Sabtu, 12 April 2025

LAPORAN KEUANGAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH

 MATERI 4- MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Oleh: Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak

Laporan Keuangan Konvensional dan Syariah

A.    Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan, menurut para ahli, adalah dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu atau dalam periode tertentu. Laporan ini menyediakan informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik, serta hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan merupakan bahasa bisnis yang memberikan gambaran kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 

Menurut PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi tahun 2015), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Menurut Kembauw (2020) Laporan keuangan merupakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang bisa digunakan untuk melihat kinerja dari perusahaan tersebut, salah satunya adalah neraca. Dengan laporan keuangan ini, para pelaku bisnis bisa menganalisis apa yang sedang terjadi di dalam perusahaan tersebut. Maka, secara garis besar laporan keuangan informasi yang disajikan untuk melihat kondisi keuangan dalam periode tertentu.

Untuk dapat memahami pengertian dari laporan keuangan, dibawah ini beberapa pendapat dari para ahli:

1)    Menurut Raymond Budiman (2021) Laporan keuangan merupakan dokumen yang menggambarkan posisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu.

2)    Menurut Kasmir (2019) Laporan keuangan merupakan laporan yang memperlihatkan posisi keuangan suatu entitas pada periode itu atau untuk waktu tertentu.

3)    Menurut Werner R. Murhadi (2019) laporan keuangan merupakan bentuk bahasa bisnis. Laporan keuangan memberikan data yang terolah kepada pengguna tentang posisi keuangan perusahaan. Memahami laporan keuangan perusahaan memungkinkan pemangku kepentingan yang berbeda untuk memahami posisi keuangan perusahaan.

4)    Menurut Sujarweni (2019) Laporan keuangan adalah catatan mengenai informasi keuangan suatu entitas pada waktu periode tertentu dan dapat memberikan informasi mengenai kinerja keuangan entitas.

B.    Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2019) terdapat lima jenis laporan mengenai keuangan yang secara umum biasa disusun oleh suatu entitas yaitu:

1.     Neraca (Balance Sheet)

Neraca merupakan hasil laporan keuangan yang memperlihatkan posisi keuangan suatu entitas pada waktu tertentu. Dengan kata lain posisi keuangan yang dimaksud adalah jenis dan jumlah dari aktiva (aset atau harta) dan pasiva (utang dan modal) suatu entitas.

Laporan neraca biasanya disusun dalam dua bentuk, yaitu T (T form) dan L (L form).

Pada praktiknya terdapat beberapa bentuk Neraca. Perusahaan Dapat memilihnya salah satu bentuk tersebut. 1. Bentuk Skontro (Account form) Neraca skontro lebih mudah digunakan oleh bisnis kecil hingga menengah seperti UMKM, karena neraca skontro memiliki akun dan jumlah nominal yang lebih sedikit daripada neraca stafell. 2. Bentuk Staffel Berbeda dengan neraca skontro pada neraca staffel memiliki lebih banyak akun dan jumlah nominal dengan nilai yang lebih besar. Sehingga lebih cocok digunakan oleh perusahaan – perusahaan besar.

Fungsi laporan neraca adalah sebagai penyedia data keuangan yang akan digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian perusahaan. Tidak hanya itu, laporan neraca juga digunakan untuk Analisis Laporan Keuangan 4 mengevaluasi struktur permodalan yang dimiliki oleh perusahaan.

Secara garis besar komponen Neraca dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Aktiva lancar 2. Penyertaan 3. Aktiva tetap 4. Aktiva lainnya 5. Hutang lancar 6. Hutang jangka Panjang 7. Ekuitas.

2.     Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai keuangan tahunan yang memperlihatkan kinerja entitas selama periode tertentu. Laporan ini menunjukkan berapa total penghasilan dan sumber perolehan penghasilan. Di dalam laporan ini juga menunjukkan jumlah beban-beban operasi maupun non operasi yang dibayarkan pada periode akuntansinya.

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan pendapatan dan beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Ini menunjukkan apakah sebuah perusahaan telah membuat keuntungan atau kerugian selama periode tersebut. Laba atau rugi perusahaan ditentukan dengan mengurangkan semua biaya dari pendapatan perusahaan. Laporan laba rugi menunjukkan seberapa efektif strategi yang ditetapkan oleh manajemen pada awal periode akuntansi. Ini juga membantu pemilik bisnis menentukan apakah mereka dapat menghasilkan laba tinggi dengan menaikkan harga, menurunkan biaya, atau keduanya.

Laporan laba rugi juga digunakan untuk merefleksikan tingkat profitabilitas perusahan serta mengukur kinerja ekonomi suatu usaha.

Laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasilhasil usaha yang diperoleh perusahaan. Komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi 1. Penjualan (pendapatan) 2. Harga pokok penjualan (HPP) 3. Laba kotor 4. Biaya operasi 5. Laba kotor (operasional) 6. Penyusutan 7. Pendapatan bersih operasi 8. Pendapatan lainnya 9. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT 10. Biaya bunga 11. Laba sebelum pajak atau EBT 12. Pajak 13. Laba sesudah bunga dan paja atau EAIT 14. Laba per lembar saham.

Laporan laba rugi biasanya disajikan dalam dua model, yaitu:

a)    Single step model: tidak ada pengelompokan atas pendapatan dan biaya, melainkan hanya dipisahkan antara pendapatan laba dengan biaya kerugian.

Laba rugi single step (single-step income statement) adalah salah satu bentuk income statement yang paling sederhana dan mudah dipahami. Laba rugi single step (single-step income statement) adalah salah satu bentuk income statement yang paling sederhana dan mudah dipahami.Meskipun catatan laba rugi single step lebih mudah dipahami, namun karena tidak memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu, laporan ini kurang memberikan informasi yang cukup detail.

b)    Multistep model: laporan yang dibuat dengan pengelompokan terhadap pendapatan dan biaya, kemudian disusun dalam urutan tertentu.

Pembukuan laba rugi multiple step (multiple-step income statement) adalah salah satu bentuk laporan dari laba rugi yang lebih rinci dan terperinci. Laporan ini memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu menjadi beberapa kategori, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih detail mengenai kinerja keuangan perusahaan. Dengan menggunakan catatan laba rugi multiplestep, perusahaan dapat memperoleh informasi yang lebih rinci tentang kinerja keuangan mereka, termasuk dalam hal margin laba kotor, margin laba operasional, dan laba bersih.

3.     Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan tentang keuangan yang memuat berapa total serta jenis modal pada pergantian waktu tertentu. Laporan ini juga menjabarkan fluktuasi modal perusahaan & penyebabnya. Laporan ini sebisa mungkin disajikan dengan jelas dan lengkap untuk menunjukkan kenyataan ekonomi bahwa perusahaan masih beroperasi dan eksistensinya tetap ada.

Laporan perubahan modal berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki oleh perusahaan pada saat itu. Laporan keuangan ini juga berisi perubahan modal serta sebab yang menyertainya. Laporan perubahan modal disebut juga dengan laporan perubahan ekuitas pemegang saham untuk jenis perusahaan perseorangan. Laporan ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal yang menjadi penyebab atas adanya perubahan ekuitas pemilik perusahaan.

4.     Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan tentang keuangan yang mengungkapkan banyak aspek kegiatan entitas baik secara langsung maupun tidak secara langsung mempengaruhi kas entitas.

laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, dan menggambarkan arus kas masuk dan kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas. Fokus khususnya adalah pada jenis kegiatan yang menghasilkan dan menggunakan uang tunai, yaitu operasi, investasi, dan pembiayaan. Perusahaan yang lebih kecil mungkin tidak merilis laporan arus kas untuk penggunaan internal, lebih memilih untuk hanya menerbitkan laporan laba rugi dan neraca. Namun, itu adalah bagian wajib dari laporan keuangan yang diaudit yang dirilis kepada pemberi pinjaman, kreditur, regulator, dan investor.

Laporan arus kas dapat juga diartikan sebagai suatu ringkasan mengenai penerimaan dan pembayaran kas pada suatu perusahaan dalam periode tertentu.

Laporan jenis ini dibagi menjadi tiga kelompok urutan laporan keuangan, yaitu:

a)    Operating: berisi seluruh kegiatan dan transaksi yang tidak termasuk dalam pembiayaan perusahaan maupun kegiatan investasi. Arus ini biasanya berasal dari kegiatan operasional seperti kegiatan produksi, distribusi dan juga penyediaan jasa.

b)    Investing: berisi berbagai hal berkaitan dengan aktivitas investasi, mulai dari pembelian dan penagihan hutang, pembayaran pinjaman, kekayaan perusahan dan masih banyak lagi.

c)     Financing: berisi aktivitas pendanaan dan pembiayaan, seperti perolehan sumber daya dari pihak lain, peminjaman, dan pembayaran kembali hutang.

5.     Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan (CaLK) adalah laporan mengenai keuangan entitas yang memberikan informasi jika terdapat laporan yang membutuhkan penjelasan lebih rinci secara khusus

C.     Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan perusahaan untuk diberikan ke pihak yang membutuhkan sebagai alat untuk mengambil keputusan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2009 tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan menurut Kasmir (2016) adalah :

1.     Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2.     Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3.     Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4.     Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5.     Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

6.     Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

Menurut Hidayat (2018) tujuan analisis laporan keuangan secara garis besar adalah :

1)    Screening (sarana informasi), analisa hanya dilakukan berdasarkan laporan keuangannya, dengan demikian seorang analis tidak perlu turun langsung ke lapangan untuk mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisa.

2)    Understanding (pemahaman), analisa dilakukan dengan cara memahami perusahaan, kondisi keuangannya dan bidang usahanya serta hasil dari usahanya.

3)    Forecasting (peramalan), analisa dapat digunakan juga untuk meramalkan kondisi perusahaan pada masa yang akan datang.

4)    Diagnosis (diagnose), analisa memungkinkan untuk dapat melihat kemungkinan terdapatnya masalah baik di dalam manajemen ataupun masalah yang lain dalam perusahaan.

5)    Evaluation (evaluasi), analisa digunakan untuk menilai serta mengevaluasi kinerja perusahaan termasuk manajemen dalam meningkatkan tujuan perusahaan secara efisien.

D.    Sifat dan Karakteristik Laporan Keuangan

Pada Praktiknya Sifat Laporan Keuangan dibuat:

1)    Bersifat Historis: Laporan keungan dibuat dan disusun dari data masalalu atau masa yg sudah lewat dari masa sekarang. Contohnya: laporan disusun berdasarkan data satu atau 2 tahun, beberapa tahun ke belakang

2)    Bersifat menyeluruh: Laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya disusun dg standar yg telah ditetapkan.

Penyajian informasi laporan keuangan harus memperhatikan ketentuan SAK ETAP dalam laporan keuangan , maka karakter sebagai berikut :

1)    Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk dipahami oleh pengguna.

2)    Relevan

Informasi keuangan harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan dan membantu dalam melakukan evaluasi.

3)    Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil tertentu.

4)    Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan koperasi antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar koperasi atau koperasi dengan badan usaha lain, untuk mengevaluasi posisi keuangan

E.     Keterbatasan Laporan Keuangan

Berikut merupakan keterbatasan dari Laporan Keuangan:

1)    Perbedaan Laporan Keuangan Pembuatan lap keu disusun berdasarkan data masa lalu (historis)

2)    Laporan Keuangan dibuat umum artinya utk semua orang bukan hanya pihak tertentu saja

3)    Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran atau pertimbangan-pertimbangan tertentu

4)    Bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian

5)    Laporan keuangan selalu berpengang teguh pada sudut pandang ekonomi dlm melihat peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

F.     Pemerikasaan Laporan Keuangan

Pada praktiknya laporan keuangan yang telah disusun harus melalui tahapan pemeriksaan (Audit) lebih lanjut. Tujuan nya untuk melihat apakah laporan keuangan telah disususn secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak baik kepada pemilik maupun kepada pihak luar perusahaan. Pihak yg mengaudit laporan keuangan perusahaan harus merupakan Lembaga resmi yg telah ditetapkan terutama untuk kepentingan pihak diluar perusahaan.

1.     Pihak dalam (Intern) perusahaan

Artinya pemeriksaan sudah disiapkan oleh perusahaan. Dalam hal ini mereka dapat memperoleh data secara bebas sesuai dengan data aslinya.

2.     Pihak luar (Ekstern) perusahaan

Pemeriksaan dilakukan oleh akuntan public yg sudah memperoleh izin.

Akuntansi akan memberikan penilaian setelah meneliti dengan standar dan prosedur pemeriksaan yg lazim.

Jika laporan sudah sesuai akan mendapatkan opini audit dan laporan dapat digunakan sebagai acuan pihak yg berkepentingan

G.    Laporan Keuangan Konvensional dan Syariah

Laporan keuangan syariah adalah laporan keuangan yang bentuk penyajiannya sesuai dengan entitas atau kaidah-kaidah syariah.

Sedangkan Laporan keuangan konvensional adalah laporan keuangan yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahannya serta hasil yang dicapai pada periode tertentu.

Laporan keuangan konvensial dan syariah sejatinya merupakan jenis laporan yang memuat sebagian besar hal-hal yang sama dan intinya melaporkan kinerja perusahaan sembari memperlihatkan posisi perusahaan saat ini terkait dengan kekayaan dan kewajiban.

Namun ada beberapa perbedaan yang menjadikan keduanya merupakan laporan keuangan yang berbeda.

Persamaan Laporan Keuangan Syari’ah dan Konvensional Pada umunya tujuan sebuah laporan keuangan adalah sebagai berikut Beberapa persamaan antara Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 5 (perbankan syariah) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (perbankan konvensional) adalah sebagai berikut:

1)    Memberikan informasi kas yang dapat di percaya mengenai posisi keuangan perusahaan atau lembaga keuangan pada periode tertentu.

2)    Memberikan laporan keuangan yang dapt dipercaya mengenai hasil usaha perusahaan atau lembaga keuangan dalam periode tertentu.

3)    Memberikan informasi yang dapat membantu pihak –pihak yang berkepentingan untuk menilai atau mengintreprestasikan kondisi dan potensi suatu perusahaan atau lembaga keuanagan.

4)    Memberikan informasi penting lainya yang relevan dengan kebutuhan pihak-pihak berkepentinagan dengan laporan kebutuhan yang bersangkutan.

Dari ke empat tujuan umum sebuah lembaga keuangan diatas dapat disimpulkan bahwasanya persamaan antara laporan keuangan dkonvensional dan laporan syariah adalah sama-sama untuk menginformasikan keadaan keuangan suatu lembaga atau instasi.

Perbedaan Laporan Keuangan Syari’ah dan Konvensional: Dari Segi Pelaporan Dalam perkembangan perbankan, standar akutansi keuanagn perbankan sudah diatur dalm undangundang. Untuk standarisasi perbankan konvensional telah diatur dalam standar keuangan Akutansi nomor 31 tentang akutansi perbankan sedang untk perbankan syariah diatur dalam Akutansi Keuanagn Nomor 59 mengenai akutansi perbankan syariah. Secara umum perbankan konvensional dan perbankan syariah memiliki perbedaan prinsip yang mendasar. Perbankan konvensional lebih menekankan pada bungga, sedangkan syariah lebih kepada pembagian hasil. Dalam laporan keuangan bank konvensional memiliki 5 jenis laporan keuangan, sedangkan laporan keuangan syariah meiliki 8 jenis laporan keuangan.

Laporan Keuangan Konvensional ada 5 jenis: ( 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan Arus Kas 4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan)

Laporan Keuangan Syariah ada 8 jenis: (1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Arus Kas 4. Laporan Peruubahan Ekuitas 5. Lap. Perubahan dana investasi terkait 6. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan bagi Hasil 7.Laporan Sumbber dana dan penggunaan dana Zakat 8.Laporan Dan penggunaan dana kebaikan)

H.   Regulasi Laporan Keuangan Konvensional dan Syariah

Acuan peyusunan laporan keuangan Bank Konvensional

1.     Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (KDPPLK)

2.     PSAK (no 1-58)

3.     Pedoman akutansi perbankan Indonesia (PAPI)

Acuan peyusunan laporan keuangan Bank Syariah

1.     Kerangka Dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah (KDPPLKS)

2.     PSAK Syariah (No.101-113)

3.     PSAK 59: Akutansi perbankan

4.     Pedoman Akutansi Perbankan Syariah indonesia (PAPSI)

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E. F. dan J.F. Houston. 2019. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Empat Belas. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Dwi, Prastowo dan Rifka Julianti. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Harahap, Sofyan Syafri 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan ke- 11. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Delapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kusnadi, Zainul Aarifin, dan Moh Syadeli. 2011. Akuntansi Manajemen: Komprehensif, Tradisional dan Kontemporer, Malang: Univ.Brawijaya.

Munawir, S. 2012. “Analisis Informasi Keuangan”. Yogyakarta: Liberty.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH DALAM BISNIS KONTEMPORER

  MATERI- PENGANTAR BISNIS ISLAM Oleh: Eny Latifah, S.E.Sy.,M.Ak Perspektif Ekonomi Syariah dalam Bisnis Kontemporer   A.      Pengertian Ek...