Selasa, 18 Februari 2025

TEORI PERMINTAAN ISLAM

 MATERI 3- EKONOMI MIKRO ISLAM

Oleh:

Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak

Teori Permintaan Islam

 

A.    Pengertian Permintaan Islam

Menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan suatu barang adalah hasrat terhadap sesuatu, yang digambarkan dengan istilah raghbah fi al-syai’. Diartikan juga sebagai jumlah barang yang diminta . Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi Islam sama dengan ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh individu muslim dalam keinginannya. Islam mengharuskan orang untuk mengkonsumsi barang yang halal dan thayyib.

Aturan islam melarang seorang muslim memakan barang yang haram, kecuali dalam keadaan darurat dimana apabila barang tersebut tidak dimakan, maka akan berpengaruh terhadap nya muslim tersebut. Di saat darurat seorang muslim dibolehkan mengkonsumsi barang haram secukupnya. Selain itu, dalam ajaran islam, orang yang mempunyai uang banyak tidak serta merta diperbolehkan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang diinginkannya.

Batasan anggaran (budget constrain) belum cukup dalam membatasi konsumsi. Batasan lain yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang muslim tidak berlebihan (israf) dan harus mengutamakan kebaikan (maslahah).

Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan tujuan kemegahan, kemewahan dan kemubadziran. Bahkan islam memerintahkan bagi yang sudah mencapai nisab, untuk menyisihkan dari anggarannya untuk membayar zakat, infak dan shadaqah.

Sedangkan dalam teori ekonomi konvensional, permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Contoh permintaan adalah di pasar tradisional yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar menawar yang cukup lama. Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu.

Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang mempengaruhi. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada permintaan yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga. Model permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya

B.    Hukum Permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat, karena pada hakikatnya makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

Dikutip dari Investopedia, hukum permintaan adalah prinsip dasar ekonomi yang menyatakan bahwa pada harga yang lebih tinggi, konsumen akan meminta jumlah barang yang lebih rendah. Selain itu, hukum permintaan dapat dikatakan sebagai jumlah yang dibeli berbanding terbalik dengan harga. Apabila harga suatu barang turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat. Sebaliknya, jika harga suatu barang naik, maka permintaan terhadap barang akan menurun.

Dalam istilah lain, hukum permintaan adalah suatu kaidah yang menjelaskan tentang hubungan negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang atau jasa yang diminta. Jadi, antara harga barang dengan permintaan mempunyai sifat hubungan yang berlawanan arah (negatif). Hal tersebut sangat logis karena apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain sebagai penggantinya yang harganya tidak mengalami kenaikan.

Dari hipotesa di atas dapat disimpulkan, bahwa:

1.     Apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila barang tersebut turun, konsumen akan menambah pembelian terhadap barang tersebut.

2.     Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang, sehingga memaksa konsumen mengurangi pembelian, terutama barang yang akan naik harganya.

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktorfaktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap/ ceteris paribus). Kemudian dalam hukum permintaan terhadap barang halal sama dengan permintaan dalam ekonomi pada umumnya, yaitu berbanding terbalik terhadap harga, apabila harga naik, maka permintaan terhadap barang halal tersebut berkurang, dan sebaliknya, dengan asumsi cateris paribus

Faktor-faktor Penentu Permintaan adalah:

1)    Harga barang yang bersangkutan

Pada umumnya hubungan antara tingkat harga dan jumlah permintaan adalah negatif, yakni semakin tinggi tingkat harga, maka semakin rendah jumlah permintaan, demikian pula sebaliknya.

a.      Efek Substitusi

Efek Substitusi berarti bahwa jika harga suatu barang naik, maka hal ini mendorong konsumen untuk mencari barang lain yang bisa menggantikan fungsi dari barang yang harganya naik tersebut (barang substitusi).

b.     Efek Pendapatan

Efek Pendapatan berarti bahwa, jika harga suatu barang naik maka berarti pula secara riil pendapatan konsumen turun sebab dengan pendapatan yang sama ia hanya dapat membeli barang sedikit.

2)    Pendapatan Konsumen

Semakin tinggi pendapatan seorang konsumen, maka akan semakin tinggi daya belinya sehingga perimintaannya terhadap barang akan semakin meningkat pula.

3)    Harga Barang Lain Yang Terkait

Yang dimaksud barang lain yang terkait adalah substitusi dan koplementer dari barang tersebut. Jika harga barang substitusinya turun, sebab konsumen mengalihkan pada barang koplementernya naik, maka perimintaan terhadap barang tersebut.

4)    Selera Konsumen

Jika Selera Konsumen terhadap barang tersebut tinggi maka permintaannya pun akan tinggi eskipun harganya pn tinggi, dan begitupun sebaliknya.

5)    Ekspektasi (Pengharapan)

Meskipun tidak secara eksplisit, pemikiran Ekonomi Islam klasik menengarai peran ekspektasi bisa berupa ekspektasi positif maupun negatif. Dala kasus ekspektasi positif kosumen akan lebih terdorong untuk membeli suatu barang dan untuk ekspektasi negatif berlaku sebaliknya.

6)    Maslāhah

Pengaruh maslāhah terhadap permintaan tidak bisa dijelaskan secara sederhana sebab ini tergantung kepada tingkat keimanan. Jika maslāhah relatif turun maka jumlah barang diminta akan turun juga

C.     Hubungan Harga dengan Permintaan

Hubungan harga dengan permintaan biasanya dikaitkan dengan tingkat pendapatan. Berikut adalah rincian hubungan antara harga, permintaan dengan pendapatan.

1.     Pendapatan(Y)  sebagai  variabel  tetap  akan dipengaruhi  oleh  harga  (X1)  dimana semakin besar Harga (X1) maka Pendapatan (Y) akan semakin besar, begitu pula sebaliknya saat harga (X1) mengecil maka Pendapatan (Y) akan semakin kecil.

2.     Pendapatan(Y) sebagai variabel tetap akan dipengaruhi oleh Jumlah Permintaan (X2) dimana semakin besar Permintaan (X2) maka pendapatan (Y) akan semakin besar, begitu pula sebaliknya saat permintaan (X2) mengecil maka pendapatan (Y) akan semakin mengecil.

3.     Hubungan  pendapatan  (Y)  dengan  harga  (X1)  dan  permintaan  (X2)  bernilai  positif dikarenakan pendapatan didapatkan  dari  manfaat  ekonomi  yang  diperoleh  perusahaan  dari kegiatan  usahanya,  sehingga  apabila  harga  yang  dikenakan  suatu  perusahaan  terhadap produknya   meningkat   atau   permintaan   atas   produk   yang   dihasilkan   suatu   perusahaan meningkat maka manfaat ekonomi yang diterima oleh perusahaan tersebut akan meningkat.

4.     Permintaan (X2) dipengaruhi oleh harga (X1) dimana semakin besar harga (X1) maka Permintaan (X2) akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya saat harga (X1) semakin mengecil maka  Permintaan  (X2)  akan  semakin  besar.  Hubungan  Permintaan  (X2)  dengan  harga  (X1) bernilai negatif dikarenakan adanya elastisitas permintaan atau sensitifitas permintaan terhadap perubahan harga. Tingkat elastisitas permintaan akan semakin besar apabila semakin responsif permintaan berubah pada saat mengalami perubahan harga, sebaliknya tingkat elastisitas akan semakin kecil apabila perubahan permintaan tidak terlalu besar pada saat mengalami perubahan harga.

5.     Harga  (X1)  dipengaruhi  Permintaan  (X2)dimana  apabila  penawaran  tetap  sementara permintaan (X2) semakin kecil, harga (X1) akan semakin kecil, sebaliknya apabila Permintaan (X2) semakin besar sementara penawaran tetap maka harga (X1) akan semakin besar.

6.     Dengan  memperhatikan  hubungan  antar variabel  di  atas,  dapat  diketahui  adanya hubungan positif antara variabel Harga (X1) dan Permintaan (X2) terhadap Variabel Pendapatan (Y) sehingga untuk dapat meningkatkan (Y) suatu perusahaan harus dapat meningkatkan Harga (X1) dan Permintaan (X2). Namun, dalam hubungan atara variabel Harga (X1) dan Permintaan (X2)  terdapat  hubungan  positif  dimana  semakin  besar  Harga  (X1)  akan  mengakibatkan Permintaan   (X2)   semakin   mengecil.   Hubungan   negatif   yang   dimiliki   Harga   (X1)   dan Permintaan  (X2)  mengakibatkan  perusahaan  tidak  dapat  memaksimalkan  Pendapatan  (Y) dengan   menaikkan   Harga   (X1)   dan   Permintaan   (X2)   secara   bersamaan.   Dalam   upaya memaksimalkan Pendapatan (Y), perusahaan harus dapat menemukan kombinasi terbaik antara Harga  (X1)  dan  Permintaan  (X2)  sehingga  peningkatan  Harga  (X1)  tidak  mengakibatkan penurunan Permintaan (X2) yang berakibat pada penurunan Pendapatan (Y).HargaPendapatan UsahaJumlah Permintaan

7.     Pendekatan yang dapat diambil perusahaan untuk menemukan kombinasi terbaik antara Harga  (X1)  dengan  Permintaan  (X2)  untuk  dapat  memaksimalkan  Pendapatan  (Y)  adalah dengan  menentukan  makrup.  Berdasarkan  Garrison  (2006,  531)  markup  produk  adalah perbedaan antara harga jual dan biayanya. Sehingga untuk menentukan harga yang dikenakan pada produk adalah dengan menambahkan sejumlah nilai biasanya berupapersentase dari biaya dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.

 

Berikut rumus yang digunakan:

P = a-bQ

Q = a-bP

Keterangan:

P = harga barang

Q = jumlah permintaan barang

a = konstanta

b = kemiringan atau gradien

Contoh hukum permintaan fungsi permintaan.

Contoh

Misal ada platform online shop yang sedang mengadakan flash sale ditambah lagi ada gratis ongkir, maka pembeli akan memesan barang sebanyak-banyaknya karena sedang murah. Untuk lebih jelas menghitung fungsi permintaan, simak pemaparan dan contoh hukum permintaan di bawah ini:

Barang A memiliki harga Rp500,00, jumlah permintaannya sebesar 60 unit.

Sedangkan jika harga barangnya senilai Rp200,00, jumlah permintaannya menjadi 100 unit. Berapakah fungsi hukum permintaannya?

P1 = 500
P2 = 200
Q1 = 60
Q2 = 100

Penyelesaian:

P- 500 = Q-60

-300          40

40P – (40x 500)   = -300Q+ (60x 300)

40P – (20.000)     =  -300Q+ 18.000

40P                           = -300Q + 18.000+20.000

40P                            = -300Q +38.000

     P                            = -300Q+38.000

                                                40

     P                            = 7.5Q + 950

     P                            = 950 – 7.5Q


D.    Kurva Permintaan

Kurva permintaan adalah representasi grafis dari hukum permintaan. menggambarkan hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Biasanya, kurva permintaan memiliki kemiringan negatif, yang berarti bahwa ketika harga naik, jumlah yang diminta turun.

 



E.     Perspektif Permintaan dalam Ekonomi Syariah

Fungsi permintaan adalah salah satu fungsi yang mengarah bahwa adanya hubungan yang saling berkaitan antara harga dengan jumlah barang/ jasa dalam permintaan konsumen dengan berdasarkan harga serta waktu yang tidak dapat ditentukan. Bahwasannya banyak sedikitnya jumlah suatu barang atau jasa yang akan diminta tergantung pada tinggi atau rendahnya suatu harga yang berlaku pada barang tersebut dan waktu tertentu. Suatu daftar yang menunjukkan adanya tingkat hubungan antara harga dengan kuantitas barang atau jasa yang diminta konsumen pada harga yang saat ini berlaku disebut dengan daftar permintaan. Daftar permintaan berupa suatu tabel yang disebut juga dengan Demand Schedule. Maka dari fungsi permintaan atau demand schedule akan dapat digambarkan sebuah kurva demand atau kurva permintaan. Fungsi permintaan suatu barang dalam permintaan perspektif Islam dapat ditulis: total barang x yang diminta adalah QX= f (PX, PY, T, I, E). QX, penjelasannya dimana f adalah pendapatan dan ketersediaan produk x, PX adalah harga mengenai suatu barang dengan simbol x, PY adalah harga suatu barang Y, T adalah indeks selera dan preferensi konsumen, I adalah kemampuan individu untuk membeli sesuai dengan pendapatan yang diperoleh, E adalah sebuah harapan dari semua konsumen mengenai suatu harga di masa depan.

F.     Perbedaan Permintaan Konvensional dengan Permintaan Islam

Apabila di cermati serta dipahami salah satu faktor yang mempengaruhi antara permintaan konvensional dan permintaan Islami memiliki kemiripan.             Pada umumnya memiliki kemiripan karena keduanya sebagai hasil dari pengumpulan data pustaka.

Beberapa perbedaan dari teori permintaan konvensional dan permintaan Islami, yaitu:

1.     Memiliki dasar hukum dan batasanbatasan menurut Islam dalam pandangan permintaan yang Islami, dengan berprinsip agama Islam dijadikan sandaran hidup setiap manusia dengan mempercayai adanya Allah SWT. Sumber ilmunya jelas dari al- Qur’an bahwa ekonomi islam mayoritas berdasarkan keyakinan religisiusitas dalam sistem mekanismenya.

2.     Dalam Teori ekonomi analisisnya dibatasi oleh cara manusia untuk bertahan hidup dengan memenuhi keinginannya, serta nilai-nilai moral dan sosial belum ada yang menggunakan. Dalam teori ekonomi konvensional terfokus pada tujuan keuntungan dan materialisme. Dalam aktivitas ekonomi hanya dibatasi olehvariabel pasar yakni, harga, pendapatan dan sebagainya. Teori konvensional bersumber dari akal manusia yang kadangkala bisasaja tidak rasional dalam membelu suatu komoditas.

3.     Konsep dari permintaan menurut pandangan Islam bahwa jumlahbarang tidak semuanya dapat digunakan atau dimakan, harus mampu membedakan antara yang boleh menurut Islam dengan yang tidak boleh menurut Islam. Sesuai dengan firman Allah Q.S AlMaidah ayat 87-88. Maka dari itu, dalam pandangan permintaan secara Islami menekankan pada permintaan barang yang boleh dan yang tidak boleh. Sedangkan menurut teori permintaan konvensional menganggap semua barang yang dikonsumsi itu dinilai tidak berbeda dan bisa digunakan kapan saja.

4.     Pandangan menurut teori permintaan secara Islami lebih memperhatikan pada total jumlah kebutuhan pembeli pada sejumlah barang tertentu, dalam pandangan teori konvensional mayoritas lebih memperhatikan nilainilai kepuasan.

5.     Tujuan dari teori permintaan Islami adalah mendapatkan kesejahteraan di dunia dan akhirat yang menjadi sebagai keyakinan bahwa adanya yang abadi setelah kematian, maka harta yang dimiliki harus diprioritaskan untuk investasi di akhirat kelak. Karena motif permintaan secara konvensional lebih didominasi oleh kepuasan dunia sehingga dalam membeli suatu komoditas lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Sedangkan teori permintaan Islami lebih terfokus pada bagaimana bisa meraih maslahah sehingga dalam membeli suatu komoditas lebih mengutamakan kebutuhan, tidak berlebihan dalam membeli suatu komoditas, dan mengikuti batasanbatasan syari’ah.

 

DAFTAR PUSTAKA

Fattach, An ‘Im. (2017). Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam. Jurnal Penelitian Manajemen, Volume II No. 3, Oktober 2017, diakses dari: https://journal.unisla.ac.id.

Febianti. (2014). Permintaan dalam Ekonomi Mikro. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 2, No 1 (2014): Edunomic Vol. 2 No. 1 Maret 2014 Diakses dari: http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=312 577.

Gilarso. (2007). Ilmu Ekonomi Mikro: Teori Permintaan. Semarang: PT. Angkasa Bhakti. Mue’casimbillah. STAIN Tulung Agung, Ekonomi Syari’ah. Diakses dari: https://www.academia.edu/7079942/Teori_Permintaan_dan_Kurva_Pe rmintaan

Muqtadir,Malik. (2016). Teori Permintaan Lengkap Menurut Para Ahli (Online). Diakses dari: https://www.tipepedia.com/2015/08/teori-permintaanlengkapmenurut.html. P3EI. (2013). Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Rajawali Pers, (2013). Muhammad. (2004). Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam”, Yogyakarta: BBFP. Janwari, Yadi. (2016). Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Rahmi, Ely. Teori Permintaan”, diakses dari: https://www.academia.edu/ 31509002/ Teori_permintaan.

Syamsuddin, Syamri. (2018). Mikroekonomi untuk Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Wibowo, Sukarno. (2013). Ekonomi Mikro Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH DALAM BISNIS KONTEMPORER

  MATERI- PENGANTAR BISNIS ISLAM Oleh: Eny Latifah, S.E.Sy.,M.Ak Perspektif Ekonomi Syariah dalam Bisnis Kontemporer   A.      Pengertian Ek...