2.
Penelitian
terhadap hal yang sama harus dapat diulang dengan kondisi yang sama.
3.
Peneliti harus
dapat memanipulasi variabel (mengubah dan mengontrol) yang diteliti sesuai
dengan yang dikehendakinya.
4.
Diperlukan
kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang akan diberi perlakuan
tertentu (experimental group).
F. Jenis-jenis Metode Eksperimen
1.
Eksperimen Sejati (True Experiment)
Eksperimen yang
melibatkan kelompok eksperimen (menerima perlakuan) dan kelompok kontrol (tidak
menerima perlakuan), dengan pemisahan yang random.
Dalam penelitian ini,
peneliti membagi subjek menjadi dua kelompok: kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Kelompok eksperimen
menerima perlakuan atau intervensi yang sedang diteliti, sementara kelompok
kontrol tidak menerima perlakuan tersebut atau menerima perlakuan standar.
Hasil dari kedua kelompok
dibandingkan secara statistik untuk melihat apakah ada perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok.
Contoh: Sebuah
penelitian yang menguji pengaruh obat baru terhadap penyakit tertentu. Kelompok
eksperimen diberikan obat baru, sedangkan kelompok kontrol diberikan plasebo
(obat palsu).
2.
Eksperimen Semu (Quasi-Experiment)
Eksperimen yang tidak
melibatkan pemisahan random antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Penelitian ini mirip
dengan eksperimen true, namun tidak memiliki kelompok kontrol yang benar-benar
acak.
Biasanya digunakan ketika
sulit atau tidak etis untuk mengontrol semua variabel.
Contoh: Penelitian
yang menguji pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kinerja karyawan di suatu
perusahaan, di mana hanya satu kelompok karyawan yang dilatih.
3.
Eksperimen dengan Desain Faktorial
Penelitian ini
digunakan untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen secara
bersama-sama.
Misalnya, penelitian
yang menguji pengaruh metode pembelajaran dan waktu belajar terhadap hasil
belajar siswa.
4.
Eksperimen dengan Desain One-Group Pretest-Posttest:
Penelitian ini
mengukur variabel dependen pada satu kelompok subjek sebelum dan sesudah
perlakuan.
Contoh: Penelitian
yang menguji pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar siswa,
di mana siswa diukur hasil belajarnya sebelum dan sesudah program bimbingan
belajar.
G.
Prosedur dan Tahapan Metode Eksperimen
Prosedur
atau langkah-langkah untuk melakukan penelitian eksperimen ini pada dasarnya
sama kok dengan prosedur dari metode penelitian lainnya. Menurut Emzir (2010),
prosedur dalam penelitian ini mencakup:
1.
Memilih dan merumuskan
masalah.
2.
Memilih subjek dan
instrumen pengukuran.
3.
Memilih desain penelitian.
4.
Melaksanakan prosedur.
5.
Menganalisis data.
6.
Merumuskan kesimpulan.
Dalam
penelitian eksperimen, nantinya harus diarahkan oleh sekurang-kurangnya satu
hipotesis yang menyatakan adanya hubungan sebab-akibat (kausal) yang diharapkan
antara dua kelompok.
Kemudian,
menurut Darmadi (2013) yang sama-sama mencetuskan bahwa prosedur pelaksanaan
penelitian ini tidak jauh beda dengan prosedur penelitian lainnya, secara
eksplisit yakni:
1.
Melakukan kajian secara
induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan apa yang hendak dipecahkan.
2.
Mengidentifikasi
permasalahan yang ada.
3.
Menggunakan studi
literatur dari beberapa sumber yang relevan (biasanya buku dan artikel
jurnal), memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional
dan variabel.
4.
Membuat perencanaan
terkait dengan pelaksanaan penelitian, yang mencakup kegiatan:
a) Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi
ketika pelaksanaan.
b) Menentukan
cara untuk mengontrol kelompok-kelompok yang telah dipersiapkan.
c) Memilih
desain riset yang tepat.
d) Menentukan
populasi dan sampel yang akan mewakili sejumlah subjek penelitiannya.
e) Membagi
subjek menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
f)
Menyusun instrumen yang
sesuai, memvalidasi instrumen, dan melakukan pilot study supaya dapat
memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data.
g) Mengidentifikasi
prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
5.
Melakukan eksperimen.
6.
Mengumpulkan data kasar
dari proses eksperimen.
7.
Mengorganisir dan
mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
8.
Menganalisis data dengan
teknik statistika yang relevan.
9.
Menyusun laporan
penelitian eksperimen berdasarkan pedoman yang ada.
H.
Validitas
Penelitian Eksperimen
Pelaksanaan
penelitian eksperimen ini dapat dikatakan valid apabila hasilnya disebabkan
oleh variabel bebas yang dimanipulasi dan jika hasil penelitian tersebut dapat
digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental.
Pada
dasarnya, validitas adalah derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi
sebenarnya yang diukur. Dalam hal ini, terdapat dua kondisi yang harus diterima
dan diacu sebagai validitas internal dan eksternal.
1)
Validitas Internal
Menurut Hadjar (1996), validitas internal ini
adalah penilaian yang dibuat berkenaan dengan keyakinan bahwa hipotesis
tandingan dapat disingkirkan dari adanya kemungkinan sebagai eksplanasi dari
hasil penelitian. Maka dari itu, peneliti perlu mengenali variabel apa saja
yang mungkin dapat muncul dalam hipotesis tandingan bagi variabel
eksperimental.
Terdapat 8 jenis variabel asing yang dapat
mengancam validitas ini dan perlu diperhatikan ketika hendak melaksanakan
penelitian eksperimen yakni: historis, kematangan, instrumentasi, testing,
regresi, statistik, seleksi yang berbeda, dan moralitas.
2)
Validitas Eksternal
Dalam validitas ini ada 2 macam, yakni validitas
populasi yang berkaitan dengan populasi subjek sampelnya, dan validitas
ekologis yang berkaitan dengan kondisi eksperimen terhadap kondisi lingkungan
lain.
I. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Eksperimen
Kelebihan |
Kelemahan |
Meminimalisir adanya risiko berupa variabel
tidak saling berhubungan dan adanya pembauran dalam hasil penelitian. |
Desain penelitian eksperimen sulit untuk
mewakili populasi tertentu. |
Menjadi satu-satunya desain riset yang membuat
hubungan sebab-akibat (kausal) dari variabel-variabelnya. |
Kesulitan dalam pemilihan variabel ‘pengendali’
untuk mengeluarkan semua variabel yang membaur. |
Mampu mengendalikan ancaman-ancaman yang
berkaitan dengan waktu menuju validitas, terutama ketika melakukan pra dan
pasca pengujian. |
Tidak mampu mengisolasi satu variabel sebab
ketika hipotesis tidak dapat dikendalikan maka sejumlah besar variabel tidak
saling berhubungan. |
Memungkinkan upaya manipulasi yang fleksibel,
efisien, dan secara statistik. |
Sering tidak memungkinkan untuk membuat ‘tempat
alami’ yang diinginkan oleh pihak peneliti sebagai lapangan penelitiannya. |
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
2019. Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Hamdi,
A. S., & E., B. 2014. Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam
pendidikan. Deepublish.
Nugroho,
A. S., & Haritanto, W. 2022. Pendekatan Penelitian Kuantitatif Dengan
Pendekatan Statistika: (Teori, Implementasi & Praktik dengan SPSS)
Nurmalasari.
2018. Modul Metode Penelitian Disusun Oleh : Nurmalasari,SE,MM Program Studi
Manajemen Informatika. Bsi Pontianak
Prajitno,
S. B. 2013. Metodologi penelitian kuantitatif. Jurnal. Bandung: UIN Sunan
Gunung Djati.(tersedia di http://komunikasi. uinsgd. ac. id).
Punch, K. F. 2013. Introduction to social research:
Quantitative and qualitative approaches. sage.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar