KONSEP MANAJEMEN KONVENSIONAL DAN SYARIAH
A. PENDAHULUAN
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, sehingga eksistensinya dipengaruhi oleh interaksi dengan manusia lain. Di dalam berinteraksi antar individu hingga yang lebih luas mustahil tanpa adanya kiat-kiat atau manajemen. Sudah menjadi kepastian, bahwa Al Quran dan Hadits menjadi referensi dan pandangan hidup dalam aspek kehidupan umat Islam seperti manajemen. Bagaimana Al Quran dan Hadits memandang konsep manajemen? Semua akan dipaparkan pada sub bahasan selanjutnya.
Berbeda dengan manajemen konvensional , manajemen yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis Nabi (Sunnah) ini syarat dengan nilai yang diatur dalam syariah Islam. Oleh karenanya lebih dikenal dengan manajemen Islam atau lebih populer dengan sebutan manajemen syariah atau manajemen yang ada dalam koridor syariah, atau yang dipandu oleh aturan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Oleh karena itu manajemen syariah adalah manajemen yang tidak bebas nilai, karena manajemen syariah tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia, tetapi juga berorientasi kepada kehidupan di akhirat (nanti di sana), yang hanya bisa dipahami dalam sistem kepercayaan agama Islam.
Manajemen dalam Islam juga memiliki dua unsur penting yaitu subyek dan obyek. Subyek itu pelaku/manajer, dan obyek itu tindakan manajemen yang terdiri dari organisasi, sumber daya manusia, dana, operasi/produksi, pemasaran, dan sebagainya, dan memiliki empat fungsi utama yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling) (Ahmad, 2006:29).
Perlu mempelajari kedua konsep manajemen yang ada baik dari sudut pandang manajemen pada umumnya dan manajemen dari sudut padangan syariah. Karena dengan mengetahui kedua konsep yang ada manusia mendapatkan gambaran jelas atas perbedaan yang nantinya akan membawa kepada kebenaran.
B. KONSEP MANAJEMEN KONVENSINAL
Management berasal dari kata to manage yang bisa diartikan secara langsung dengan kelola atau mengelola.
Kata Manajemen itu sendiri berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen dalam bahasa cina adalah Kuan Lee. Kuan Lee berasal dari dua kata yaitu Kuan Khung (mengawasi orang kerja) dan Lee Chai (mengurusi uang). Sehingga manajemen dapat didefinisikan sebagai mengawasi/mengatur orang bekerja dan mengurusi/mengatur administrasi keuangan dengan baik. Manajemen yang baik baru dapat dicapai jika diterapkan dengan keras (tegas) dan disiplin, agar usaha bisa lurus mencapai yang diharapkan.
Definisi Manajemen James A.F.Stoner:“Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dengan menggunakan sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Definisi Manajemen (Koonentz & Donnel)“ Menitikberatkan pada pemenfaatan orang-orang dalam mencapai tujuan. Agar tujuan dapat dicapai orang-orang tersebut harus mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas (job description)”
Menurut Mary Parker Follet : “ Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus “.
Definisi Manajemen (Umum) : “Suatu metode/teknik atau proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara sistematik dan efektif, melalui tindakan-tindakan perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien”
Dalam Webster, News Collegiate Dictionary disebutkan bahwa manajemen berasal dari kata to manage berasal dari bahasa Italia “managgio” dari kata “managgiare” yang diambil dari bahasa Latin, dari kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Managere diterjemahkan dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Management diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen : “sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien” . Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.
Dari pengertian manejemen sebagaimana diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan SDM dan SDA yang ada.
C. KONSEP MANAJEMEN SYARIAH
Manajemen dalam bahasa arab disebut idharah. Idharah diambil dari perkataan adartasy-syai’a atau perkataan adarta bihi juga dapat didasarkan pada kata ad-dauran. Dalam AlQuran ditemukan terma tadbir, (bentuk masdar dari dabbara, yudabbiru, tadbiran : penertiban, pengaturan, perencanaan). Dalam bahasa Arab, manajemen disebut sebagai idara (=berkeliling atau lingkaran) Dalam konteks bisnis bisa dimaknai sebagai “bisnis berjalan pada siklusnya”. Dengan demikian Manajemen Syariah dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan manajer yang membuat bisnis berjalan sesuai rencana dalam rangka melaksanakan keridhaan Tuhan melalui orang lain.
Manajemen (al-idarah) menurut pandangan Islam merupakan manjemen yang adil. Batasan adil adalah pimpinan tidak menganiaya bawahan, dan bawahan tidak merugikan perusahaan. Definisi manajemen adalah mempersiapkan dan mengelola suatu urusan agar berhasil dan memberikan maslahat, dengan dasar keadilan, amanah & pertanggungjawaban, serta komunikatif (Jamil, 2002)
Manajemen dalam aliran islam,memiliki dua pengertian (1)sebagai ilmu,(2)sebagai aktivitas.yang mana sebagai manajemen dipandang sebagai salah satu ilmu umum yang tidak berkaitan dengan nilai,peradaban sehingga hukum mempelajarinya adalah Fardu kifayah. sedangkan sebagai aktivitas ia terikat pada aturan syara ,nilai atau Hadlarah islam.
Sedangkan pengertian dari bank syariah itu sendiri adalah suatu bentuk perbankan yang mengikuti ketentuan–ketentuan syariah islam.oleh karena itu praktek bank syariah ini bersifat universal artinya negara manapun dapat melakukan atau mengadopsi sistem bank syariah dalam hal :
1) Menetapkan imbalan yang akan diberikan masyarakat sehubungan dengan penggunaan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya.
2) Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja .
3) Menetapakan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim dilakukan oleh bank syariah.
Artinya disini bank syariah adalah bank dalam menjalankan usaha berdasarkan prinsip – prinsip syariah islah dengan mengacu kepada Al-quran dan al hadist,prinsip islam dimaksudkan disini adalah beroperasi mengikuti ketentuan –ketentuan syariah islam khususnya cara bermuamalah secara islam misalnya dengan menjauhi praktek yang mengandung riba dan melakukan investasi atas dasar bagi hasil pembiayaan perdagangan.
D. PERSPEKTIF MANAJEMEN SYARIAH
1) Manajemen sebagai ilmu dan seni
Manajemen sebagai suatu ilmu dikarenakan telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi teori. Hal ini dikarenakan di dalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam bentuk teori.
Sedangkan manajemen sebagai suatu seni, bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Cara (aplikasi) penerapan metode(cara) seseorang dalam memberikan instruksi (perintah) kepada orang lain ini membutuhkan yang namanya “seni”.
2) Manajemen sebagai profesi
Di zaman modern ini semua jenis kegiatan harus selalu dimanajemeni, dalam arti aturan yang jelas, dan sekarang boleh dikata bahwa bidang manajemen sudah merupakan suatu profesi bagi ahlinya. Menggapa demikian?, karena dalam kegiatan apapun pekerjaan harus dikerjakan secara efesien dan efektif, sehinga memperoleh masukan atau input besar. Disanalah manajemen memiliki peran sebagai sebuah profesi.
3) Perspektif manajemen Islami
Dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus bertitik dari niat baik. Niat baik itu memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama . “fiddhunya khasanah wa fil akhirati khasanah”.
Menurut prayudi dalam mengembangkan manajemen Islam harus memiliki empat(4) landasan yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian.
Hal yang paling mendasar dalam manajemen Islam adalah harus memiliki sifat ri’ayah (jiwa kepemimpinan). Kepemimpinan menurut pandangan Islam merupakan factor utama dalam konsep manajemen. Watak dasar ini merupakan bagian penting dari manusia sebagai khalifah fil-ardhi.
Manajemen (al-idarah) menurut pandangan Islam merupakan manjemen yang adil. Batasan adil adalah pimpinan tidak menganiaya bawahan, dan bawahan tidak merugikan perusahaan. Islam juga menekankan pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan dalam manajemen. Nabi Muhammad SAW (Al-Amin) dalam menjalankan manajemen bisnisnya.
Ada empat (4) pilar etika bisnis dalam Islam, yaitu:
1) Tauhid
Yang berarti memandang segala asset transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah SWT, manusia hanya mendapat amanah untuk mengelolanya
2) ‘adil
Artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau kesepakatan kerja harus dilandasi dengan “akad saling setuju” dengan system profit and loss sharing (PLS).
3) Kehendak bebas
Manajemen Islam mempersilahkan ummatnya untuk menumpahkan ide-ide kreatif dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hokum ekonomi Islam, yaitu halal.
4) Pertanggungjawaban (mas’uliyah)
Segala keputusan yang diambil oleh pimpinan (manajer) harus mampu dipertanggungjawabkan oleh semua karyawan.
Ahmad Ibrahim Abu Sin (2008), merumuskan empat hal yang harus terpenuhi untuk mendapatkan kategori manajemen yang Islami, empat hal itu adalah:
a. Manajemen Islami harus didasarkan nilai-nilai dan akhlaq islami.
b. Kompensasi ekonomis dan penekanan terpenuhinya kebutuhan dasar pekerja.
c. Faktor kemanusiaan dan spiritual sama pentingnya dengan kompensasi ekonomis.
d. System dan struktur organsasi sama pentingnya.
E. ORIENTASI MANAJEMEN SYARIAH
Tolak ukur syariah akan meluruskan orientasi manajemen yang bervisi sekuler agar sejalan dengan visi dan misi penciptaan manusia.orientasi syariah ini mengandung empat komponen sebagai berikut:
Target hasil: profit materi dan benefit–nonmateri.tujuan perusahaan atau organisasi harus tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi)setinggi – tingginya.Namun juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal(lingkungan)Benefit yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan melainkan juga dapat bersifat non materi .Islam memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah madiyah masih ada tiga orientasi lainnya,yakni qimah insaniyah,(nilai kemanusiaan),qimah khuluqiyah(nilai ahlak)dan qimah ruhiyah(nilai ruhiyah).
Dengan orientasi qimah insaniyah berarti pengelola sebuah perusahaan atau organisasi juga dapat memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan baik melalui kesempatan kerja maupun bantuan sosial dll.Qimah khulukiyah mengandung pengertian bahwa akhlaqul karimah menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas para pengelola organisasi.Sementara,qimah ruhiyah berarti perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Alloh. Jadi dalam setiap amalnya,seorang muslimselain harus berusaha meraih qimah yang dituju,upaya yang dilakukan itu haruslah sesuai dengan aturan islam .Dengan kata lain ,ketika melakukan suatu aktivitas harus disertai dengan kesadaran hubungannya dengan Allah dan setiap perbuatan muslim adalah ibadah.
Pertumbuhan.jika profit materi dan benefit nonmateri telah diraih sesuai target,maka perusahaan atau organisasi akan mengupayakan pertumbuhan profit dan benefitnya.target hasil perusahaan akan terus diupayakan agaar tumbuh meningkat setiap tahunnya,upaya penumbuhan dijalankan dalam koridor syariah. Misalnya dalam meningkatkan jumlah produksi.
Keberlangsungan. Belum sempurna orientasi manajemen suatu perusahaan bila hanya berhenti pada pencapaian target hasil dan pertumbuhan.karena itu perlu diupayakan terus agar pertumbuhan target hasil yang diraih dapat dijaga keberlangsungannya.setiap aktivitas untuk menjaga keberlangsungan pertumbuhan dalam koridor syariah.
Keberkahan.faktor keberkahan atau orientasi untuk menggapai ridla Alloh Swt.merupakan puncak kebahagiaan hidup manusia Bila ini tercapai ,maka berarti menandakan terpenuhinya dua syarat diterimanya amal manusia yakni adanya element niat ikhlas dan cara yang sesuai dengan tuntunan syariah.
F. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN SYARIAH
Unsur Unsur Manajemen dalam penerapannya di dalam perusahaan saling berkaitan erat satu sama lainnya. Masing-masing dari unsur tersebut tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya salah satu maka penerapan fungsi manajemen dalam perusahaan tidak akan bisa berjalan dengan baik dan semestinya. Unsur manajemen terdiri dari “6M” yaitu: man, material, machine,money,method, dan market.
1) Man (Manusia)
Unsur manajemen yang paling vital adalah sumber daya manusia. Manusia yang membuat perencanaan dan mereka pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa adanya sumber daya manusia maka tidak ada proses kerja, sebab pada prinsip dasarnya mereka adalah makhluk pekerja. Berperan sebagai man power dalam organisasi atau perusahaan, diperlukan untuk memimpin, menggerakkan karyawan/bawahan, serta memberikan tenaga dan pikiran untuk kemajuan dan kontinuitas perusahaan
2) Material (Barang)
Ketersediaan bahan baku atau material sangat vital dalam proses produksi. Tanpa bahan baku perusahaan manufaktur tidak bisa mengolah sesuatu untuk dijual. Dibutuhkan tenaga ahli untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Sumber Daya Manusia dan bahan baku sangat berkaitan erat satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan. Material digunakan sebagai proses produksi dalam suatu perusahaan/organisasi, dapat terdiri dari bahan baku, bahan setengah jadi, atau barang jadi.
3) Machine (Mesin)
Untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi dibutuhkan seperangkat mesin dan peralatan kerja. Dengan adanya mesin maka waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi akan semakin cepat dan efisien. Disamping efisien, tingkat kesalahan manusia atau human error dapat diminimalisir, namun dibutuhkan sumber daya yang handal dan bahan baku yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang maksimal. Merupakan kebutuhan pokok dalam melancarkan jalannya perusahaan
4) Money (Uang)
Perusahaan dalam menjalankan seluruh aktifitas sehari-harinya tidak akan bisa terlepas dari biaya yang diukur dengan satuan sejumlah uang. Dengan ketersediaan uang atau dana yang memadai maka manajemen perusahaan akan lebih leluasa dalam melakukan sejumlah efisiensi untuk mencapai tujuan akhir perseroan yaitu memperoleh laba yang maksimal. Pembelian bahan material atau bahan baku nilainya akan jauh lebih murah jika dilakukan dengan pembayaran tunai begitu pula dengan jumlah atau quantity, semakin banyak quantity yang dipesan maka secara otomatis akan mendapatkan jumlah harga discount khusus dari vendor. Modal dibagi menjadi 2, yaitu: (a). Modal Tetap : tanah, gedung/bangunan, mesin. (b). Modal Kerja : kas, piutang.
5) Method (Metode)
Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat digunakan sebagai aturan atau cara-cara tertentu yang bertujuan untuk menghindari terjadinya inefisiensi dan pemborosan. Dalam menerapkan manajemen untuk mengelola sejumlah unsur-unsur diatas dibutuhkan suatu metode atau standard opartional prosedure yang baku. Setiap divisi di dalam perusahaan memiliki fungsi pokok tugas atau job desk tersendiri dan masing masing divisi tersebut saling berkaitan erat dalam menjalankan aktifitas perusahaan.
6) Market (Pasar)
adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi. Konsumen atau pasar merupakan elemen yang sangat penting, tanpa permintaan maka proses produksi akan terhenti dan segala aktifitas perusahaan akan vakum. Agar dapat menguasai segmentasi pasar pihak manajemen harus memiliki strategi pemasaran yang handal dan dapat bersaing dengan kompetitor market sejenis baik dari sisi harga, kualitas maupun kuantitas.
Enam unsur manajemen diatas saling berkaitan erat satu sama lainnya, dan masing-masing elemen sangat penting dalam rangka penerapan fungsi manajemen untuk mencapai hasil yang masimal dan efisiensi dalam aktifitas perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar