MATERI 3- EKONOMI MIKRO ISLAM
Oleh:
Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak
Teori
Permintaan Islam
A. Pengertian Permintaan Islam
Menurut
Ibnu Taimiyyah, permintaan suatu barang adalah hasrat terhadap sesuatu, yang
digambarkan dengan istilah raghbah fi al-syai’. Diartikan juga sebagai jumlah
barang yang diminta . Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi Islam sama
dengan ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus
diperhatikan oleh individu muslim dalam keinginannya. Islam mengharuskan orang
untuk mengkonsumsi barang yang halal dan thayyib.
Aturan
islam melarang seorang muslim memakan barang yang haram, kecuali dalam keadaan
darurat dimana apabila barang tersebut tidak dimakan, maka akan berpengaruh
terhadap nya muslim tersebut. Di saat darurat seorang muslim dibolehkan
mengkonsumsi barang haram secukupnya. Selain itu, dalam ajaran islam, orang
yang mempunyai uang banyak tidak serta merta diperbolehkan untuk membelanjakan
uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang diinginkannya.
Batasan
anggaran (budget constrain) belum cukup dalam membatasi konsumsi. Batasan lain
yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang muslim tidak berlebihan (israf)
dan harus mengutamakan kebaikan (maslahah).
Islam
tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan tujuan kemegahan,
kemewahan dan kemubadziran. Bahkan islam memerintahkan bagi yang sudah mencapai
nisab, untuk menyisihkan dari anggarannya untuk membayar zakat, infak dan
shadaqah.
Sedangkan
dalam teori ekonomi konvensional, permintaan adalah sejumlah barang yang akan
dibeli atau yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu.
Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau
ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Contoh permintaan adalah di
pasar tradisional yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan
penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka
keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil
dari tawar menawar yang cukup lama. Masyarakat selaku konsumen harus membeli
barang atau jasa keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang
atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu.
Adanya
berbagai macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang
mempengaruhi. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada permintaan yakni barang
atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah
barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga. Model
permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di
pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap
perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga
digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya
B. Hukum Permintaan
Hukum
permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat
negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga
naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang
yang diminta meningkat, karena pada hakikatnya makin rendah harga suatu barang
maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi
harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
Dikutip
dari Investopedia, hukum permintaan adalah prinsip dasar ekonomi
yang menyatakan bahwa pada harga yang lebih tinggi, konsumen akan meminta
jumlah barang yang lebih rendah. Selain itu, hukum permintaan dapat dikatakan
sebagai jumlah yang dibeli berbanding terbalik dengan harga. Apabila harga
suatu barang turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat.
Sebaliknya, jika harga suatu barang naik, maka permintaan terhadap barang akan
menurun.
Dalam
istilah lain, hukum permintaan adalah suatu kaidah yang menjelaskan tentang
hubungan negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang atau jasa yang
diminta. Jadi, antara harga barang dengan permintaan mempunyai sifat hubungan
yang berlawanan arah (negatif). Hal tersebut sangat logis karena apabila harga
suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain sebagai penggantinya
yang harganya tidak mengalami kenaikan.
Dari hipotesa
di atas dapat disimpulkan, bahwa:
1.
Apabila harga suatu barang
naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila barang tersebut turun,
konsumen akan menambah pembelian terhadap barang tersebut.
2.
Kenaikan harga menyebabkan
pendapatan riil konsumen berkurang, sehingga memaksa konsumen mengurangi
pembelian, terutama barang yang akan naik harganya.
Pada
hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau faktorfaktor selain harga tidak berubah
(dianggap tetap/ ceteris paribus). Kemudian dalam hukum permintaan terhadap
barang halal sama dengan permintaan dalam ekonomi pada umumnya, yaitu
berbanding terbalik terhadap harga, apabila harga naik, maka permintaan
terhadap barang halal tersebut berkurang, dan sebaliknya, dengan asumsi cateris
paribus
Faktor-faktor
Penentu Permintaan adalah:
1)
Harga barang yang
bersangkutan
Pada umumnya hubungan antara tingkat harga dan
jumlah permintaan adalah negatif, yakni semakin tinggi tingkat harga, maka
semakin rendah jumlah permintaan, demikian pula sebaliknya.
a.
Efek Substitusi
Efek Substitusi berarti bahwa jika harga suatu
barang naik, maka hal ini mendorong konsumen untuk mencari barang lain yang
bisa menggantikan fungsi dari barang yang harganya naik tersebut (barang
substitusi).
b.
Efek Pendapatan
Efek Pendapatan berarti bahwa, jika harga suatu
barang naik maka berarti pula secara riil pendapatan konsumen turun sebab
dengan pendapatan yang sama ia hanya dapat membeli barang sedikit.
2)
Pendapatan Konsumen
Semakin tinggi pendapatan seorang konsumen, maka
akan semakin tinggi daya belinya sehingga perimintaannya terhadap barang akan semakin
meningkat pula.
3)
Harga Barang Lain Yang
Terkait
Yang dimaksud barang lain yang terkait adalah
substitusi dan koplementer dari barang tersebut. Jika harga barang
substitusinya turun, sebab konsumen mengalihkan pada barang koplementernya
naik, maka perimintaan terhadap barang tersebut.
4)
Selera Konsumen
Jika Selera Konsumen terhadap barang tersebut
tinggi maka permintaannya pun akan tinggi eskipun harganya pn tinggi, dan
begitupun sebaliknya.
5)
Ekspektasi (Pengharapan)
Meskipun tidak secara eksplisit, pemikiran Ekonomi
Islam klasik menengarai peran ekspektasi bisa berupa ekspektasi positif maupun
negatif. Dala kasus ekspektasi positif kosumen akan lebih terdorong untuk
membeli suatu barang dan untuk ekspektasi negatif berlaku sebaliknya.
6)
Maslāhah
Pengaruh maslāhah terhadap permintaan tidak bisa dijelaskan
secara sederhana sebab ini tergantung kepada tingkat keimanan. Jika maslāhah
relatif turun maka jumlah barang diminta akan turun juga
C. Hubungan Harga dengan Permintaan
Hubungan harga dengan
permintaan biasanya dikaitkan dengan tingkat pendapatan. Berikut adalah rincian
hubungan antara harga, permintaan dengan pendapatan.
1. Pendapatan(Y) sebagai
variabel tetap akan dipengaruhi oleh
harga (X1) dimana semakin besar Harga (X1) maka
Pendapatan (Y) akan semakin besar, begitu pula sebaliknya saat harga (X1)
mengecil maka Pendapatan (Y) akan semakin kecil.
2. Pendapatan(Y)
sebagai variabel tetap akan dipengaruhi oleh Jumlah Permintaan (X2) dimana
semakin besar Permintaan (X2) maka pendapatan (Y) akan semakin besar, begitu
pula sebaliknya saat permintaan (X2) mengecil maka pendapatan (Y) akan semakin
mengecil.
3. Hubungan pendapatan
(Y) dengan harga
(X1) dan permintaan
(X2) bernilai positif dikarenakan pendapatan didapatkan dari
manfaat ekonomi yang
diperoleh perusahaan dari kegiatan
usahanya, sehingga apabila
harga yang dikenakan
suatu perusahaan terhadap produknya meningkat
atau permintaan atas
produk yang dihasilkan
suatu perusahaan meningkat maka
manfaat ekonomi yang diterima oleh perusahaan tersebut akan meningkat.
4. Permintaan
(X2) dipengaruhi oleh harga (X1) dimana semakin besar harga (X1) maka
Permintaan (X2) akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya saat harga (X1)
semakin mengecil maka Permintaan (X2)
akan semakin besar.
Hubungan Permintaan (X2)
dengan harga (X1) bernilai negatif dikarenakan adanya
elastisitas permintaan atau sensitifitas permintaan terhadap perubahan harga.
Tingkat elastisitas permintaan akan semakin besar apabila semakin responsif
permintaan berubah pada saat mengalami perubahan harga, sebaliknya tingkat elastisitas
akan semakin kecil apabila perubahan permintaan tidak terlalu besar pada saat
mengalami perubahan harga.
5. Harga (X1)
dipengaruhi Permintaan (X2)dimana
apabila penawaran tetap
sementara permintaan (X2) semakin kecil, harga (X1) akan semakin kecil,
sebaliknya apabila Permintaan (X2) semakin besar sementara penawaran tetap maka
harga (X1) akan semakin besar.
6. Dengan memperhatikan
hubungan antar variabel di
atas, dapat diketahui
adanya hubungan positif antara variabel Harga (X1) dan Permintaan (X2)
terhadap Variabel Pendapatan (Y) sehingga untuk dapat meningkatkan (Y) suatu
perusahaan harus dapat meningkatkan Harga (X1) dan Permintaan (X2). Namun,
dalam hubungan atara variabel Harga (X1) dan Permintaan (X2) terdapat
hubungan positif dimana semakin
besar Harga (X1)
akan mengakibatkan
Permintaan (X2) semakin
mengecil. Hubungan negatif
yang dimiliki Harga
(X1) dan Permintaan (X2)
mengakibatkan perusahaan tidak
dapat memaksimalkan Pendapatan
(Y) dengan menaikkan Harga
(X1) dan Permintaan
(X2) secara bersamaan.
Dalam upaya memaksimalkan
Pendapatan (Y), perusahaan harus dapat menemukan kombinasi terbaik antara
Harga (X1) dan
Permintaan (X2) sehingga
peningkatan Harga (X1)
tidak mengakibatkan penurunan
Permintaan (X2) yang berakibat pada penurunan Pendapatan (Y).HargaPendapatan
UsahaJumlah Permintaan
7. Pendekatan
yang dapat diambil perusahaan untuk menemukan kombinasi terbaik antara
Harga (X1) dengan
Permintaan (X2) untuk
dapat memaksimalkan Pendapatan
(Y) adalah dengan menentukan
makrup. Berdasarkan Garrison
(2006, 531) markup
produk adalah perbedaan antara
harga jual dan biayanya. Sehingga untuk menentukan harga yang dikenakan pada
produk adalah dengan menambahkan sejumlah nilai biasanya berupapersentase dari
biaya dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.
Berikut rumus yang digunakan:
P = a-bQ
Q = a-bP
Keterangan:
P = harga barang
Q = jumlah permintaan barang
a = konstanta
b =
kemiringan atau gradien
Contoh
hukum permintaan fungsi permintaan.
Contoh
Misal ada
platform online shop yang sedang mengadakan flash sale
ditambah lagi ada gratis ongkir, maka pembeli akan memesan barang
sebanyak-banyaknya karena sedang murah. Untuk lebih jelas menghitung fungsi
permintaan, simak pemaparan dan contoh hukum permintaan di bawah ini:
Barang A
memiliki harga Rp500,00, jumlah permintaannya sebesar 60 unit.
Sedangkan
jika harga barangnya senilai Rp200,00, jumlah permintaannya menjadi 100 unit.
Berapakah fungsi hukum permintaannya?
P1 = 500
P2 = 200
Q1 = 60
Q2 = 100
Penyelesaian:
P- 500 = Q-60
-300 40
40P – (40x 500) = -300Q+ (60x 300)
40P – (20.000) =
-300Q+ 18.000
40P = -300Q + 18.000+20.000
40P = -300Q +38.000
P =
-300Q+38.000
40
P =
7.5Q + 950
P =
950 – 7.5Q
D. Kurva Permintaan
Kurva
permintaan adalah representasi grafis dari hukum permintaan. menggambarkan
hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang yang diminta oleh konsumen
pada berbagai tingkat harga. Biasanya, kurva permintaan memiliki kemiringan
negatif, yang berarti bahwa ketika harga naik, jumlah yang diminta turun.
E. Perspektif Permintaan dalam Ekonomi Syariah
Fungsi
permintaan adalah salah satu fungsi yang mengarah bahwa adanya hubungan yang
saling berkaitan antara harga dengan jumlah barang/ jasa dalam permintaan
konsumen dengan berdasarkan harga serta waktu yang tidak dapat ditentukan.
Bahwasannya banyak sedikitnya jumlah suatu barang atau jasa yang akan diminta
tergantung pada tinggi atau rendahnya suatu harga yang berlaku pada barang
tersebut dan waktu tertentu. Suatu daftar yang menunjukkan adanya tingkat
hubungan antara harga dengan kuantitas barang atau jasa yang diminta konsumen
pada harga yang saat ini berlaku disebut dengan daftar permintaan. Daftar
permintaan berupa suatu tabel yang disebut juga dengan Demand Schedule. Maka
dari fungsi permintaan atau demand schedule akan dapat digambarkan sebuah kurva
demand atau kurva permintaan. Fungsi permintaan suatu barang dalam permintaan
perspektif Islam dapat ditulis: total barang x yang diminta adalah QX= f (PX,
PY, T, I, E). QX, penjelasannya dimana f adalah pendapatan dan ketersediaan
produk x, PX adalah harga mengenai suatu barang dengan simbol x, PY adalah
harga suatu barang Y, T adalah indeks selera dan preferensi konsumen, I adalah
kemampuan individu untuk membeli sesuai dengan pendapatan yang diperoleh, E
adalah sebuah harapan dari semua konsumen mengenai suatu harga di masa depan.
F. Perbedaan Permintaan Konvensional dengan Permintaan Islam
Apabila
di cermati serta dipahami salah satu faktor yang mempengaruhi antara permintaan
konvensional dan permintaan Islami memiliki kemiripan. Pada umumnya memiliki kemiripan karena keduanya sebagai
hasil dari pengumpulan data pustaka.
Beberapa
perbedaan dari teori permintaan konvensional dan permintaan Islami, yaitu:
1.
Memiliki dasar hukum dan
batasanbatasan menurut Islam dalam pandangan permintaan yang Islami, dengan
berprinsip agama Islam dijadikan sandaran hidup setiap manusia dengan
mempercayai adanya Allah SWT. Sumber ilmunya jelas dari al- Qur’an bahwa
ekonomi islam mayoritas berdasarkan keyakinan religisiusitas dalam sistem
mekanismenya.
2.
Dalam Teori ekonomi
analisisnya dibatasi oleh cara manusia untuk bertahan hidup dengan memenuhi
keinginannya, serta nilai-nilai moral dan sosial belum ada yang menggunakan.
Dalam teori ekonomi konvensional terfokus pada tujuan keuntungan dan
materialisme. Dalam aktivitas ekonomi hanya dibatasi olehvariabel pasar yakni,
harga, pendapatan dan sebagainya. Teori konvensional bersumber dari akal
manusia yang kadangkala bisasaja tidak rasional dalam membelu suatu komoditas.
3.
Konsep dari permintaan
menurut pandangan Islam bahwa jumlahbarang tidak semuanya dapat digunakan atau
dimakan, harus mampu membedakan antara yang boleh menurut Islam dengan yang
tidak boleh menurut Islam. Sesuai dengan firman Allah Q.S AlMaidah ayat 87-88.
Maka dari itu, dalam pandangan permintaan secara Islami menekankan pada permintaan
barang yang boleh dan yang tidak boleh. Sedangkan menurut teori permintaan
konvensional menganggap semua barang yang dikonsumsi itu dinilai tidak berbeda
dan bisa digunakan kapan saja.
4.
Pandangan menurut teori
permintaan secara Islami lebih memperhatikan pada total jumlah kebutuhan
pembeli pada sejumlah barang tertentu, dalam pandangan teori konvensional
mayoritas lebih memperhatikan nilainilai kepuasan.
5.
Tujuan dari teori
permintaan Islami adalah mendapatkan kesejahteraan di dunia dan akhirat yang
menjadi sebagai keyakinan bahwa adanya yang abadi setelah kematian, maka harta
yang dimiliki harus diprioritaskan untuk investasi di akhirat kelak. Karena
motif permintaan secara konvensional lebih didominasi oleh kepuasan dunia
sehingga dalam membeli suatu komoditas lebih mengutamakan keinginan daripada
kebutuhan. Sedangkan teori permintaan Islami lebih terfokus pada bagaimana bisa
meraih maslahah sehingga dalam membeli suatu komoditas lebih mengutamakan
kebutuhan, tidak berlebihan dalam membeli suatu komoditas, dan mengikuti
batasanbatasan syari’ah.
DAFTAR
PUSTAKA
Fattach,
An ‘Im. (2017). Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam. Jurnal
Penelitian Manajemen, Volume II No. 3, Oktober 2017, diakses dari: https://journal.unisla.ac.id.
Febianti.
(2014). Permintaan dalam Ekonomi Mikro. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol
2, No 1 (2014): Edunomic Vol. 2 No. 1 Maret 2014 Diakses dari:
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=312 577.
Gilarso.
(2007). Ilmu Ekonomi Mikro: Teori Permintaan. Semarang: PT. Angkasa Bhakti.
Mue’casimbillah. STAIN Tulung Agung, Ekonomi Syari’ah. Diakses dari:
https://www.academia.edu/7079942/Teori_Permintaan_dan_Kurva_Pe rmintaan
Muqtadir,Malik.
(2016). Teori Permintaan Lengkap Menurut Para Ahli (Online). Diakses dari:
https://www.tipepedia.com/2015/08/teori-permintaanlengkapmenurut.html. P3EI.
(2013). Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Rajawali Pers, (2013). Muhammad. (2004).
Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam”, Yogyakarta: BBFP. Janwari, Yadi. (2016).
Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Rahmi,
Ely. Teori Permintaan”, diakses dari: https://www.academia.edu/ 31509002/
Teori_permintaan.
Syamsuddin,
Syamri. (2018). Mikroekonomi untuk Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Wibowo,
Sukarno. (2013). Ekonomi Mikro Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar