Kamis, 10 Maret 2022

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

 

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

 

Era Society 5.0 atmosfer bisnis mengalami perkembangan dengan pesat. Tehnologi menjadi sahabat sejati dalam proses manajemen bisnis. Apakah hal ini berlaku dengan kesetiaan syariah yang tertanam dalam hati. Menjadi impian bisa menjalankan bisnis dengan disertai menjalankan dan menanamkan syariah dalam prosesnya. Karea era digital membuat manusia berfikir instan dan hanya ingin hasilnya tanpa peduli dengan prosesnya.

Menjadikan syariah sebagai pondasi dalam manajemen bisnis tidaklah pekerjaan yang mudah. Keimanan dan kesabaran harus menjadi perisai dalam menjalankan bisnis. Kesuksesan dalam aktifitas berbisnis mungkin akan di dapatkan, akan tetapi bila manajemen bisnis tidak di dasari dengan syariah maka keberkahan selamanya tidak akan pernah kita dapatkan.

A.   PENGERTIAN BISNIS ISLAMI   

Menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2005) dalam bukunya yang berjudul “Business : its nature and environment : An Introduction” yang dikutip oleh Umar, bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.

          Menurut Grififin dan Ebert (2007), bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba.

          Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan utamanya adalah keuntungan.

          Bisnis menurut Hughes dan Kapoor (2014) adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

          Bisnis syariah merupakan praktek bisnis yang dalam pelaksanaan operasional kegiatannya tidak boleh semata-mata mencari laba maksimal, dengan arti bahwa keuntungan yang diperoleh harus proporsional dengan tidak memberikan kerugian kepada orang lain. Peranan etika dalam bisnis syaiah sangatlah penting sebagai pagar agar pebisnis syariah tidak terjerumus pada keserakahan.

Bisnis Islami adalah ikhtiar yang bisa dijalankan dengan menanamkan niat dan tekad kuat dalam merubah sesuatu yang asalnya tidak bisa mengasilkan sesuatu yang berharga menjadi barang yang bernilai dan mendatangkan kesuksesan bila dijalankan dengan baik dan benar (halalan thoyyibah).      

          Bisnis syariah adalah bisnis yang dijalankan dengan memperhatikan segala bentuk larangan-larangan yang diharamkan syariah Islam dan menjalankan sesuai dengan prinsip syariah dengan mengharapkan keberkahan dan keridloan kepada Allah sebagai pencipta alam semesta.

Manajemen Syariah adalah masalah pengelolaan sumber daya organisasi tetapi pengelolaan yang diharapkan tidak boleh melepaskan diri dari nilai-nilai Islam yang mengkehendaki keseimbangan berbagai aspek, fisik dan ruhaniyah, dunia dan akhirat, pribadi dan orang lain.

Manajemen Syariah merupakan kegiatan berpikir, merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan yang terintegrasi untuk membuat keputusan yang melibatkan penggunaan sumberdaya manusia, keuangan, informasi dan fisik, dengan tujuan mencapai tujuan maqashid al-syariah, dengan cara yang efektif dan efisien.

Tujuan dari manajemen syariah adalah membangun sebuah peradaban berdasarkan kepada nilai-nilai etika tauhid. Manajemen dengan prinsip syariah harus memastikan penghapusan kebusukan, kejahatan, dan ketidakadilan (al-fasad) untuk menetapkan keadilan (‘adl) baik dalam organisasiorganisasi seperti juga di dalam masyarakat. Sasaran akhir dari manajemen adalah untuk mencapai kebahagiaan (al-falah).

Dalam bahasa Arab, manajemen disebut sebagai idara (berkeliling atau lingkaran) Dalam konteks bisnis bisa dimaknai sebagai “bisnis berjalan pada siklusnya”. Dengan demikian Manajemen Syariah dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan manajer yang membuat bisnis berjalan sesuai rencana dalam rangka melaksanakan keridhaan Tuhan melalui orang lain.

Teori manajemen Islami bersifat universal, komprehensif dan memiliki karakteristik dimana manajemen dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat disamping manajemen merupakan bagian dari sistem sosial yang dipenuhi dengan nilai etika, akhlak dan keyakinan yang bersumber dari Islam.

Teori manajemen Islami menyelesaikan persoalan kekuasaan dalam manajemen, tidak ada perbedaan antara pemimpin dan kru. Perbedaan level kepemimpinan hanya menunjukkan wewenang dan tanggung jawab. Atasan dan bawahan saling bekerjasama tanpa ada perbedaan kepentingan. Tujuan dan harapan mereka adalah sama dan akan diwujudkan bersama. Karyawan bekerja dengan keikhlasan dan semangat profesionalisme, mereka berkontribusi dalam pengambilan keputusan, dan taat kepada atasan sepanjang mereka berpihak pada nilai-nilai syariah. Kepemimpinan dalam Islam dibangun dengan nilai-nilai syura dan saling menasihati, serta para atasan dapat menerima saran dan kritik demi kebaikan bersama.

B.   MANAJEMEN DALAM BISNIS ISLAMI

          Sejalan dengan perkembangan zaman, pengetahuan manajemen bukan hanya karya-karya dalam praktik nyata, tetapi dikukuhkan kedudukannya sebagai disiplin suatu pengetahuan yang dapat dipelajari.

          Manajemen sangat penting untuk diimplementasikan dalam kegiatan bisnis. Kebutuhan manajemen, bukan hanya karena kebutuhan akan pengembangan bisnis dan respon terhadap lingkungan perubahan organisasi, namun lebih dari itu, kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mensukseskan tercapaian tujuan bisnis (Business Goals), serta terlaksananya seluruh kegiatan operasional bisnis dengan optimal.

          Manajemen dalam bisnis Islam menjadi standar utama dalam menjalankan bisnis itu sendiri, karena dengan kita memiliki manajemen kita bisa membuat perencanaan, strategi, pola kerja, pemasaran, pangsa pasar dan perolehan keuntunganya harus benar-benar tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Manajemen yang terpancar dalam bisnis harus memiliki nuansa Islami dengan harapan apa yang kita jalankan akan terhitung sebagai amal ibadah yang akan memberikan kita keberkahan baik di dunia maupun di akhirat.

          Berikut adalah alasan kenapa  manajemen itu penting dalam bisnis:

1.Manajemen sebagai kekuatan.

Manajemen mampu berperan sebagai kekuatan yang dapat mempersatukan antara departemen satu dengan departemen lainnya, manajemen juga sebagai penggerak dari aktifas suatu organisasi, dan manajemen juga mampu mengkoordinasikan berbagai kegiatan bisnis.

2.Manajemen sebagai sistem kerja

Manajemen merupakan system kerja yang rasional dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem tersebut akan menghasilkan kinerja operasional bisnis yang efektif dan efesien.

3. Manajemen sebagai prinsip universal

        Manajemen merupakan pinsip yang bersifat universal karena dapat diterapkan dalam setiap kegiatan operasional bisnis tanpa mengubah budaya organisasi yang ada dalam suatu lingkungan bisnis.

4. Manajemen sebagai skill

Manajemen merupakan suatu kemampuan dan keahlian dari tenaga bisnis untuk mengelola segala aktivitas yang terjadi di lingkungan bisnis, sehingga dapat mendeteksi, menyesuaikan, serta menghadapi segala perubahan yang terjadi, baik perubahan tehnologi, lingkungan, persaingan, pangsa pasar, maupun tuntutan lain dalam lingkup luas.

5. Manajemen sebagai pencipta operasional

Manajemen adalah motoric kegiatan operasional bisnis yang mampu membawa organisasi kepada tingkat yang lebih tinggi dan mampu menyediakan factor produksi dengan tepat di segala bidang yang diperlukan.

6. Manajemen sebagai profesi

Manajemen merupakan suatu profesi untuk dapat menanggani dengan tepat kegiatan operasional bisnis. Dengan manajemen akan dapat menjalankan segala peraturan yang ada secara tepat dalam dunia bisnis.

7. Manajemen sebagai pola ukur

Manajemen adalah sesuatu yang menjadi pola ukur atas segala yang akan kita jalankan dengan trend dan passion apa yang akan kita jalankan akan terukur. Apakah kita akan memiliki pola yang baik dan benar dalam menjalankan bisnis.

8. Manajemen sebagai fallah

Manajemen adalah alat menuju fallah (kesuksesan)/keberkahan di dunia khususnya dan kelak di akhirat sebagai tujuan dan keuntungan yang bisa kita peroleh dalam menjalankan manajemen yang sesungguhnya.

          Berdasarkan uraian diatas, jelaslah manajemen tidak hanya sebuah pengetahuan saja tetapi manajemen mampu memecahkan segala permasalahan yang ada akibat dari gelaja atau ganngguan yang dihadapi di dunia bisnis.

          Peter Drucker mengemukakan dua (2) penting yang terkait dengan manajemen, yaitu fungsi manajemen dan orang yang melaksanakan manajemen. Manajemen menunjukkan suatu kedudukan social dan wewenang, tetapi juga merupakan suatu disiplin dan bidang telaah.

          Manajemen dalam bisnis Islam sangat penting perananya sebagai perencana langkah-langkah yang akan dijalankan dalam berbisnis dengan mengkaji bisnis yang akan dijalankan agar sesuai dengan syariah Islam dan pengendali/pengontrol segala aktifitas bisnis agar selalu berada pada bisnis yang halalan dan thoyyibah.

Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga (3) aliran yang masing-masing berusaha membantu manejer untuk memahami dan memimpin oerganisasi, serta mengatasi masalah-masalahnya. Tiga aliran tersebut adalah:

a.   Aliran klasik (classical school), aliran ini memiliki dua cabang, yaitu:

Manajemen ilmiah (scientific management), tokoh-tokohnya: Robert Owen (1771-1858)” peningkatan kondisi kerja”. Charles Babbage (1792-1871) ”meningkatkan produktivitas mampu menekan biaya”. Frederich W.Taylor (1856-1915)”study waktu kerja” dan lain-lain.

Teori organisasi klasik (classical organization theory), tokoh-tokohnya: Henry Fayol (1841-1925) “tehnik, komersial ,keuangan, keamanan, akuntansi, manajemen. Max Weber (1864-1920) ”manajemen birokrasi”

b.   Aliran perilaku (behavioral school), tokoh-tokohnya: Hogo Musterberg (1863-1916) ”psikolgi mampu menigkatkan produksi”. Elton Mayo (1880-1949) ”perhatian khusus mampu meningkatkan produktifitas”

c.   Aliran Ilmu Manajemen (Management Science School)

Selain tiga aliran manajemen diatas, terdapat pendekatan yang berusaha mengintegrasikan ketiga aliran tersebut, pendekatan itu adalah:

1) Pendekatan system (system approach)

2) Pendekatan kontingensi (contingency approach)

3) Gerakan hubungan antarmanusia baru (Neo-Human Relation Movement)

Manajemen dalam Islam juga memiliki dua unsur penting yaitu subyek dan obyek. Subyek itu pelaku/manajer, dan obyek itu tindakan manajemen yang terdiri dari organisasi, sumber daya manusia, dana, operasi/produksi, pemasaran, dan sebagainya, dan memiliki empat fungsi utama yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).

Negara Islam pada zaman Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin, Dinasti Umayyah dan Abbasyyah telah menjalankan fungsi-fungsi manjamen tersebut di atas, meski belum menggunakan istilah seperti sekarang. Rasul dan para sahabat telah menggunakan manajemen untuk mengatur kehidupan dan bersandar pada pemikiran manajemen Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah (hadis). Sangat keliru jika ada yang mengatakan manajemen belum diterapkan di masa-masa awal Islam.

C. UNSUR-UNSUR DAN FUNGSI MANAJEMEN

          G.R Terry (1997) menyebut unsur manajemen dengan istilah “6M” (man, material, mechine, method, money, market)

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan elemen-elaman yang ada dalam manajemen yang terdiri dari:

1.   Tenaga kerja (Men)

Kelompok tenaga kerja dapat digolongkan menjadi dua yaitu tenaga kerja eksekutif dan tenaga kerja operatif. Keduanya merupakan unsur manajemen yang memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan manajemen. Manusia berfungs bukan hanya sebagai perencana, pelaksana, pengaktualisasi, namun juga pengawas.

Dalam bisnis Islam sumber daya manusia sangat berperan penting, karena selain sebagai pelaku dia juga sebagai khalifah diri sendiri dan pimpinan dari staf-stafnya. Manusia disini sebagai pengarah kegiatan bisnis agar selalu berjalan sesuai perencanaan/ program yang telah ditentukan sebelumnya agar bisa mencapai tujuan (keuntungan/ keberkahan) yang selalu diridloi Allah.

2.   Dana (Money)

Modal (uang) adalah kebutuhan kebutuhan mutlak dalam bisnis, tanpa uang tujuan yang ditetapkan dalam manajemen organsasi tidak akan bisa tercapai dengan begitu saja meski manusia sudah menjalankan fungsinya dengan wujud jasa, tapi efek yang akan timbul atas jasa harus adanya dana. Hal itu yang menjadikan dana itu sangat penting dalam proses bisnis. Modal dibagi menjadi 2, yaitu: a. Modal Tetap: tanah, gedung/bangunan, mesin. dan b. Modal Kerja : kas, piutang.

3.   Metode (Methode)

Cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan. Metode biasanya disusun secara sistematis sehingga pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan lebih mudah untuk dicapai. Segala cara yang akan digunakan dalam menjalankan bisnis hendaknya menggunakan cara yang halal dan menjauhi segala cara yang tidak dibenarkan oleh syariah Islam.

4.   Material (Materials)

Bahan-bahan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dan hasil seperti apa yang diinginkan. Material digunakan sebagai proses produksi dalam suatu perusahaan/organisasi, dapat terdiri dari bahan baku, bahan setengah jadi, atau barang jadi.

5.   Mesin (Mechines)

Mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan memberikan hasil yang optimal. Zaman sekarang peranan mesin memiliki peningkatan dengan perkembangan tehnologi yang ada sehingga mampu menyerap kebutuhan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam proses bisnis.

6.   Pasar (Market)

Suatu tempat dimana produk yang telah dihasilkan akan bisa sampai pada konsumen akhir, baik melalui distributor atau dari produsen langsung kepada konsumen hasil sehingga penggusaha akan mendapat imbal balik atas transaksi yang terjadi. Begitupun konsumen akan mendapatkan kepuasan dan dapat mengambil manfaat atas produk yang diperoleh.

Selain enam elemen dalam bisnis diatas, ada satu elemen penting yang tidak boleh dilupakan setelah melakukan usaha, elemen itu adalah Do’a. dengan berdoa berarti kita telah menyerahkan (pasrah) atas segala usaha yang kita lakukan dan menunggu hasil yang akan Allah berikan kepada kita.

Dengan mengetahui apa itu manajemen, maka kita dapat mengetahui pentingnya manajemen itu?. Manajeman berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Tentang kata-kata mengatur akan timbul pertanyaan:

a)  Apa yang harus diatur?

b)  Tujuan dari adanya pengaturan itu apa?

c)  Menggapa harus diatur?

d)  Siapa yang mengatur?

e)  Bagaimana cara mengaturnya?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas akan timbul jawaban, dan hal itu tidak jauh dari unsur yang ada di manajemen dengan 6M (man, money,method, machine,material, dan market). Jawaban dari pertanyaan diatas adalah:

a)    Apa yang harus diatur?

Yang harus diatur adalah semua unsur manajemen yang disingkat menjadi 6M (man, money,method, machine,material, dan market)

b)   Tujuan dari adanya pengaturan itu apa?

Agar unsur 6M memiliki daya guna dalam mewujudkan tujuan dengan efesien dan efektif.

c)    Menggapa harus diatur?

Supaya 6M bisa bermanfaat optima, terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organsisasi

d)   Siapa yang mengatur?

Pemimpin. Dimana seorang yang jujur, amanah, disiplin, tanggungjawab dan professional dalam menjalankan tugas baik di posisi top manager, middle atau low manager.

e)    Bagaimana cara mengaturnya?

Dengan melakukan kegiatan yang memprioritaskan kebutuhan utama dan pokok sesuai urutan kegiatan perusahaan sesuai fungsi manajemen.

Dunia bisnis pasti sangat erat dengan kaitanya manajemen, berikut adalah fungsi manajemen dalam bisnis:

1)   Planning

Planning (perencanaan) adalah penetuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Stoner, perencanaan adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.

Proses Perencanaan

a) Menentukan tujuan

b) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan

c) Mengembangkan dasar pemikiran tentang masa depan, memunculkan scenario sebagai alternative  untuk keadaan masa yang akan datang

d) Menganalisa alternative tindakan dan membuat suatu rencana untuk mencapai tujuan

e) Mengimplementasikan rencana dan mengevaluasi hasilnya.

Hakikat Perencanaan

a) Konstribusi kepada tujuan dan sasaran

Tujuan setiap rencana dan semua rencana turunan (derivatif) adalah untuk memudahkan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.

b) Aspek primer dari perencanaan (primery of planning)

Operasi-operasi manajemen dalam pengorganisasian, pengisian lowongan, kepemimpinan dan pengendalian telah didesain untuk mendukung pencapaian tujuan.

c) Aspek daya serap perencanaan (pervasiveness of planning)

Fungsi perencanaan dilaksanakan oleh semua manajer, neskipun ciri dan luas cakupan perencanaan itu berubah-ubah sesuai dengan otoritas mereka dan dengan sifat kebijakan yang di uraiakan atasan mereka.

d) Efesiensi rencana

Efesiensi rencana diukur berdasarkan jumlah konstribusinya kepada maksud dan sasaran setelah biaya terpenuhi dan berdasarkan konsekuensi lainnya yang tidak dicari-cari, yang diperlukan untuk menformulasikan dan mengoperasikannya.

Jenis-jenis Rencana

1. Maksud dan Misi

Maksud (purpose) adalah tujuan luas yang berlaku bukan hanya bagi organisasi tertentu tetapi berlaku bagi semua organisasi yang sejenis.

Misi (mission) adalah tujuan khusus yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain yang sejenis.

2. Sasaran

Sasaran (objectirve) adalah target yang harus dicapai oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Jadi sasaran lebih spesifik dari pada misi.

3. Strategi

Strategi (strategy) adalah penentuan tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan serta pemilihan cara-cara bertindak dan pengalokasian sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.

4. Kebijakan

Kebijakan (policy) adalah pernyataan-pernyataan umum yang merupakan pedoman di dalam berfikir dan bertindak dalam pengambilan keputusan.

5. Prosedur

Prosedur (procedure) adalah rencana yang merupakan metode yang biasa dipakai dalam menangani kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

6. Peraturan

Peraturan (rule) adalah tindakan-tindakan yang dituntut untuk dilakukan dan dipilih dari beberapa alternative yang ada.

7. Program

Program (programe) adalah gabungan-gabungan dari tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, peraturan-peraturan, pemberian tugas-tugas, langkah-langkah yang akan diambil, sumberdaya-sumberdaya yang akan digunakan, unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan arah tindakan tertentu.

8. Anggaran

Anggaran (budget) adalah suatu rencana yang mengambarkan hasil yang diharapkan dan dinyatakan dala bentuk angka-angka.

Keuntungan Perencanaan

a) Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang

b) Memperingan biaya

c) Focus dan flexible

d) Pengembangan koordinasi

e) Pengembangan pengendalian

f)  Manajemen waktu

Tipe Perencanaan

a) Perencanaan jangka panjang (long-range plans) adalah Perencanaan dengan jangka waktu lebih dari lima (5) tahun

b) Perencanan jangka pendek (short- range plans) adalah Perencanaan dengan jangka waktu satu tahun atau kurang

c) Perencanaan strategi adalah Perencanaan untuk kebutuhan jangka panjang dan bersifat komprehensif yang telah diarahkan.

d) Perencanaan operasional (Operational Plans) adalah Kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategi demi terwujudnya tujuan. Perencanaan Operasional meliputi: perencanaan produksi (production plans), perencanaan keuangan (financial plans), perencanaan fasilitas (facilities plans), perencanaan pemasaran (marketing plans), dan perencanaan sumber daya manusia (human resource plans)

e) Perencanaan tetap (standing plans)

Perencanaan yang digunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang kali terus-menerus. Bentuk dari perencanaan tetap adalah kebijakan organisasi, prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan.

f)  Perencanaan sekali pakai (single-use plans)

Perencanaan yang digunakan hanya sekali untuk situasi yang unik. Bentuk dari perencanaan ini adalah anggaran dan jadwal proyek.

Adapun anggaran memiliki tiga (3) tipe:

1. Anggaran tetap (fixed budget): mengalokasikan sumber berdasar pada estimasi biaya.contoh: tanah, peralatan, dan lain-lain.

2. Anggaran Fleksibel (flexible budget): anggaran dimana sewaktu-waktu bisa mengalami perubahan sesuai dengan variasi tingkatan kegiatan. Contoh: biaya sewa.

3. Anggaran berbasis nol (zero-based budget): suatu proyek atau kegiatan di anggarkan bila terdapat merek baru.

Langkah-langkah dalam Perencanaan

a)  Menyadari adanya peluang

Kesadaran akan suatu kesempatan adalah titik awal untuk melakukan perencanaan, yang meliputi pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang di masa depan dan kemampuan untuk melihat dengan jelas dan lengkap suatu pengetahuantentang dimana kita berdiri pada sudut pandang kekuatan dan kelemahan kita.

b)  Menentukan sasaran

Menetapkan sasaran bagi seluruh perusahaan dan kemudian bagi setiap unit dibawahnya.

c)  Menentukan premis

Langkah enentuan premis mengarah ke salah satu prinsip utama dalam perencanaan, yaitu apabila premis perencanaan yang konsekuen semakin dipahami oleh perencana maka akan menciptakan kondisi yang kondusif.

d)  Menentukan arah tindakan alternatif

Mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak segera tampak.

e)  Mengevaluasi arah tindakan alternatif

Mengevaluasi arah tindakan dengan menimbang beberapa factor dari sudut premis-premis serta tujuan.

f)   Memilih satu arah alternatif

Memilih arah tindakan adalah titik di mana suatu rencana diterima, titik sesungguhnya mengenai pengambilan keputusan.

g)  Merumuskan rencana turunan

Pada langkah pemilihan alternatif diatas biasanya perencanaan belum lengkap jadi rencana yang diturunkan dari rencana pokok sampai rencana tersebut siap dan lengkap serta tinggal dioperasikan.

h)  Mengurutkan rencana berdasarkan anggaran

Memberi arti pada rencana-rencana tersebut, memberi nomor-nomor kepada rencana tersebut sehingga dalam wujud anggaran.

Pendekatan Perencanaan

i.     Perencaraan inside-out dan perencanaan outside-in

Perencanaa inside-out lebih focus atas kegiatan yang telah dilakukan tetapi masih mengusahakan yang terbaik. Sedangkan perencanaan outside-in lebih menganalisa lingkungan eksternal dan membuat perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimalisir masalah yang terjadi.

ii.   Perencanaan top- down dan perencanaan bottom-up

Perencanaan top-down yang membuat adalah top manjer kemudian tingkat bawah yang menjalankannya. Sedangkan bottom-up dikembangkan pada tingkat yang lebih rendah sehingga mampu dibawa pada hirarki yang lebih tinggi.

Dasar-dasar Perencanaan

1.   Forecasting (ramalan)

Adalah proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Jenis-jenis Forecasting:

a.  Forecasting kualitatif (diperhitungkan dengan analisis para ahli)

b.  Forecasting kuantitatif (diperhitungan dalam bentuk angka)

2. Penggunaan Skenario

Scenario perencanaan meliputi penetuan beberapa alternative “scenario” masa yang akan datang atau peristiwa yang mungkin akan terjadi.

3. Benchmarking

Suatu tehnik yang menggunakan perbaningan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arus kinerja dan menggunakan kemungkinan tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan datang.

4. Partisipasi dan Keterlibatan

Perencanaan partisipatif yang aktif termasuk dalam proses perencanaan dimana semua orang mungkin akan mempengaruhi hasil dari perencanaan dan akan membantu mengimplematasikan perencanaan tersebut

5. Penggunaan Staf Perencana

Staf-staf perencanaan dipekerjakan untuk bertanggungjawab dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan system perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan.

2)   Organizing

Istilah organizing tau pengorganisasian berasal dari kata “organum” yang berarti alat, bagian atau komponen.

Di dalam pendekatan manajemen, organisasi mempunyai dua (2) arti”

a.  Arti yang mengacu pada suatu lembaga (instansi)

b.  Arti yang mengacu pada proses pengorganisasian.

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi.

Langkah-langkah dalam melakukan proses pengorganisasian:

1.   Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misinya

2.   Membagi beban kerja ke dalam aktifitas-aktifitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.

3.   Mengkombinasikan pekerjaan anggota organsasi dengan cara logis dan efesien.

4.   Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam kesatuan yang harmonis

5.   Memantau efektifitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk memperhatikan atau meningkatkan efektifitas.

Prinsip- prinsip organisasi

a. Disain organisasional (Organizational Design)

Penentuan struktur organisasi yang tepat bagi strategi, orang, dan tugas organisasi.

b. Struktur Organisasi (organization structure)

Cara dimana kegiatan suatu organisasi dibagi, diorganisir, dan dikoordinasi.

c. Pembagian kerja (division of work)

Pembagian kerja adalah pengelompokkan kegiatan kerja ke dalam departemen yang sama dan secara logis berhubungan, sehingga tiap bagian yang dilakukan tahu secara jelas aktivitas mana yang harus dilakukan dan menjadi tanggungjawab.

d. Pendelegasian Wewenang (authority delegation)

Setelah pembagian aktivitas, pendelegasian wewenang harus dilakukan supaya suatu bagian dapat menjalankan aktivitasnya dan dapat dipertanggungjawbkan.

e. Hierarki (hierarchy)

Suatu pola tingkatan sari suatu struktur organisasi dimana yang berada diatas adalah manajer puncak yang bertanggungjawab atas operasi organisasi secara keseluruhan.

f.  Koordinasi (Coordination)

Setelah dilakukan pembagian aktivitas dan pendelegasian wewenang diperlukan koordinasi dari berbagai bagian. Hal ini dimaksudkan agar bagian-bagian yang ada tidak berjalan sendiri-sendiri sebab kegiatan yang dijalankan di satu bagian akan mempengaruhi dan dipengaruhi bagian lainnya.

g. Rentang kendali manajemen (span of management control)

Rentang kendali manajemen adalah jumlah bawahan yang harus melapor secara langsung kepada seorang atasan.

h. Rantai komando (chain of command)

Rancangan mengenai siapa melapor ke siapa dalam suatu oganisasi, seperti halnya garis laporan adalah bentuk yang ada di bagan organisasi.

Bentuk organisasi

1. Ditinjau dari jumlah pemimpin puncak organisasi

a)   Organisasi dengan pemimpin puncak tunggal

Adalah organsasi yang mempunyai pemimpin puncak satu orang. Contohnya perusahaan perseorangan.

b)   Organisasi dengan pemimpin puncak dewan

Adalah organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih dari satu orang (dewan). Contoh perusahaan berbentuk PT.CV.Firma.

2.   Ditinjau dari hubungan wewenangnya

Perlu diketahui lebih dahulu pentingnya wewenang lini (line authority), wewenang staf (staff authority), dan wewenang fungsional (functional authority), sebagai berikut:

a.  wewenang lini (line authority) adalah wewenang yang menimbulkan tanggungjawab atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.

b.  wewenang staf (staff authority) adalah wewenang untuk membantu agar orang yang mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

c.  wewenang fungsional (functional authority) adalah wewenang yang diberikan kepada seseorang atau departemen untuk dapat turut mengambil keputusan-keputusan mengenai hal-hal yang berada di departemen yang lain.

          Bentuk organisasi yang tercipta dari hubungan kewenangan adalah:

(a)      organisasi garis/lini adalah organisasi yang hanya memiliki hubungan wewenang ini dalam organisasinya. Contohnya perusahaan kecil yang mana hanya ada satu atasan dan bawahan (dalam jumlah sedikit)

(b)      organisasi garis/lini dan staf adalah organisasi yang berbentuk garis/lini dan staf terdapat wewenang garis dan wewenang staf dan diantara keduanya terdapat hubungan. Contoh perusahaan berskala besar yang memiliki departemen-departemen yang saling berkaitan dan masing-masing departemen dipimpin seseorang yang bertanggungjawab dan dilaporkan pada atasan.

(c)      organisasi fungsional dan garis/lini adalah organisasi di mana di dalamnya terdapat hubungan wewenang lini dan fungsional. Biasanya terdapat dalam organisasi besar dan karyawanya banyak dan kegiatanya terspesialisasi.

Asas organisasi terdiri dari Sembilan (9) yakni: 1.Perumusan tujuan; 2.Departemenisasi; 3.Pembagian kerja; 4.Koordinasi; 5. Pelimpahan wewenang; 6.Rentang kendali; 7.Jenjang organsasi; 8. Kesatuan perintah; dan 9 fleksibel

3) Coordinating

Pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjai kekacauan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, penyatuan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organsasi.

4) Directing/Commanding

Adalah salah satu fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,perintah-perintah kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.

5) Motivating

Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) kepada karyawan untuk bekerja sehingga tujuan organsasi dapat tercapai secara efektif dan efesien.

6) Controlling

Adalah suatu bentuk pengawasan atau pengendalian, fungsi ini berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.

7) Reporting

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberi keterangan mangenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada orang yang jabatanya lebih tinggi di suatu organisasi tersebut.

8) Staffing/assembling Resources

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak ari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi

9) Forecasting

adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilaksanakan.

10) Leading

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan orang lain untuk  mencapai tujuan tertentu. Adapun tugas pemimpin adalah mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara atasan dengan bawahan, memberi semangat, inspirasi,dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bergerak, dan tugas terakhir adalah memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

D. BERBAGAI PELUANG DALAM BISNIS

          Setiap individu yang ada dalam masyarakat ingin mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Bisnis memberikan kesempatan kepada siapa saja yang penuh semangat, energik, dan berani untuk sukses dan sejahtera. Bisnis membuka peluang kerja dari segala bidang, baik bidang kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, dan apoteker. Bidang ekonomi seperti direktur, manajer, supervisior, salesman, salesgirl, wirausahawan, pedangang, akuntan, investor, dan lain-lain begitu juga dengan bidang-bidang lainnya.

          Jika seseorang terjun dalam dunia bisnis, maka mulai saat itu ia memikul tanggungjawab bagi masyarakat luas. Karena setiap hari dia akan mendapatkan pengalaman dari mulai jenjang paling sederhana, jenjang rumit sampai jenjang kemakmuran.

          Berbisnis kita pasti berpeluang mendapatkan keuntungan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kerugian akan mendatangi kita bilamana bisnis tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kegagalan berbisnis bisa berasal dari internal dan eksternal. Internal misalnya diri kita yang lalai dan engan dalam berbagi (shadaqoh) kepada sesame dengan tidak membayar zakat, sehingga Allah sebagai pemberi rizqi marah kepada kita dan kegagalan (kehancuran) yang akan datang kepada kita. Kegagalan dari dampak eksternal adalah segala sesuatu yang disebabkan dari luar seperti bencana alam, kebakaran, pertentangan musuh dalam bisnis yang sama dengan yang kita jalani.

          Peluang bisnis akan selalu ada bilaman kita selalu ikhtiar, berdoa dan bekerjakeras tanpa rasa lelah dan bersyukur atas segala karunia (rezeqi) yang Allah berikan kepada kita hambaNya.

E. PROSES BISNIS PERUSAHAAN

          Proses berbisnis adalah tahapan dimana seseorang mampu meujudkan apa yang orang lain harapkan dari kita atas kreatifitas dan keahlian kita dalam mengolah sesuatu untuk bisa dikonsumsi. Langkah-langkah ini tidak mungkin bisa kita jalankan sendiri, sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bantuan dari orang lain/pihak lain, alat lain, dan sumber daya lainya yang menjadi menunjang dalam penyelesaian dari visi misi yang sebelumnya direncanakan.

          Peran sesama sumber daya manusia dan sumber daya alam dalam proses bisnis sangatlah penting. Sumber daya manusia menjadi pelaku utama dalam bisnis dan sumber daya alam menjadi bahan/modal/asset utama dalam menjalankan bisnis. Kolaborasi kedua unsur tersebut akan mampu menciptakan Barang/ jasa yang akan memberi kemanfaatan bagi banyak orang, karena pada hakikatnya “ sebaik manusia adalah yang berguna bagi sesamanya”. Sehingga dalam proses bisnis terdapat interaksi “take and give”. Dimana ada yang memberi dan ada yang menerima.

Manusia sebagai hamba Allah SWT yang memiliki jiwa social yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Demikian pula dengan dunia bisnis, tidak bisa melepaskan diri dari lingkungan masyarakat. Rumah Tangga Perusahan (RTP) dan Rumah Tangga Konsumsi (RTK). Semuanya menjalin relasi yang baik, maka terbentuklah hubungan antar manusia yang disebut “hablumminannass” yang akan menghantarkan pula pada “hablumminallah”, yang selanjutnya memiliki dampak kumulatif dalam meningkatkan ketaqwaan, selain itu akan mencapai kesuksesan.

F. KEWIRAUSAHAAN

          Kewirausahaan adalah dunia usaha yang dilakukan secara mandiri dalam memberdayakan diri menjalankan suatu aktifitas bisnis dengan tekad kuat demi mencapai tujuan (keuntungan) yang diharapkan. Dalam usaha tersebut tidak hanya butuh tekad kuat tetapi juga butuh pemikiran yang cerdas dalam mengolah perencanaan agar bisa dijalankan sehingga kesuksesan yang akan di dapatkan.

Umat Islam adalah konsumen terbesar di Indonesia. Seandaianya umat Islam sadar untuk memberdayakan ekonomi dan bisnis syariah, maka sudah barang tentu umat muslim akan sejahtera. Banyak ayat Al-Quran yang tersurat maupun tersirat dalam kebesaran Allah SWT yang menyatakan pentingnya manusia berusaha, menggali sumber-sumber yang ada di bumi, serta mampu memproses sehingga dapat bermanfaat bagi manusia, dimana selanjutnya manusia perlu bersyukur atas risky Allah SWT.

          Secara etimologi, wiraswasta berasal dari kata wira dan swasta. Wira berarti berani, utama, atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari dua kata: swa artinya sendiri, dan sta artinya berdiri. Swasta dapat diartikan mampu berdiri menurut kekuatan sendiri.

          RW.Griffin (2004) menggunakan istilah wirausahawan, yaitu orang-orang yang mnanggung resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama.

          Ada beberapa faktor yang mendorong seseorang berwirausaha  yaitu individu, sosiologis, dan lingkungan. Aspek kepribadian akan membentuk manusia itu rajin, mau kerja keras, percaya diri. Hal ini akan mendorong pada sifat kebersamaan dan mau membantu dan menyokong kegiatan wirausaha yang nantinya akan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif.

          Islam sendiri mengajarkan kita jangan bermalas-malasan dan harus menjalankan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh (gigih) dalam menjalankan tugas dan amanah yang datang kepada kita. Karena segala amalan yang kita lakukan di dunia ini kelak aka nada hisab (perhitunganya) yang harus kita laporkan kepada pencipta semesta Alam (Allah). Sekecil apapun perbuatan baik/buruk semua akan dimintai Pertanggungjawaban.

Kunci kesuksesan adalah berani dan kerjakeras serta pantang menyerah. Kita boleh jatuh berkali-kali akan tetapi kita harus tetap kuat dan bangkit dan mengevaluasi dari kegagalan kita dan mencari jalan keluar yang terbaik. “No Give up to succes”.

Memiliki keberanian untuk bangkit diperlukan tekad kuat agar visi dan misi serta Goal dapat kita raih. Selain itu kita harus selalu berdoa kepada Allah dan yakin akan ketetapan dan takdirNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH DALAM BISNIS KONTEMPORER

  MATERI- PENGANTAR BISNIS ISLAM Oleh: Eny Latifah, S.E.Sy.,M.Ak Perspektif Ekonomi Syariah dalam Bisnis Kontemporer   A.      Pengertian Ek...