MATERI 4- MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
Oleh: Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak
Laporan Keuangan Konvensional dan Syariah
A.
Pengertian
Laporan Keuangan
Laporan
keuangan, menurut para ahli, adalah dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan
suatu perusahaan pada saat tertentu atau dalam periode tertentu. Laporan
ini menyediakan informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik, serta
hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan merupakan bahasa bisnis yang
memberikan gambaran kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Menurut
PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi tahun 2015), laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan
arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu
juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut,
misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga.
Menurut
Kembauw (2020) Laporan keuangan merupakan informasi mengenai kondisi keuangan
suatu perusahaan yang bisa digunakan untuk melihat kinerja dari perusahaan
tersebut, salah satunya adalah neraca. Dengan laporan keuangan ini, para pelaku
bisnis bisa menganalisis apa yang sedang terjadi di dalam perusahaan tersebut.
Maka, secara garis besar laporan keuangan informasi yang disajikan untuk melihat
kondisi keuangan dalam periode tertentu.
Untuk
dapat memahami pengertian dari laporan keuangan, dibawah ini beberapa pendapat
dari para ahli:
1)
Menurut Raymond Budiman
(2021) Laporan keuangan merupakan dokumen yang menggambarkan posisi keuangan
dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu.
2)
Menurut Kasmir (2019)
Laporan keuangan merupakan laporan yang memperlihatkan posisi keuangan suatu
entitas pada periode itu atau untuk waktu tertentu.
3)
Menurut Werner R. Murhadi
(2019) laporan keuangan merupakan bentuk bahasa bisnis. Laporan keuangan
memberikan data yang terolah kepada pengguna tentang posisi keuangan
perusahaan. Memahami laporan keuangan perusahaan memungkinkan pemangku
kepentingan yang berbeda untuk memahami posisi keuangan perusahaan.
4)
Menurut Sujarweni (2019)
Laporan keuangan adalah catatan mengenai informasi keuangan suatu entitas pada
waktu periode tertentu dan dapat memberikan informasi mengenai kinerja keuangan
entitas.
B.
Jenis-jenis
Laporan Keuangan
Menurut
Kasmir (2019) terdapat lima jenis laporan mengenai keuangan yang secara umum
biasa disusun oleh suatu entitas yaitu:
1.
Neraca (Balance Sheet)
Neraca merupakan hasil laporan keuangan yang
memperlihatkan posisi keuangan suatu entitas pada waktu tertentu. Dengan kata
lain posisi keuangan yang dimaksud adalah jenis dan jumlah dari aktiva (aset
atau harta) dan pasiva (utang dan modal) suatu entitas.
Laporan neraca biasanya disusun dalam dua bentuk,
yaitu T (T form) dan L (L form).
Pada praktiknya terdapat beberapa bentuk Neraca.
Perusahaan Dapat memilihnya salah satu bentuk tersebut. 1. Bentuk Skontro
(Account form) Neraca skontro lebih mudah digunakan oleh bisnis kecil hingga
menengah seperti UMKM, karena neraca skontro memiliki akun dan jumlah nominal
yang lebih sedikit daripada neraca stafell. 2. Bentuk Staffel Berbeda dengan
neraca skontro pada neraca staffel memiliki lebih banyak akun dan jumlah
nominal dengan nilai yang lebih besar. Sehingga lebih cocok digunakan oleh
perusahaan – perusahaan besar.
Fungsi laporan neraca adalah sebagai penyedia data
keuangan yang akan digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian perusahaan.
Tidak hanya itu, laporan neraca juga digunakan untuk Analisis Laporan Keuangan
4 mengevaluasi struktur permodalan yang dimiliki oleh perusahaan.
Secara garis besar komponen Neraca dapat
digambarkan sebagai berikut: 1. Aktiva lancar 2. Penyertaan 3. Aktiva tetap 4.
Aktiva lainnya 5. Hutang lancar 6. Hutang jangka Panjang 7. Ekuitas.
2.
Laporan Laba Rugi (Income
Statement)
Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai
keuangan tahunan yang memperlihatkan kinerja entitas selama periode tertentu.
Laporan ini menunjukkan berapa total penghasilan dan sumber perolehan
penghasilan. Di dalam laporan ini juga menunjukkan jumlah beban-beban operasi
maupun non operasi yang dibayarkan pada periode akuntansinya.
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang
melaporkan pendapatan dan beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
Ini menunjukkan apakah sebuah perusahaan telah membuat keuntungan atau kerugian
selama periode tersebut. Laba atau rugi perusahaan ditentukan dengan
mengurangkan semua biaya dari pendapatan perusahaan. Laporan laba rugi
menunjukkan seberapa efektif strategi yang ditetapkan oleh manajemen pada awal
periode akuntansi. Ini juga membantu pemilik bisnis menentukan apakah mereka
dapat menghasilkan laba tinggi dengan menaikkan harga, menurunkan biaya, atau
keduanya.
Laporan laba rugi juga digunakan untuk merefleksikan
tingkat profitabilitas perusahan serta mengukur kinerja ekonomi suatu usaha.
Laporan laba rugi memberikan informasi tentang
hasilhasil usaha yang diperoleh perusahaan. Komponen yang terdapat dalam
laporan laba rugi 1. Penjualan (pendapatan) 2. Harga pokok penjualan (HPP) 3.
Laba kotor 4. Biaya operasi 5. Laba kotor (operasional) 6. Penyusutan 7.
Pendapatan bersih operasi 8. Pendapatan lainnya 9. Laba sebelum bunga dan pajak
atau EBIT 10. Biaya bunga 11. Laba sebelum pajak atau EBT 12. Pajak 13. Laba
sesudah bunga dan paja atau EAIT 14. Laba per lembar saham.
Laporan laba rugi biasanya disajikan dalam dua
model, yaitu:
a)
Single step model: tidak
ada pengelompokan atas pendapatan dan biaya, melainkan hanya dipisahkan antara
pendapatan laba dengan biaya kerugian.
Laba rugi single step (single-step income
statement) adalah salah satu bentuk income statement yang paling sederhana
dan mudah dipahami. Laba rugi single step (single-step income statement) adalah
salah satu bentuk income statement yang paling sederhana dan mudah dipahami.Meskipun
catatan laba rugi single step lebih mudah dipahami, namun karena tidak
memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu, laporan ini kurang
memberikan informasi yang cukup detail.
b)
Multistep model: laporan
yang dibuat dengan pengelompokan terhadap pendapatan dan biaya, kemudian
disusun dalam urutan tertentu.
Pembukuan laba rugi multiple step (multiple-step
income statement) adalah salah satu bentuk laporan dari laba rugi yang
lebih rinci dan terperinci. Laporan ini memisahkan antara jenis pendapatan dan
biaya tertentu menjadi beberapa kategori, sehingga dapat memberikan informasi
yang lebih detail mengenai kinerja keuangan perusahaan. Dengan menggunakan
catatan laba rugi multiplestep, perusahaan dapat memperoleh informasi yang
lebih rinci tentang kinerja keuangan mereka, termasuk dalam hal margin laba
kotor, margin laba operasional, dan laba bersih.
3.
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan tentang
keuangan yang memuat berapa total serta jenis modal pada pergantian waktu
tertentu. Laporan ini juga menjabarkan fluktuasi modal perusahaan &
penyebabnya. Laporan ini sebisa mungkin disajikan dengan jelas dan lengkap
untuk menunjukkan kenyataan ekonomi bahwa perusahaan masih beroperasi dan
eksistensinya tetap ada.
Laporan perubahan modal berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki oleh perusahaan pada saat itu. Laporan keuangan ini juga
berisi perubahan modal serta sebab yang menyertainya. Laporan perubahan modal
disebut juga dengan laporan perubahan ekuitas pemegang saham untuk jenis
perusahaan perseorangan. Laporan ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi
hal-hal yang menjadi penyebab atas adanya perubahan ekuitas pemilik perusahaan.
4.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan tentang keuangan
yang mengungkapkan banyak aspek kegiatan entitas baik secara langsung maupun
tidak secara langsung mempengaruhi kas entitas.
laporan arus kas merupakan salah satu laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, dan menggambarkan arus kas
masuk dan kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas. Fokus
khususnya adalah pada jenis kegiatan yang menghasilkan dan menggunakan uang
tunai, yaitu operasi, investasi, dan pembiayaan. Perusahaan yang lebih kecil
mungkin tidak merilis laporan arus kas untuk penggunaan internal, lebih memilih
untuk hanya menerbitkan laporan laba rugi dan neraca. Namun, itu adalah bagian
wajib dari laporan keuangan yang diaudit yang dirilis kepada pemberi pinjaman,
kreditur, regulator, dan investor.
Laporan arus kas dapat juga diartikan sebagai
suatu ringkasan mengenai penerimaan dan pembayaran kas pada suatu perusahaan
dalam periode tertentu.
Laporan jenis ini dibagi menjadi tiga kelompok
urutan laporan keuangan, yaitu:
a)
Operating: berisi seluruh
kegiatan dan transaksi yang tidak termasuk dalam pembiayaan perusahaan maupun
kegiatan investasi. Arus ini biasanya berasal dari kegiatan operasional seperti
kegiatan produksi, distribusi dan juga penyediaan jasa.
b)
Investing: berisi berbagai
hal berkaitan dengan aktivitas investasi, mulai dari pembelian dan penagihan
hutang, pembayaran pinjaman, kekayaan perusahan dan masih banyak lagi.
c)
Financing: berisi
aktivitas pendanaan dan pembiayaan, seperti perolehan sumber daya dari pihak
lain, peminjaman, dan pembayaran kembali hutang.
5.
Laporan Catatan Atas
Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan (CaLK) adalah
laporan mengenai keuangan entitas yang memberikan informasi jika terdapat
laporan yang membutuhkan penjelasan lebih rinci secara khusus
C.
Tujuan
Laporan Keuangan
Tujuan
dari laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan perusahaan
untuk diberikan ke pihak yang membutuhkan sebagai alat untuk mengambil
keputusan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2009 tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan
pembuatan atau penyusunan laporan keuangan menurut Kasmir (2016) adalah :
1.
Memberikan informasi
tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2.
Memberikan informasi
tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat
ini.
3.
Memberikan informasi
tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
4.
Memberikan informasi
tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu
periode tertentu.
5.
Memberikan informasi
tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal
perusahaan.
6.
Memberikan informasi
tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
Menurut
Hidayat (2018) tujuan analisis laporan keuangan secara garis besar adalah :
1)
Screening (sarana
informasi), analisa hanya dilakukan berdasarkan laporan keuangannya, dengan
demikian seorang analis tidak perlu turun langsung ke lapangan untuk mengetahui
situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisa.
2)
Understanding (pemahaman),
analisa dilakukan dengan cara memahami perusahaan, kondisi keuangannya dan
bidang usahanya serta hasil dari usahanya.
3)
Forecasting (peramalan),
analisa dapat digunakan juga untuk meramalkan kondisi perusahaan pada masa yang
akan datang.
4)
Diagnosis (diagnose),
analisa memungkinkan untuk dapat melihat kemungkinan terdapatnya masalah baik
di dalam manajemen ataupun masalah yang lain dalam perusahaan.
5)
Evaluation (evaluasi),
analisa digunakan untuk menilai serta mengevaluasi kinerja perusahaan termasuk
manajemen dalam meningkatkan tujuan perusahaan secara efisien.
D.
Sifat dan
Karakteristik Laporan Keuangan
Pada
Praktiknya Sifat Laporan Keuangan dibuat:
1)
Bersifat Historis: Laporan
keungan dibuat dan disusun dari data masalalu atau masa yg sudah lewat dari
masa sekarang. Contohnya: laporan disusun berdasarkan data satu atau 2 tahun,
beberapa tahun ke belakang
2)
Bersifat menyeluruh:
Laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya disusun dg standar yg telah
ditetapkan.
Penyajian
informasi laporan keuangan harus memperhatikan ketentuan SAK ETAP dalam laporan
keuangan , maka karakter sebagai berikut :
1)
Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan adalah kemudahan untuk dipahami oleh pengguna.
2)
Relevan
Informasi keuangan harus relevan dengan kebutuhan
pengguna untuk proses pengambilan keputusan dan membantu dalam melakukan evaluasi.
3)
Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
kesalahan material dan bias jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu
keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil tertentu.
4)
Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan
keuangan koperasi antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan
kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antar koperasi atau koperasi dengan badan usaha lain, untuk mengevaluasi posisi
keuangan
E.
Keterbatasan
Laporan Keuangan
Berikut merupakan keterbatasan dari Laporan
Keuangan:
1)
Perbedaan Laporan Keuangan
Pembuatan lap keu disusun berdasarkan data masa lalu (historis)
2)
Laporan Keuangan dibuat
umum artinya utk semua orang bukan hanya pihak tertentu saja
3)
Proses penyusunan tidak
terlepas dari taksiran-taksiran atau pertimbangan-pertimbangan tertentu
4)
Bersifat konservatif dalam
menghadapi situasi ketidakpastian
5)
Laporan keuangan selalu
berpengang teguh pada sudut pandang ekonomi dlm melihat peristiwa yang terjadi
bukan kepada sifat formalnya.
F.
Pemerikasaan
Laporan Keuangan
Pada
praktiknya laporan keuangan yang telah disusun harus melalui tahapan
pemeriksaan (Audit) lebih lanjut. Tujuan nya untuk melihat apakah laporan
keuangan telah disususn secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
berbagai pihak baik kepada pemilik maupun kepada pihak luar perusahaan. Pihak
yg mengaudit laporan keuangan perusahaan harus merupakan Lembaga resmi yg telah
ditetapkan terutama untuk kepentingan pihak diluar perusahaan.
1.
Pihak dalam (Intern) perusahaan
Artinya pemeriksaan sudah disiapkan oleh
perusahaan. Dalam hal ini mereka dapat memperoleh data secara bebas sesuai
dengan data aslinya.
2.
Pihak luar (Ekstern)
perusahaan
Pemeriksaan dilakukan oleh akuntan public yg sudah
memperoleh izin.
Akuntansi akan memberikan penilaian setelah
meneliti dengan standar dan prosedur pemeriksaan yg lazim.
Jika laporan sudah sesuai akan mendapatkan opini
audit dan laporan dapat digunakan sebagai acuan pihak yg berkepentingan
G.
Laporan
Keuangan Konvensional dan Syariah
Laporan
keuangan syariah adalah laporan keuangan yang bentuk penyajiannya sesuai dengan
entitas atau kaidah-kaidah syariah.
Sedangkan
Laporan keuangan konvensional adalah laporan keuangan yang memberikan informasi
kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahannya serta hasil yang dicapai
pada periode tertentu.
Laporan
keuangan konvensial dan syariah sejatinya merupakan jenis laporan yang memuat
sebagian besar hal-hal yang sama dan intinya melaporkan kinerja perusahaan
sembari memperlihatkan posisi perusahaan saat ini terkait dengan kekayaan dan
kewajiban.
Namun ada
beberapa perbedaan yang menjadikan keduanya merupakan laporan keuangan yang
berbeda.
Persamaan
Laporan Keuangan Syari’ah dan Konvensional Pada umunya tujuan sebuah laporan
keuangan adalah sebagai berikut Beberapa persamaan antara Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 5 (perbankan syariah) dan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 31 (perbankan konvensional) adalah sebagai berikut:
1)
Memberikan informasi kas
yang dapat di percaya mengenai posisi keuangan perusahaan atau lembaga keuangan
pada periode tertentu.
2)
Memberikan laporan
keuangan yang dapt dipercaya mengenai hasil usaha perusahaan atau lembaga keuangan
dalam periode tertentu.
3)
Memberikan informasi yang
dapat membantu pihak –pihak yang berkepentingan untuk menilai atau
mengintreprestasikan kondisi dan potensi suatu perusahaan atau lembaga
keuanagan.
4)
Memberikan informasi
penting lainya yang relevan dengan kebutuhan pihak-pihak berkepentinagan dengan
laporan kebutuhan yang bersangkutan.
Dari ke empat tujuan umum sebuah lembaga keuangan
diatas dapat disimpulkan bahwasanya persamaan antara laporan keuangan dkonvensional
dan laporan syariah adalah sama-sama untuk menginformasikan keadaan keuangan
suatu lembaga atau instasi.
Perbedaan Laporan Keuangan Syari’ah dan
Konvensional: Dari Segi Pelaporan Dalam perkembangan perbankan, standar
akutansi keuanagn perbankan sudah diatur dalm undangundang. Untuk standarisasi
perbankan konvensional telah diatur dalam standar keuangan Akutansi nomor 31
tentang akutansi perbankan sedang untk perbankan syariah diatur dalam Akutansi
Keuanagn Nomor 59 mengenai akutansi perbankan syariah. Secara umum perbankan
konvensional dan perbankan syariah memiliki perbedaan prinsip yang mendasar.
Perbankan konvensional lebih menekankan pada bungga, sedangkan syariah lebih
kepada pembagian hasil. Dalam laporan keuangan bank konvensional memiliki 5
jenis laporan keuangan, sedangkan laporan keuangan syariah meiliki 8 jenis
laporan keuangan.
Laporan Keuangan Konvensional ada 5 jenis: ( 1.
Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan Arus Kas 4. Laporan Perubahan Ekuitas 5.
Catatan Atas Laporan Keuangan)
Laporan Keuangan Syariah ada 8 jenis: (1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Arus Kas 4. Laporan Peruubahan Ekuitas 5. Lap.
Perubahan dana investasi terkait 6. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan bagi
Hasil 7.Laporan Sumbber dana dan penggunaan dana Zakat 8.Laporan Dan penggunaan
dana kebaikan)
H.
Regulasi
Laporan Keuangan Konvensional dan Syariah
Acuan
peyusunan laporan keuangan Bank Konvensional
1.
Kerangka dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan (KDPPLK)
2.
PSAK (no 1-58)
3.
Pedoman akutansi perbankan
Indonesia (PAPI)
Acuan
peyusunan laporan keuangan Bank Syariah
1.
Kerangka Dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan syariah (KDPPLKS)
2.
PSAK Syariah (No.101-113)
3.
PSAK 59: Akutansi
perbankan
4.
Pedoman Akutansi Perbankan
Syariah indonesia (PAPSI)
DAFTAR
PUSTAKA
Brigham,
E. F. dan J.F. Houston. 2019. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Empat
Belas. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.
Dwi,
Prastowo dan Rifka Julianti. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Konsep dan
Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Fahmi,
Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Hanafi,
Mamduh dan Halim, Abdul. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Harahap,
Sofyan Syafri 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan ke- 11.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Kasmir.
2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Delapan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kusnadi,
Zainul Aarifin, dan Moh Syadeli. 2011. Akuntansi Manajemen: Komprehensif,
Tradisional dan Kontemporer, Malang: Univ.Brawijaya.
Munawir,
S. 2012. “Analisis Informasi Keuangan”. Yogyakarta: Liberty.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar