EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
A. PENDAHULUAN
Konsep ekonomi konvensional dengan system ekonomi kapitalis, sosialis,komunisme, dan fasisme telah lama berjalan di muka bumi. Pasang surut keberhasilan system tersebut menjadi taruhan keberhasilan dalam membangun perekonomian suatu negara bahkan dunia dalam mensejahterakan seluruh masyarakat dunia. Harapan yang selalu diinginkan oleh seluruh umat manusia, dengan digunakan ekonomi konvensional tersebut akan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk di muka bumi ini. Kenyataan yang ada masyarakat yang bermodal, semakin kaya sedangkan masyarakat yang miskin semakin miskin, jurang antara orang kaya dengan orang miskin semakin bertambah lebar. Pertanyaan yang dapat kita ajukan adalah, kenapa ekonomi konvensional (system ekonomi kapitalisme yang sekarang menguasai) tidak mampu meningkatkan kesejahteraan di negara-negara miskin (terbelakang) ? Apa penyebabnya ? Apakah konsep ekonomi kapitalisme saat ini sudah tidak cocok untuk kondisi saat ini ?
Salah satu kegiatan ekonomi adalah perdagangan atau terjadinya transaksi jual beli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akan barang/jasa. Jual beli barang/jasa dalam perekonomian yang masih tertutup dilakukan dengan cara barter, yaitu tukar menukar antar satu barang dengan barang yang lain tanpa menggunakan uang. Perdagangan dengan cara barter memiliki banyak kendala, diantaranya kesulitas menentukan nilai suatu barang yang akan dipertukarkan. Dalam perkembangan selanjutnya muncullah alat tukar yang disebut dengan uang.
B. PERBEDAAN SECARA UMUM ANTARA EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL
Dikatakan ekonomi islam atau ekonomi syariah karena berbasis pada aturan dan cara islam. baik dalam hal teknis, sistem kerja dan dalam menyikapi permasalahan yang muncul. Perbedaan ekonomi islam dan konvensional bisa ditinjau dari kepentingan.
Misalnya ditinjau dari tujuannya, maka ekonomi islam atau ekonomi syariah lebih mengutakan untuk mencapai tujuan yang baik untuk urusan di dunia, tetapi juga baik untuk di akhirat. Misalnya terkait masalah riba, maka dalam ekonomi islam di tiadakan istilah riba. Tujuan lain dari ekonomi islam adalah tidak berorientasi pada diri sendiri, melainkan untuk mencapai kepentingan oranglain juga. Sehingga mampu mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi rakat secara umum.
Sumber perekonomian islam mengacu pada Al-quran dan hadist. Di mana ada aturan dalam menjalankan roda perekonomian.
Dimana ada aturan dalam peminjaman uang, atau sekedar mengatur tentang hukum riba dalam sudut pandang islam. karena di Al-quran dan hadist juga akan diberi penjelasan jika melanggar, maka akan menerima sanksi di akhirat nanti.
Di dasarkan pada kepemilikannya, maka ekonomi islam menetapkan bahwa sumber kepemilikan kekayaan yang dimiliki individu adalah milik Allah, manusia hanya bersifat dititipi sementara. Itu sebabnya dalam pembagian hasil berdasarkan pada pengambilan keuntungan dari prosentase pendapatannya saja.
Berbeda lagi dengan ekonomi konvesional. Perekonomian konvensional adalah ilmu yang mempelajari perekonomian yang menekankan pada kebebasan dan menggunakan sistem perekonomian berbasis pada era global.
Perbedaan ekonomi islam dan konvensional jelas saja berbeda. Dilihat dari segi tujuannya, ekonomi konvensional bertujuan untuk mementingkan dan meraup keuntungan sebesar-besarnyang yang sifatnya keduniawian.
Tujuan lainnya adalah mencapai kesejahteraan individu itu sendiri. Memang berbeda jauh dengan ekonomi islam. sumber ekonomi konvensional mengacu pada hal-hal yang sifatna positivicti.
Bagaimana jika ditinjau dari kepemilikannya, apakah perbedaan ekonomi islam dan konvensional sama? tentu saja berbeda. Pada ekonomi konvensional, kepemilikan hanya untuk pribadi ang dibabaskan untuk memiliki semua kekayaan yang diperolehnya saja.
Sedangkan dari segi pengambilan hasil, bisa di dapatkan dari bunga dari pengambilan keuntungan dari prosentase modal.
C. PERBEDAAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL
Beberapa perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional bisa dilihat dari beberapa aspek:
1. Kegiatatannya
Ekonomi konvensional menjalankan semua kegiatan di berbagai bidang usaha, sedangkan ekonomi syariah hanya menjalankan kegiatan usaha yang halal saja.
2. Aspek Hukum
Ekonomi konvensional didasarkan pada hukum yang berlaku di Indonesia, sedangkan pada bank syariah didasarkan pada Al-Qur'an dan Hadits.
3. Sistem Keuntungan
Ekonomi konvensional mendapatkan keuntungan didapatkan dari bunga/riba, sedangkan pada bank syariah dari bagi hasil antara kedua belah pihak.
4. Berdasarkan Orientasi
Ekonomi konvensional berorientasi pada keuntungan semata, sedangkan ekonomi syariah selain berorientasi pada keuntungan, juga berorientasi pada kemakmuran dan kebahagiaan dunia dan akhirat
5. Berdasarkan Prinsip
Salah satunya perbedaan prinsip. Jika ekonomi konvensional berprinsip pada konsep scarcity sedangkan ekonomi islam berprinsip pada Goal oriented diciplin. Konsep scarcity adalah konsep yang menekankan pada mempelajari perilaku manusia dalam menyikapi kelangkaan. Dengan kata lain, konsep ini membebaskan seseorang untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara maksimal untuk mencapai tujuan mereka. sedangkan goal oriented diciplin lebih luas lagi, di sana tidak hanya mempelajari cara mengalokasikan sumber daya secara maksimal, tetapi juga mempelajari tujuan. Tujuan di dunia dan di akhirat.
6. Berdasarkan Mekanisme Pasar
Dari segi mekanisme, tentu saja berbeda jauh. Jika ekonomi konvensional menggunakan mekanisme bebas keluar masuk pasar tanpa intervensi. Padahal jika pasar tidak di atur, dan dibiarkan bebas, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam penawaran dan stok barang. Salah satu contoh konkrit adalah masalah masker akibat virus corona. Banyak terjadi penimbunan barang sekaligus terjadi lonjakan harga yang fantastis tinggi.
Berbeda mekanisme pasar pada ekonomi islam, dimana ia meyakini adannya invisible hand yang mencoba untuk mengefisiensikan pasar. Jadi ekonomi islam mempertimbangkan proses produksi dan distribusi barangjasa. Menjadikan pemerintah sebagai unit ekonomi yang berdampingan dengan unit ekonomi lain, demi menjaga kestabilan.
7. Berdasarkan Distribusi Kekayaan
Perbedaan kedua jenis ekonomi ini juga dapat dilihat dari perbedaan distribusi kekayaan. Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa terjadi dua perbedaan ang cukup jauh diantara keduannya. Pada ekonomi konvensional, prinsipna mendapatkan keuntungan dan kekayaan sebesar-besarnya. Lebih condong ke kapitalis, dimana kekayaan hanya berpihak pada pemilik modal yang paling besar.Sehingga terjadi pemerataan kekayaan harta atau semacamnya. Salah satu bentuknya dengan mekanisme zakat, sedekah, infaq atau waqaf.
8. Berdasarkan Perolehan Keuntungan
Perbedaan yang paling menonjol yang lain dari segi perolehan keuntungan. Pada ekonomi konvensional, justru seolah menekan seseorang jika ingin mendapatkan keuntungan. Prinsip yang digunakan pun menggunakan time value of money, dimana nilai uang saat ini lebih tinggi dibandingkan nilai uang dimasa datang.
Time value of money dalam bahasa umum lebih akrab di kenal dengan bunga. Masarakat ang meminjam hutan pun akan dikenai bunga tinggi. Bunga yang tinggi tentu saja akan semakin mencekik bagi mereka. sedangkan mereka yang memiliki saldo tinggi, mereka pun akan mendapatkan bunga tersebut. alih-alih uang hilang, justru bertambah. Dari ini saja sudah dapat dilihat potensi kesenjangan kekayaan pun akan semakin tampak.
Berlau sebaliknya, perolehan keuntungan pada ekonomi islam dihitung ketika terjadi transaksi bisnis, maka akan terjadi pembagian keuntungan dari bisnis tersebut. sehingga terjadi keseimbangan antara usaha dan tindakan. Tidak ada istilah bunga, yang sifatnya merugikan bagi mereka yang meminjam uang di bank dan semacamnya.
D. PERSAMAAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL
Secara umum ekonomi Islam dan Konvensional memiliki persamaan dalam beberapa hal, diantaranya:
1) Kedua merupakan kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup baik dengan sifat primer, sekunder dan tersier.
2) Baik Ekonomi Islam maupun konvensional sama-sama memiliki konsekuensi atas kegiatan yang dilakukan.
3) Kegiatan yang dilakukan baik ekonomi islam atau konvensional sama-sama terkait dengan tiga (3) hal yakni produksi, konsumsi dan distribusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar