Rabu, 11 Januari 2023

Fungsi Manajemen Konvensional dan Manajemen Syariah

 FUNGSI MANAJEMEN KONVENSIONAL DAN MANAJEMEN SYARIAH

 

A. PENDAHULUAN

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Manajemen merupakan suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerja sama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dapat juga dikatakan bahwa manajemen merupakan perilaku anggota dalam satu organisasi untuk mencapai suatu tujuan (Badrudin, 2013: 3).

Manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri atas tindakan-tindakan berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran atau tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (Jaja Jahari dan Amirulloh, 2013: 2).

Sementara itu Badrudin (2013: 1) berpendapat bahwa definisi manajemen mengalami perkembangan dari masa ke masa tergantung kebutuhan organisasi, sehingga istilah manajemen yang dikemukakan oleh para ahli sangat beragam. Definisi manajemen harus dapat menjawab rumusan 5W1H (what, when, who, why, where, dan how). Apa yang diatur? Kapan diatur? Siapa yang mengatur? Mengapa harus diatur? Dimana harus diatur? dan Bagaimana mengaturnya? Keenam pertanyaan tersebut harus dijawab dalam merumuskan teori manajemen.

Fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian (pengawasan) merupakan kekuatan para pemimpin dalam melaksanakan fungsi manajerial organisasi. Jika seorang pemimpin mampu secara baik merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi serta segala sumber daya yang ada didalamnya, maka tujuan dari organisasi akan dengan mudah tercapai. Kemudian pemimpin tersebut akan menjadi pemimpin yang seutuhnya karena bukan saja hanya mampu menciptakan misi/ visi organisasi, namun juga berhasil menjalankan aktivitas manajerial dalam kehidupan berorganisasi. Untuk itu jadilah pemimpin yang memiliki karakter kepemimpinan dan kemampuan melaksanakan fungsi manajerial, sehingga tujuan organisasi bisa didaratkan dalam pelaksanaan aktivitas, dan tidak hanya berada diatas kertas program.

 

B. FUNGSI MANAJEMEN KONVENSIONAL

Fungsi manajemen merupakan tugas yang dilaksanakan secara sistematis dan terorganisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang dilakukan oleh manager pada kegiatan manajemen. Berikut ini adalah fungsi manajemen diantaranya yaitu :

1) Planning

Planning (perencanaan) adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Stoner, perencanaan adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.

a) Proses Perencanaan

1) Menentukan tujuan

2) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan

3) Mengembangkan dasar pemikiran tentang masa depan, memunculkan scenario sebagai alternative  untuk keadaan masa yang akan datang

4) Menganalisa alternative tindakan dan membuat suatu rencana untuk mencapai tujuan

5) Mengimplementasikan rencana dan mengevaluasi hasilnya.

b) Hakikat Perencanaan

1) Konstribusi kepada tujuan dan sasaran

Tujuan setiap rencana dan semua rencana turunan (devivatif) adalah untuk memudahkan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.

2) Aspek primer dari perencanaan (primery of planning)

Operasi-operasi manajemen dalam pengorganisasian, pengisian lowongan, kepemimpinan dan pengendalian telah didesain untuk mendukung pencapaian tujuan.

3) Aspek daya serap perencanaan (pervasiveness of planning)

Fungsi perencanaan dilaksanakan oleh semua manajer, neskipun ciri dan luas cakupan perencanaan itu berubah-ubah sesuai dengan otoritas mereka dan dengan sifat kebijakan yang di uraiakan atasan mereka.

4) Efesiensi rencana

Efesiensi rencana diukur berdasarkan jumlah konstribusinya kepada maksud dan sasaran setelah biaya terpenuhi dan berdasarkan konsekuensi lainnya yang tidak dicari-cari, yang diperlukan untuk menformulasikan dan mengoperasikannya.

c) Jenis-jenis Rencana

1. Maksud dan Misi

Maksud (purpose) adalah tujuan luas yang berlaku bukan hanya bagi organisasi tertentu tetapi berlaku bagi semua organisasi yang sejenis.

Misi (mission) adalah tujuan khusus yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain yang sejenis.

2. Sasaran

Sasaran (objectirve) adalah target yang harus dicapai oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Jadi sasaran lebih spesifik dari pada misi.

3. Strategi

Strategi (strategy) adalah penentuan tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan serta pemilihan cara-cara bertindak dan pengalokasian sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.

4. Kebijakan

Kebijakan (policy) adalah pernyataan-pernyataan umum yang merupakan pedoman di dalam berfikir dan bertindak dalam pengambilan keputusan.

5. Prosedur

Prosedur (procedure) adalah rencana yang merupakan metode yang biasa dipakai dalam menangani kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

6. Peraturan

Peraturan (rule) adalah tindakan-tindakan yang dituntut untuk dilakukan dan dipilih dari beberapa alternative yang ada.

7. Program

Program (programe) adalah gabungan-gabungan dari tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, peraturan-peraturan, pemberian tugas-tugas, langkah-langkah yang akan diambil, sumberdaya-sumberdaya yang akan digunakan, unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan arah tindakan tertentu.

8. Anggaran

Anggaran (budget) adalah suatu rencana yang mengambarkan hasil yang diharapkan dan dinyatakan dala bentuk angka-angka.

d) Keuntungan Perencanaan

i. Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang.

ii. Memperingan biaya

iii. Focus dan flexible

iv. Pengembangan koordinasi

v. Pengembangan pengendalian

vi. Manajemen waktu

e) Tipe Perencanaan

1. Perencanaan jangka panjang (long-range plans)

Perencanaan dengan jangka waktu lebih dari lima (5) tahun.

2. Perencanaan jangka menengah (middle-range plans)

Perencanaan dengan jangka waktu antara 1-5 tahun

3. Perencanan jangka pendek (short- range plans)

Perencanaan dengan jangka waktu satu tahun atau kurang

4. Perencanaan strategi

Perencanaan untuk kebutuhan jangka panjang dan bersifat komprehensif yang telah diarahkan.

5. Perencanaan operasional (Operational Plans)

Kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategi demi terwujudnya tujuan.

Perencanaan Operasional meliputi: perencanaan produksi (production plans), perencanaan keuangan (financial plans), perencanaan fasilitas (facilities plans), perencanaan pemasaran (marketing plans), dan perencanaan sumber daya manusia (human resource plans)

6. Perencanaan tetap (standing plans)

Perencanaan yang digunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang kali terus-menerus. Bentuk dari perencanaan tetap adalah kebijakan organisasi, prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan.

7. Perencanaan sekali pakai (single-use plans)

Perencanaan yang digunakan hanya sekali untuk situasi yang unik. Bentuk dari perencanaan ini adalah anggaran dan jadwal proyek.

Adapun anggaran memiliki tiga (3) tipe:

a. Anggaran tetap (fixed budget):mengalokasikan sumber berdasar pada estimasi biaya.contoh: tanah, peralatan, dan lain-lain.

b. Anggaran Fleksibel (flexible budget): anggaran dimana sewaktu-waktu bisa mengalami perubahan sesuai dengan variasi tingkatan kegiatan. Contoh: biaya sewa.

c. Anggaran berbasis no (zero-based budget): suatu proyek atau kegiatan di anggarkan bila terdapat merek baru.

8. Langkah-langkah dalam Perencanaan

a. Menyadari adanya peluang

Kesadaran akan suatu kesempatan adalah titik awal untuk melakukan perencanaan, yang meliputi pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang di masa depan dan kemampuan untuk melihat dengan jelas dan lengkap suatu pengetahuantentang dimana kita berdiri pada sudut pandang kekuatan dan kelemahan kita.

b. Menentukan sasaran

Menetapkan sasaran bagi seluruh perusahaan dan kemudian bagi setiap unit dibawahnya.

c. Menentukan premis

Langkah enentuan premis mengarah ke salah satu prinsip utama dalam perencanaan, yaitu apabila premis perencanaan yang konsekuen semakin dipahami oleh perencana maka akan menciptakan kondisi yang kondusif.

d. Menentukan arah tindakan alternatif

Mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak segera tampak.

e. Mengevaluasi arah tindakan alternatif

Mengevaluasi arah tindakan dengan menimbang beberapa faktor dari sudut premis-premis serta tujuan.

f. Memilih satu arah alternatif

Memilih arah tindakan adalah titik di mana suatu rencana diterima, titik sesungguhnya mengenai pengambilan keputusan.

g. Merumuskan rencana turunan

Pada langkah pemilihan alternatif diatas biasanya perencanaan belum lengkap jadi rencana yang diturunkan dari rencana pokok sampai rencana tersebut siap dan lengkap serta tinggal dioperasikan.

h. Mengurutkan rencana berdasarkan anggaran

Memberi arti pada rencana-rencana tersebut, memberi nomor-nomor kepada rencana tersebut sehingga dalam wujud anggaran.

9. Pendekatan Perencanaan

Pendekatan perencanaan dapat dibagi menjadi dua(2), yaitu:

a. Perencaraan inside-out dan perencanaan outside-in

Perencanaa inside-out lebih focus atas kegiatan yang telah dilakukan tetapi masih mengusahakan yang terbaik. Sedangkan perencanaan outside-in lebih menganalisa lingkungan eksternal dan membuat perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimalisir masalah yang terjadi.

b. Perencanaan top- down dan perencanaan bottom-up

Perencanaan top-down yang membuat adalah top manjer kemudian tingkat bawah yang menjalankannya. Sedangkan bottom-up dikembangkan pada tingkat yang lebih rendah sehingga mampu dibawa pada hirarki yang lebih tinggi.

10. Dasar-dasar Perencanaan

a. Forecasting (ramalan)

Adalah proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Jenis-jenis Forecasting:

1) Forecasting kualitatif (diperhitungkan dengan analisis para ahli)

2) Forecasting kuantitatif (diperhitungan dalam bentuk angka).

b. Penggunaan Skenario

Scenario perencanaan meliputi penetuan beberapa alternative “scenario” masa yang akan datang atau peristiwa yang mungkin akan terjadi.

c. Benchmarking

Suatu tehnik yang menggunakan perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arus kinerja dan menggunakan kemungkinan tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan datang.

d. Partisipasi dan Keterlibatan

Perencanaan partisipatif yang aktif termasuk dalam proses perencanaan dimana semua orang mungkin akan mempengaruhi hasil dari perencanaan dan akan membantu mengimplematasikan perencanaan tersebut

e. Penggunaan Staf Perencana

Staf-staf perencanaan dipekerjakan untuk bertanggungjawab dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan system perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan.

2) Organizing

Istilah organizing atau pengorganisasian berasal dari kata organum yang berarti alat, bagian atau komponen.

Di dalam pendekatan manajemen, organisasi mempunyai dua (2) arti”

a. Arti yang mengacu pada suatu lembaga (instansi)

b. Arti yang mengacu pada proses pengorganisasian.

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi.

Langkah-langkah dalam melakukan proses pengorganisasian:

1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misinya

2. Membagi beban kerja ke dalam aktifitas-aktifitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.

3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organsasi dengan cara logis dan efesien.

4. Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam kesatuan yang harmonis

5. Memantau efektifitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk memperhatikan atau meningkatkan efektifitas.

Prinsip- prinsip organisasi

a. Disain organisasional (Organizational Design)

Penentuan struktur organisasi yang tepat bagi strategi, orang, dan tugas organisasi.

b. Struktur Organisasi (organization structure)

Cara dimana kegiatan suatu organisasi dibagi, diorganisir, dan dikoordinasi.

c. Pembagian kerja (division of work)

Pembagian kerja adalah pengelompokkan kegiatan kerja ke dalam departemen yang sama dan secara logis berhubungan, sehingga tiap bagian yang dilakukan tahu secara jelas aktivitas mana yang harus dilakukan dan menjadi tanggungjawab.

d. Pendelegasian Wewenang (authority delegation)

Setelah pembagian aktivitas, pendelegasian wewenang harus dilakukan supaya suatu bagian dapat menjalankan aktivitasnya dan dapat dipertanggungjawbkan.

e. Hierarki (hierarchy)

Suatu pola tingkatan sari suatu struktur organisasi dimana yang berada diatas adalah manajer puncak yang bertanggungjawab atas operasi organisasi secara keseluruhan.

f. Koordinasi (Coordination)

Setelah dilakukan pembagian aktivitas dan pendelegasian wewenang diperlukan koordinasi dari berbagai bagian. Hal ini dimaksudkan agar bagian-bagian yang ada tidak berjalan sendiri-sendiri sebab kegiatan yang dijalankan di satu bagian akan mempengaruhi dan dipengaruhibagian lainnya.

g. Rentang kendali manajemen (span of management control)

Rentang kendali manajemen adalah jumlah bawahan yang harus melapor secara langsung kepada seorang atasan.

h. Rantai komando (chain of command)

Rancangan mengenai siapa melapor ke siapa dalam suatu oganisasi, seperti halnya garis laporan adalah bentuk yang ada di bagan organisasi.

Keunggulan rentang manajemen sempit:

a. Supervise bisa dilakukan secara langsung

b. Pengendalian dapat dilakukan langsung terhadap bawahan yang dikendalikan

c. Dapat mempercepat komunikasi antara bawahan dan atasan

Kelemahan rentang manajemen sempit:

a. Para atasan cenderung terlalu terlibat dalam tugas-tugas bawahan

b. Banyak tingkat manajemen

c. Biaya tinggi karena terbagi menjadi beberapa tingkat

Memiliki tingkat  kelebaran jarak antara tingkat paling bawah dengan tingkat puncak.

Keunggulan rentang manajemen luas:

a. Para atasan mengadakan delegasi

b. Kebijakan yang jelas harus dibuat

c. Para bawahan harus diseleksi dengan hati-hati

Kelemahan rentang manajemen luas:

a. Atasan yang terlalu banyak beban cenderung menghambat keputusan

b. Ada bahaya para atasan kehilangan kendali

c. Dituntut kualitas istimewa dari para manajer.

Bentuk organisasi

1. Ditinjau dari jumlah pemimpin puncak organisasi

1) Organisasi dengan pemimpin puncak tunggal

Adalah organsasi yang mempunyai pemimpin puncak satu orang. Contohnya perusahaan perseorangan.

2) Organisasi dengan pemimpin puncak dewan

Adalah organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih dari satu orang (dewan). Contoh perusahaan berbentuk PT.CV.Firma.

2. Ditinjau dari hubungan wewenangnya

Perlu diketahui lebih dahulu pentingnya wewenang lini (line authority), wewenang staf (staff authority), dan wewenang fungsional (functional authority), sebagai berikut:

a. wewenang lini (line authority)

adalah wewenang yang menimbulkan tanggungjawab atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.

b. wewenang staf (staff authority)

adalah wewenang untuk membantu agar orang yang mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

c. wewenang fungsional (functional authority)

adalah wewenang yang diberikan kepada seseorang atau departemen untuk dapat turut mengambil keputusan-keputusan mengenai hal-hal yang berada di departemen yang lain.

Bentuk organisasi yang tercipta dari hubungan kewenangan adalah:

(a) organisasi garis/lini

adalah organisasi yang hanya memiliki hubungan wewenang ini dalam organisasinya. Contohnya perusahaan kecil yang mana hanya ada satu atasan dan bawahan (dalam jumlah sedikit)

(b) organisasi garis/lini dan staf

dalam organisasi yang berbentuj garis/lini dan staf terdapat wewenang garis dan wewenang staf dan diantara keduanya terdapat hubungan. Contoh perusahaan berskala besar yang memiliki departemen-departemen yang saling berkaitan dan masing-masing departemen dipimpin seseorang yang bertanggungjawab dan dilaporkan pada atasan.

(c) organisasi fungsional dan garis/lini

adalah organisasi di mana di dalamnya terdapat hubungan wewenang lini dan fungsional. Biasanya terdapat dalam organisasi besar dan karyawanya banyak dan kegiatanya terspesialisasi.

Asas organisasi diantaranya:

1. Perumusan tujuan

2. Departemenisasi

3. Pembagian kerja

4. Koordinasi

5. Pelimpahan wewenang

6. Rentang kendali

7. Jenjang organsasi

8. Kesatuan perintah

9. fleksibel

3) Coordinating

Pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjai kekacauan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, penyatuan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organsasi.

4) Directing/Commanding

Adalah salah satu fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,perintah-perintah kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.

5) Motivating

Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) kepada karyawan untuk bekerja sehingga tujuan organsasi dapat tercapai secara efektif dan efesien. Pemotivasian dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi orang untuk meraih tujuan tertentu.

6) Controlling

Adalah suatu bentuk pengawasan atau pengendalian, fungsi ini berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.

Fungsi pengendalian sangat penting untuk mengevaluasi strategi. Pengendalian tersebut terdiri atas empat (4) langkah dasar:

a. Penetapan standar kerja

b. Penilaian kinerja individual dan organisasional

c. Pembandingan kinerja actual dengan standar kinerja yang direncanakan

d. Pengambilan langkah-langkah korektif.

 

 

7) Reporting

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberi keterangan mangenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada orang yang jabatanya lebih tinggi di suatu organisasi tersebut.

8) Assembling Resources (Penempatan Staf)

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak ari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi. Fungsi manajemen staffing disebut juga manajemen personalia atau manajemen sumber daya manusia, yaitu mencakup berbagai aktifitas seperti perekrutan, pewawancaraan, pengujian, penyeleksian, pengorientasian, pelatihan, pengembangan, pemeliharaan, pengevalusian, pemberian imbalan, pendisiplinan, pengangkatan, penstransferan, dan pemecatan karyawan.

9) Forecasting

adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilaksanakan.

10) Leading

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan orang lain untuk  mencapai tujuan tertentu. Adapun tugas pemimpin adalah mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara atasan dengan bawahan, memberi semangat, inpirasi,dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bergerak, dan tugas terakhir adalah memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

 

C. FUNGSI MANAJEMEN SYARIAH

Berbicara tentang fungsi manajemen dalam Islam tidaklah bisa terlepas dari fungsimanajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry Fayol seorang industriyawan Perancis, Dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemn itu adalah merancang,mengorganisasikan, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itukemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahantahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.

Sementara itu Robbin dan Coulter (2007:9) mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yangpaling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Senadadengan itu Mahdi bin Ibrahim (1997:61) menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugaskepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu : Perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

1) Perencanaan (planning)

Dalam Al-Qur‟an, fungsi perencanaan dapat kita temukan dari ayat berikut ini, yakni di dalam Al Qur‟an surahal-Hasyr ayat 18 yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap dirimemperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalahkepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

 

Juga dalam hadits (CD Hadist -Kutub at Tis‟ah)Rasulullah bersabda : "Bahwasannya semua pekerjaan diawali dengan niat, dan bahwasannya pekerjaantergantung pada niat (rencananya)” (HR. Bukhari: 01)

 

Dari ayat dan hadist diatas, dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu harus direncanakan (niatkan). Dalam upaya mengelola pembelajaran diperlukan sebuah niat (rencana),perencanaan yang baik. bentuk perencanaan yang baik meliputi :

a. Perencanaan selalu berorientasi pada masa depan, yaitu dalam perencanaanberusaha untuk memprediksi bentuk dan masa depan berdasarkan kondisi dansituasi saat ini.

b. Perencanaan merupakan suatu hal yang benar-benar dilakukan bukan kebetulan,sebagai hasil dari ekplorasi dan evaluasi kegiatan sebelumnya.

c. Perencanaan memerlukan tindakan dari orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan baik secara individu maupun kelompok.

d. Perencanaan harus bermakna, dalam arti usaha-usaha yang dilakukan dalam rangkamencapai tujuan diselenggarakannya menjadi semakin efektif dan efisien.Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan yang ingin mencapai tujuansebagaimana yang diharapkan harus terlebih dahulu dilakukan proses perencanaan.

2) Pengorganisasian (organizing)

Menurut Hick dan Gullet (1981: 321) pengorganisasian adalah kegiatan membagi tugas dan tanggung jawab dan wewenang sekelompok oranguntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam Al-Qur‟an surat Al-Imran ayat 103 dapat diambil sebuah pemahaman tentangadanya fungsi manajemen, yaitu organizing (pengorganisasian).Sebagaimana firman Allah :

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamubercerai berai”.

Dari beberapa ayat tersebut menunjukkan perlunya persatuan dalam setiap tindakan yangterpadu, utuh, kuat, dan karenanya Allah melarang bercerai berai. Artinya bahwa mengorganisasi sesuatu hal dengan baik agar supaya tidak terpecah-pecah antara satu dan lain menjadi prinsip dalam manajemen menurut Islam. “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS. Al An‟am:165)

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dalam menjalani hidup, pasti dihadapkan pada sesuatu yang berbeda, mereka ada pada tingkatan yang berbeda, yangdikenal dengan sebutan stuktur organisasi. Dengan demikian, pengorganisasian sesungguhnya merupakan kegiatan untuk menyusun atau membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam upaya mencapai tujuan.

3) Pengarahan (directing)

Menurut Terry dalam Hasibun (2000 : 183) mendefinisikanbahwa pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bekerjasama danbekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Didalam Islam, fungsi pengarahan dilakukan oleh seorang Nabi (guru) atau pemimpin,untuk memberikan petunjuk tentang hal yang baik dan yang buruk. Di dalam Al Qur;ansurat Al Imran ayat 110 Allah berfirman:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yangma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.

(QS. Al Imran: 110)Ayat di atas, mengisyaratkan bahwa sebagai umat manusia (umat Muhammad) yangterbaik diperintahkan untuk memberikan anjuran (pengarahan) kepada umat Islam lainyaagar senantiasa melakukan pekerjaan yang baik dan menjauhkan diri dari melakukanpekerjaan yang melanggar perintah agama.Di dalam Surat Al Baqarah ayat 213 Allah berfirman:

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan.”

4) Proses actuating

adalah memberikan perintah, petunjuk, dan nasehat serta keterampilandalam berkomunikasi. Berkenaan dengan manajemen yang sesuai dengan syariat islam,maka seorang pemimpin harus memberikan pengarahan kepada para pegawainya ataukaryawan dengan berbagai macam pendekatan agar tujuan yang telah direncanakan dapatdicapai dengan baik. Oleh karena itu, peran seorang pemimpin (manajer) dalammanajemen sangat penting sekali.d.

5) Pengawasan (controlling)

Di dalam Islam, fungsi pengawasan dapat terungkap padaayat-ayat di dalam al-qur‟an surat As-Shof ayat 3 :“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”Ayat tersebut memberikan ancaman dan peringatan terhadap orang yang mengabaikankontrol terhadap perbuatannya. Dalam hal kontrol Islam menurut Jawahir (1983:66) sangat memperhatikan bentuk pengawasan terhadap diri terlebih dahulu sebelummelakukan pengawasan terhadap orang lain.

Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAWyang berbunyi:“Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat kerja orang lain.”(HR. Tirmidzi:2383). (CD Hadits: Kutub at Tis‟ah). Juga di dalam surat Al Zalzalah Allah berfirman:“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.(QS. Al Zalzalah: 7-8).Dalam pandangan islam segala sesuatu harus dilakukan secara terencana, dan teratur.Tidak terkecuali dengan proses kegiatan apapun, hal tersebut harus diperhatikan, karenasubstansi dari manajemen adalah mewujudkan secara baik dan maksimal. Manajemen dalam hal ini berarti mengatur atau mengelola sesuatu hal agar menjadi baik. Hal inisesuai dengan hadist,An-Nawawi (1987: 17) yang diriwayatkan dari Ya‟la RasulullahSAW bersabda : “Sesungguhnya mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segalasesuatu.” (HR. Bukhari: 6010). (CD Hadits: Kutub at Tis‟ah).

Selain itu berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani bahwasannyaRasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan,dilakukan secara itqan (tepat, terarah, dan tuntas)(HR. Thabrani).Menurut An-Nawawi (1987: 17) dalam bukunya hadits Ar‟bain bahwasannya Rasulullahjuga memerintahkan manusia agar mendidikan anak-anaknya secara terencana sesuaidengan fase-nya.“Didiklah anakmu dalam tiga tahap, tujuh tahun pertama ajaklah ia sambil bermain,tujuh tahun kedua ajaklah dia untuk disiplin, dan tujuh tahun ketiga ajaklah dia sebagai teman”.(HR. Baihaqi)Dari hadist tersebut dapat diambil suatu dasar bahwasannya sekolah/madrasahmerupakan salah satu tempat untuk mendidik anak bermain, disiplin dan memperlakukananak didik sebagai teman dalam proses belajar mengajar, sehingga mereka nantinya dapattumbuh sebagai generasi-generasi yang tangguh.

 

D. GAMBARAN HADIST TENTANG FUNGSI MANAJEMEN SYARIAH

Tentang fungsi manajemen yang disebutkan dimuka, sebenarnya Nabi jauh-jauh telahmemberikan isyarat, misalnya bagaimana tindakan kita diawali dengan niat, seperti dalam hadist riwayat bukhari muslim, yakni :

a. Planning (niat)

Sebagai formulasi tindakan di masa mendatang, diarahkan kepada tujuanyang akan dicapai oleh organisasi. Dalam ilmu manajemen (kaifiyat), niat ini masuk pada tahap planning. Kalau pada tahap ini tidak memperlihatkan keajegan (ghayat), hasilnyapun tidak mungkin sesuai dengan target (ultimate goals), yang hendak sebagaimanaseharusnya (das sollen). Dalam bahasa Dean R Spitzer, “Those who fail to plain, Plain to fail” (siapa yang gagal dalam membuat rencana, sesungguhnya ia sedang merencanakan kegagalan). Jika niat sekeras baja, hasil capaiannya pun akan setingkat itu. Kalau niatnya setinggi gagasan, kita akan menghasilkan sebesar dan sehebat itu. Dengan demikian, niat merupakan padanan planning dalam manajemen yang lebih bersifat intrisik dan manusiawi.

b. Organizing

adalah upaya mempertimbangkan suasana organisasi, pembagian pekerjaan,prosedur pelaksanaan, pembagian tanggungjawab, dan lain-lain. Apabila tahap inidikerjakan secara seksama, akan terjaminlah efisiensi penggunaan tenaga kerja. Ada duahadist yang berkaitan dari kitab Shahih Bukhari. Hadis pertama berbunyi:“Dua orang itulebih dari pada satu, tiga orang itu lebih baik dari dua orang, empat orang lebih baik dari tiga orang. Maka berjamaahlah kamu sekalian. Sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan umat kami kecuali padanya ada petunjuk .” Adapun Hadis yang keduaadalah sebagai berikut:“hendaklah kamu berada dalam jamaah, karena sesungguhnya berjamaah itu rahmat, sedangkan perpecahan ituazab.”

c. Comunicating

yaitu kegiatan manajer dalam berkomunikasi dengan semua unsurorganisasi sehingga arus komunikasi dan umpan balik/feed back dapat berjalan lancarsebagaimana yang diharapkan. Sebuah hadist menyatakan:

“Tidak termasuk umat kami orang yang tidak menyenangi atasan dan bawahan (shangirana dan kabirana) dan tidak melaksanakan amal ma‟ruf dan nahi munkar.”

Hadis lain menjelaskan bahwa dalamproses komunikasi harus memperhatikan kadar kemampuan, atau berorientasi padakhalayak, sehingga feed back-nya sesuai dengan harapan:“Bicaralah kamu sekalian sesuai dengan kadar akal/pikiran mereka.”

d. Controlling

yaitu upaya manajer membandingkan antara hasil nyata dan hasil yangdiharapkan berarti ia berada di jalur pengawasan yang benar. Deviasi yang terjadi harusmenjadi bahan penyusunan perencanaan mendatang. Dalam sebuah hadist dinyatakandemikian: “ Tidak ada seorang hamba yang diberi keepercayaan oleh Allah untuk memimpin lalu ia tidak memelihara dengan baik, melainkan Allah memimpin lalu iatidak memelihara dengan baik, melainkan Allah tidak merasakan kepadanya bau surga.”

e. Staffing

tahap ini dimulai dari penempatan dan pelatihan untuk mengembangkan tenagakerja bagi kemajuan organisasi. Sebuah hadis menjelaskan bahwa dalam proses penempatan orang harus disesuaikan dengan job-nya/urusannya. Tarmidzi meriwayatkan: “Sebagian ciri muslim yang baik adalah meninggalkan sesuatu yang tidak menyangkut urusannya.”

f. Leading

yaitu memimpin dengan penuh inspirasi sehingga manajemen tanggap danmampu menyesuaikan dengan tuntutan keadaan. Hadist nabi menjelaskan sebagai berikut:“Apabila suatu pekerjaan diberikan kepada bukan ahlinya, maka tunggukehancurannya.”Hadist lain menyebutkan:“Pemimpin bangsa adalah pelayan mereka.”

g. Motivating

yaitu memberikan dorongan semangat kepada para pekerja untuk mencapaitujuan bersama dengan cara memenuhi kebutuhan dan harapan mereka serta memberikanpenghargaan. Hadist nabi menjelaskan:

“Kasihanilah mereka yang ada dibumi; niscaya yang dilangit akan mengasihani kamu.”

Dalam hadist yang lain disebutkan : “Manusia bergantung kepada Allah; yang lebih dicintainya adalah mereka yang bermanfaat bagi sesamanya.”

h. Decision making

Pengambilan keputusan sebagai langkah manajer secara bijaksanauntuk memilih dari berbagai alternatif tindakan yang dapat ditempuh. Allah SWTmemberikan contoh dalam Al-Qur‟an (surat Al-Baqarah : 300) tentang penciptaanmanusia, juga dalam kisah Nabi Ibrahim AS, dan Nabi Musa AS. Bahkan, hampir semuapara Nabi memberikan contoh yang sama: setiap kali membuat keputusan selaludikonfirmasikan terlebih dahulu kepada bawahannya. Begitu pula Nabi MuhammadSAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut: “ketika hendak berperang, Rasulullah mengundi diantara istrinya (siapa yang akan ikut berperang), dan beliau berlaku adil. Kemudian beliau berkata, “Ya Allah, inilah pekerjaanku dari apa yang akukuasai. Jangan menyalahkan aku dari apa yang engkau kuasai dan aku tidak menguasainya.”

i. Actuating

Pola pekerjaan terpadu. Dalam Shahih Muslim (4:1999), (bab Tarahum Al-Mu‟minin: 2585; Shahih Bukhari 3:253, bab Ta‟awun Al-Mu‟minun) terdapat riwayat yang menyatakan: “Tolong menolong sesama mukmin seperti sebuah bangunan yang kukuh teguh karena saling sokong menyokong.

“Bandingan Orang Islam dalam halkasih sayang, saling belas kasihan, saling berlemah lembut, seperti sebatang jasad. Apabila sakit salah satu anggotanya, maka seluruh jasad itu turut berjaga malam dandemam (menderita kesakitan).”

Hadis lain yang menjelaskan tentang actuating adalah sebagai berikut: “ perumpamaan orang yang mematuhi peraturan-peraturan Allah dengan orang-orang dengan orang yang melanggarnya adalah seperti segolongan orang yang berebutan naik kapal/ perahu. Sebagian orang memperoleh tempat di bagian atas, dan sebagian lagi di bagianbawah. Orang-orang yang menempati bagian bawah itu, jika hendak mengambil air terpaksa melewati orang-orang yang diatas. Kata mereka, „Bagaimana kalau kita tembus saja lubang air di tempat kita sehingga kita tidak perlu menyusahkan orang-orang diatas‟. Jika orang-orang yang berada diatas tadi menyetujui rencana tadi, celakalah mereka. Dan jika mereka melarang, mereka akan tertolong, dan semua isi kapal akanselamat.”

Sebenarnya cara seseorang melakukan pengelolaan sangat bergantung pada penilaian danpemahaman orang itu terhadap manusia. Karena itu ilmu manajemen pun berusaha dan berkembang sejalan dengan berubah dan berkembangnya pemahaman dan penilaian orang terhadap manusia. Bahkan, ahli strategi Jepang, Kiichi oh Mai, pernah mengatakan bahwa,dalam menghadapi abad informasi ini, yang pertama-tama harus diperhatikan oleh para manajer adalah pemahaman tentang manusia, kemudian kemampuan mengakses informasi, kepiawaiandalam bidang keuangan, dan kemampuan membuat jaringan penasihat.Adapun asumsi dasar tentang manusia, menurut ajaran islam, adalah pengakuan bahwa manusia,pada dasarnya, berpotensi positif, yang dilukiskan dengan istilah hanif. Ada hadist qudsi yang menjelaskan istilah ini: “Sesungguhnya telah kuciptakan hamba-hamba-Ku itu berwatak hanif”. Kemudian setan datang kepada mereka, dan disesatkannya mereka dari agama mereka.Keterkaitan hanif dengan manajemen adalah watak hanif menyebabkan manusia akan cenderung memilih yang baik dan benar dalam seluruh kehidupannya. Sedangkan penilaian terhadap baik dan buruk akan sangat bergantung latar belakang pendidikan dan pengalamannya.

 

E. DASAR-DASAR , TINGKAT DAN BIDANG-BIDANG DALAM MANAJEMEN

1. Dasar-dasar Manajemen

Dasar- dasar dari manajemen pada umumnya bisa terlihat dalam aktifitas bisnis yang ada dilingkungan sekitar.  Berikut adalah dasar-dasar manajemen:

a. Adanya kerjasama diatara sekelompok orang dalam ikatan formal

b. Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang akan dicapai

c. Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab yang teratur

d. Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik

e. Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan

f. Adanya human organization.

1. Tingkat Manajemen

Tingkatan manajemen menurut para ahli (ekonom) secara garis besar terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: top managemen, middle managemen dan low managemen.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tingkatan:

a) Manajemen Puncak (Top Management)

Disebut juga dengan Manajemen Institusional/Eksekutif/Key Executive. Terdiri dari dewan direktur, direktur utama atau chief executive officer (CEO).  Tugas:  Mengembangkan rencana2 yang luas untuk  perusahaan dan mengambil keputusan2 penting.

b) Manajemen Menengah (Middle Management)

Disebut juga dengan Manajemen Administratif. Terdiri dari  pimpinan pabrik atau para manajer divisi (divisions managers). Tugas: Bertanggung jawab untuk mengembangkan  rencana2 operasional yang lebih luas dan menerapkan rencana yang dibuat oleh manajer puncak.

c) Manajemen Pelaksana (Low Management/Operating Management)

Disebut juga dengan manajemen penyelia atau supervisory  management. Bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana-rencana yang dibuat oleh para manajer menengah.

Secara mendasar keahlian manajemen dibagi menjadi tiga(3), yaitu:

a. Technical skill (keahlian teknis) adalah kemampuan menggunakan alat-alat, prosedur, dan tehnik suatu bidang yang khusus, misal ketrampilan membuat produk.

b. Interpersonal skill (keahlian interpersonal) adalah kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dan memotivasi orang lain baik sebagai inividu maupun kelompok. Missal memimpin rapat.

c. Conseptual skill (keahlian konseptual) adalah kemampuan untuk mengkoordinasi dan memadukan berbagai kepentingan dan kegiatan organisasi

Adapun empat(4) keahlian lain yang harus dimiliki seorang menajer adalah:

a. Keahlian diagnosis

b. Keahlian komunikasi

c. Keahlian manajemen waktu

d. Keahlian pengambilan keputusan

2. Bidang-bidang Manajemen

Secara fungsional, bidang-bidang manajemen dalam dibagi menjadi empat (4), yaitu:

1) Manajemen SDM (Sumber Daya Manusia)

Manusia adalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu organisasi. Manajemen sumber daya manusia adalah semua kegiatan yang mengatur keikutsertaan manusia dalam organisasi. Manajr sumber daya manusia melakukan 2 (dua) fungsi: pertama fungsi manajerial dan kedua fungsi operatif. Adapun fungsi operatif meliputi:

a. Memperoleh tenaga kerja (personal procurement)

Mendapatkan tenaga kerja dalam jumlah dan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan guna mencapai tujuan organisasi.

b. Mengembangkan tenaga kerja (personal development)

Tenaga kerja yang ada perlu dilatih untuk menambah ketrampilan agar dapat sesuai dengan ketrampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas agar berjalan dengan baik.

c. Kompensasi (compensation)

Sebagai balas jasa atas konstribusi mereka terhadap pencapaian tujuan perusahaan maka tenaga kerja perlu dan harus diberi balas jasa yang cukup.

d. Integrasi (integration)

Setelah tenaga kerja diperoleh, dikembangkan dan diberi balas jasa yang cukup, pengintegrasian antara kepentingan-kepentinganindividu, masyarakat dan organisasi juga harus dilakukan.

e. Memepertahankan (maintenance)

Jika fungsi-fungsi sebelmunya telah dilakukan dengan memuaskan, situasi tersebut harus dipertahankan.

f. Memisahkan diri (separation)

Jika fungsi operatif  pertama seorang manajer SDM adalah mendapatkan tenaga kerja, maka fungsi akhirnya adalah melepaskan dan mengembalikan tenaga kerja tersebut ke masyarakat.

2) Manajemen Produksi/operasi

Manajemen produksi/operasi adalah kegiatan mengatur menciptakan dan menambah kegunaan (utility) barang atau jasa.

Ruang lingkup dari manajemen produksi/operasi meliputi:

a. Seleksi dan rancangan hasil produksi

b. Seleksi peralatan dan proses

c. Perencanaan produksi dari barang-barang yang akan diproses

d. Merancang tugas pekerjaan

e. Lokasi tepat usaha

f. Penyusunan peralatan (lay Out)

3) Manajemen  Pembelanjaan/keuangan

Manajemen pembelanjaan/keuangan adalah semua aktivitas perusahaan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefesien mungkin. Fungsi utama para manejer keuangan adalah merencanakan untuk (planning for) mendapatkan dan menggunakan dana-dana dengan cara-cara tertentu sehingga segala aktivitas organisasi akan tercapai melalui efesiensi yang paling optimal.

Tiga (3) kategori pengambilan keputusan manajemen pembelanjaan/keuangan:

a. Pengambilan keputusan mengenai investasi (investment decision), contoh: kekayaan (assets) apa yang harus diperoleh perusahaan?

b. Pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan keuangan, contoh: bagaimana kekayaan(assets) tersebut harus dibiayai?

c. Pengambilan keputusan mengenai pembagian deviden (dividend decision), contoh bagaimana keuntungan yang diperoleh perusahaan harus dibagikan kepada para pemilik, dan yang ditahan perusahaan.

4) Manajemen pemasaran

Manajemen pemasaran memiliki dua (2) fungsi:

a. Merencanakan dan kemudian menerapkan rencana tersebut

b. Menciptakan dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran (target markets)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH DALAM BISNIS KONTEMPORER

  MATERI- PENGANTAR BISNIS ISLAM Oleh: Eny Latifah, S.E.Sy.,M.Ak Perspektif Ekonomi Syariah dalam Bisnis Kontemporer   A.      Pengertian Ek...