MANAJEMEN
BISNIS SYARIAH
Era Society 5.0 atmosfer bisnis mengalami
perkembangan dengan pesat. Tehnologi menjadi sahabat sejati dalam proses
manajemen bisnis. Apakah hal ini berlaku dengan kesetiaan syariah yang tertanam
dalam hati. Menjadi impian bisa menjalankan bisnis dengan disertai menjalankan
dan menanamkan syariah dalam prosesnya. Karea era digital membuat manusia
berfikir instan dan hanya ingin hasilnya tanpa peduli dengan prosesnya.
Menjadikan syariah sebagai pondasi dalam manajemen
bisnis tidaklah pekerjaan yang mudah. Keimanan dan kesabaran harus menjadi
perisai dalam menjalankan bisnis. Kesuksesan dalam aktifitas berbisnis mungkin
akan di dapatkan, akan tetapi bila manajemen bisnis tidak di dasari dengan
syariah maka keberkahan selamanya tidak akan pernah kita dapatkan.
A. PENGERTIAN
BISNIS ISLAMI
Menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar
(2005) dalam bukunya yang berjudul “Business : its nature and environment : An
Introduction” yang dikutip oleh Umar, bisnis adalah seluruh kegiatan yang
diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan
industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan
memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.
Menurut
Grififin dan Ebert (2007), bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang
atau jasa dengan maksud mendapatkan laba.
Menurut
Kasmir dan Jakfar (2012), bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan
utamanya adalah keuntungan.
Bisnis
menurut Hughes dan Kapoor (2014) adalah suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bisnis
syariah merupakan praktek bisnis yang dalam pelaksanaan operasional kegiatannya
tidak boleh semata-mata mencari laba maksimal, dengan arti bahwa keuntungan
yang diperoleh harus proporsional dengan tidak memberikan kerugian kepada orang
lain. Peranan etika dalam bisnis syaiah sangatlah penting sebagai pagar agar
pebisnis syariah tidak terjerumus pada keserakahan.
Bisnis Islami adalah ikhtiar yang bisa dijalankan
dengan menanamkan niat dan tekad kuat dalam merubah sesuatu yang asalnya tidak
bisa mengasilkan sesuatu yang berharga menjadi barang yang bernilai dan
mendatangkan kesuksesan bila dijalankan dengan baik dan benar (halalan
thoyyibah).
Bisnis
syariah adalah bisnis yang dijalankan dengan memperhatikan segala bentuk
larangan-larangan yang diharamkan syariah Islam dan menjalankan sesuai dengan
prinsip syariah dengan mengharapkan keberkahan dan keridloan kepada Allah
sebagai pencipta alam semesta.
Manajemen Syariah adalah masalah pengelolaan sumber
daya organisasi tetapi pengelolaan yang diharapkan tidak boleh melepaskan diri
dari nilai-nilai Islam yang mengkehendaki keseimbangan berbagai aspek, fisik
dan ruhaniyah, dunia dan akhirat, pribadi dan orang lain.
Manajemen Syariah merupakan kegiatan berpikir,
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan yang terintegrasi untuk
membuat keputusan yang melibatkan penggunaan sumberdaya manusia, keuangan,
informasi dan fisik, dengan tujuan mencapai tujuan maqashid al-syariah, dengan
cara yang efektif dan efisien.
Tujuan dari manajemen syariah adalah membangun
sebuah peradaban berdasarkan kepada nilai-nilai etika tauhid. Manajemen dengan
prinsip syariah harus memastikan penghapusan kebusukan, kejahatan, dan
ketidakadilan (al-fasad) untuk
menetapkan keadilan (‘adl) baik dalam organisasiorganisasi seperti juga di
dalam masyarakat. Sasaran akhir dari manajemen adalah untuk mencapai
kebahagiaan (al-falah).
Dalam bahasa Arab, manajemen disebut sebagai idara (berkeliling atau lingkaran) Dalam
konteks bisnis bisa dimaknai sebagai “bisnis berjalan pada siklusnya”. Dengan
demikian Manajemen Syariah dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan manajer
yang membuat bisnis berjalan sesuai rencana dalam rangka melaksanakan keridhaan
Tuhan melalui orang lain.
Teori manajemen Islami bersifat universal,
komprehensif dan memiliki karakteristik dimana manajemen dan masyarakat
memiliki hubungan yang sangat erat disamping manajemen merupakan bagian dari
sistem sosial yang dipenuhi dengan nilai etika, akhlak dan keyakinan yang
bersumber dari Islam.
Teori manajemen Islami menyelesaikan persoalan
kekuasaan dalam manajemen, tidak ada perbedaan antara pemimpin dan kru.
Perbedaan level kepemimpinan hanya menunjukkan wewenang dan tanggung jawab.
Atasan dan bawahan saling bekerjasama tanpa ada perbedaan kepentingan. Tujuan
dan harapan mereka adalah sama dan akan diwujudkan bersama. Karyawan bekerja
dengan keikhlasan dan semangat profesionalisme, mereka berkontribusi dalam
pengambilan keputusan, dan taat kepada atasan sepanjang mereka berpihak pada
nilai-nilai syariah. Kepemimpinan dalam Islam dibangun dengan nilai-nilai syura
dan saling menasihati, serta para atasan dapat menerima saran dan kritik demi
kebaikan bersama.
B. MANAJEMEN
DALAM BISNIS ISLAMI
Sejalan
dengan perkembangan zaman, pengetahuan manajemen bukan hanya karya-karya dalam
praktik nyata, tetapi dikukuhkan kedudukannya sebagai disiplin suatu
pengetahuan yang dapat dipelajari.
Manajemen
sangat penting untuk diimplementasikan dalam kegiatan bisnis. Kebutuhan
manajemen, bukan hanya karena kebutuhan akan pengembangan bisnis dan respon
terhadap lingkungan perubahan organisasi, namun lebih dari itu, kebutuhan yang
dimaksud adalah kebutuhan untuk mensukseskan tercapaian tujuan bisnis (Business
Goals), serta terlaksananya seluruh kegiatan operasional bisnis dengan optimal.
Manajemen
dalam bisnis Islam menjadi standar utama dalam menjalankan bisnis itu sendiri,
karena dengan kita memiliki manajemen kita bisa membuat perencanaan, strategi,
pola kerja, pemasaran, pangsa pasar dan perolehan keuntunganya harus
benar-benar tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Manajemen yang terpancar
dalam bisnis harus memiliki nuansa Islami dengan harapan apa yang kita jalankan
akan terhitung sebagai amal ibadah yang akan memberikan kita keberkahan baik di
dunia maupun di akhirat.
Berikut
adalah alasan kenapa manajemen itu
penting dalam bisnis:
1.Manajemen sebagai kekuatan.
Manajemen
mampu berperan sebagai kekuatan yang dapat mempersatukan antara departemen satu
dengan departemen lainnya, manajemen juga sebagai penggerak dari aktifas suatu
organisasi, dan manajemen juga mampu mengkoordinasikan berbagai kegiatan
bisnis.
2.Manajemen sebagai sistem kerja
Manajemen
merupakan system kerja yang rasional dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Sistem tersebut akan menghasilkan kinerja operasional bisnis yang efektif dan
efesien.
3. Manajemen sebagai prinsip universal
Manajemen merupakan pinsip yang bersifat
universal karena dapat diterapkan dalam setiap kegiatan operasional bisnis
tanpa mengubah budaya organisasi yang ada dalam suatu lingkungan bisnis.
4. Manajemen sebagai skill
Manajemen merupakan
suatu kemampuan dan keahlian dari tenaga bisnis untuk mengelola segala
aktivitas yang terjadi di lingkungan bisnis, sehingga dapat mendeteksi,
menyesuaikan, serta menghadapi segala perubahan yang terjadi, baik perubahan
tehnologi, lingkungan, persaingan, pangsa pasar, maupun tuntutan lain dalam
lingkup luas.
5. Manajemen sebagai pencipta operasional
Manajemen
adalah motoric kegiatan operasional bisnis yang mampu membawa organisasi kepada
tingkat yang lebih tinggi dan mampu menyediakan factor produksi dengan tepat di
segala bidang yang diperlukan.
6. Manajemen sebagai profesi
Manajemen
merupakan suatu profesi untuk dapat menanggani dengan tepat kegiatan
operasional bisnis. Dengan manajemen akan dapat menjalankan segala peraturan
yang ada secara tepat dalam dunia bisnis.
7. Manajemen sebagai pola ukur
Manajemen
adalah sesuatu yang menjadi pola ukur atas segala yang akan kita jalankan
dengan trend dan passion apa yang akan kita jalankan akan terukur. Apakah kita
akan memiliki pola yang baik dan benar dalam menjalankan bisnis.
8. Manajemen sebagai fallah
Manajemen
adalah alat menuju fallah (kesuksesan)/keberkahan di dunia khususnya dan kelak
di akhirat sebagai tujuan dan keuntungan yang bisa kita peroleh dalam
menjalankan manajemen yang sesungguhnya.
Berdasarkan
uraian diatas, jelaslah manajemen tidak hanya sebuah pengetahuan saja tetapi
manajemen mampu memecahkan segala permasalahan yang ada akibat dari gelaja atau
ganngguan yang dihadapi di dunia bisnis.
Peter
Drucker mengemukakan dua (2) penting yang terkait dengan manajemen, yaitu
fungsi manajemen dan orang yang melaksanakan manajemen. Manajemen menunjukkan
suatu kedudukan social dan wewenang, tetapi juga merupakan suatu disiplin dan
bidang telaah.
Manajemen
dalam bisnis Islam sangat penting perananya sebagai perencana langkah-langkah
yang akan dijalankan dalam berbisnis dengan mengkaji bisnis yang akan
dijalankan agar sesuai dengan syariah Islam dan pengendali/pengontrol segala
aktifitas bisnis agar selalu berada pada bisnis yang halalan dan thoyyibah.
Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga (3) aliran
yang masing-masing berusaha membantu manejer untuk memahami dan memimpin
oerganisasi, serta mengatasi masalah-masalahnya. Tiga aliran tersebut adalah:
a. Aliran klasik (classical school), aliran ini
memiliki dua cabang, yaitu:
Manajemen ilmiah (scientific management),
tokoh-tokohnya: Robert Owen (1771-1858)” peningkatan kondisi kerja”. Charles
Babbage (1792-1871) ”meningkatkan produktivitas mampu menekan biaya”. Frederich
W.Taylor (1856-1915)”study waktu kerja” dan lain-lain.
Teori organisasi klasik (classical organization theory), tokoh-tokohnya: Henry Fayol (1841-1925)
“tehnik, komersial ,keuangan, keamanan, akuntansi, manajemen. Max Weber
(1864-1920) ”manajemen birokrasi”
b. Aliran perilaku (behavioral school), tokoh-tokohnya: Hogo Musterberg (1863-1916) ”psikolgi
mampu menigkatkan produksi”. Elton Mayo (1880-1949) ”perhatian khusus mampu
meningkatkan produktifitas”
c. Aliran Ilmu Manajemen (Management Science School)
Selain tiga aliran manajemen diatas, terdapat
pendekatan yang berusaha mengintegrasikan ketiga aliran tersebut, pendekatan
itu adalah:
1) Pendekatan system (system approach)
2) Pendekatan kontingensi (contingency approach)
3) Gerakan hubungan antarmanusia
baru (Neo-Human Relation Movement)
Manajemen dalam Islam juga memiliki dua unsur
penting yaitu subyek dan obyek. Subyek itu pelaku/manajer, dan obyek itu
tindakan manajemen yang terdiri dari organisasi, sumber daya manusia, dana,
operasi/produksi, pemasaran, dan sebagainya, dan memiliki empat fungsi utama
yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating), dan
pengawasan (controlling).
Negara Islam pada zaman Rasulullah SAW, Khulafaur
Rasyidin, Dinasti Umayyah dan Abbasyyah telah menjalankan fungsi-fungsi
manjamen tersebut di atas, meski belum menggunakan istilah seperti sekarang.
Rasul dan para sahabat telah menggunakan manajemen untuk mengatur kehidupan dan
bersandar pada pemikiran manajemen Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan
petunjuk Rasulullah (hadis). Sangat keliru jika ada yang mengatakan manajemen
belum diterapkan di masa-masa awal Islam.
C. UNSUR-UNSUR
DAN FUNGSI MANAJEMEN
G.R
Terry (1997) menyebut unsur manajemen dengan istilah “6M” (man, material, mechine,
method, money, market)
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan
elemen-elaman yang ada dalam manajemen yang terdiri dari:
1.
Tenaga
kerja (Men)
Kelompok tenaga kerja dapat digolongkan menjadi dua
yaitu tenaga kerja eksekutif dan tenaga kerja operatif. Keduanya merupakan
unsur manajemen yang memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan
manajemen. Manusia berfungs bukan hanya sebagai perencana, pelaksana,
pengaktualisasi, namun juga pengawas.
Dalam bisnis Islam sumber daya manusia sangat
berperan penting, karena selain sebagai pelaku dia juga sebagai khalifah diri
sendiri dan pimpinan dari staf-stafnya. Manusia disini sebagai pengarah
kegiatan bisnis agar selalu berjalan sesuai perencanaan/ program yang telah
ditentukan sebelumnya agar bisa mencapai tujuan (keuntungan/ keberkahan) yang
selalu diridloi Allah.
2.
Dana (Money)
Modal (uang) adalah kebutuhan kebutuhan mutlak
dalam bisnis, tanpa uang tujuan yang ditetapkan dalam manajemen organsasi tidak
akan bisa tercapai dengan begitu saja meski manusia sudah menjalankan fungsinya
dengan wujud jasa, tapi efek yang akan timbul atas jasa harus adanya dana. Hal
itu yang menjadikan dana itu sangat penting dalam proses bisnis. Modal dibagi
menjadi 2, yaitu: a. Modal Tetap: tanah, gedung/bangunan, mesin. dan b. Modal
Kerja : kas, piutang.
3.
Metode (Methode)
Cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai
tujuan. Metode biasanya disusun secara sistematis sehingga pencapaian tujuan
dan hasil yang diinginkan lebih mudah untuk dicapai. Segala cara yang akan
digunakan dalam menjalankan bisnis hendaknya menggunakan cara yang halal dan
menjauhi segala cara yang tidak dibenarkan oleh syariah Islam.
4.
Material (Materials)
Bahan-bahan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
dan hasil seperti apa yang diinginkan. Material digunakan sebagai proses
produksi dalam suatu perusahaan/organisasi, dapat terdiri dari bahan baku,
bahan setengah jadi, atau barang jadi.
5.
Mesin (Mechines)
Mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan memberikan hasil yang optimal. Zaman sekarang peranan mesin
memiliki peningkatan dengan perkembangan tehnologi yang ada sehingga mampu
menyerap kebutuhan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam proses
bisnis.
6.
Pasar (Market)
Suatu tempat dimana produk yang telah dihasilkan
akan bisa sampai pada konsumen akhir, baik melalui distributor atau dari
produsen langsung kepada konsumen hasil sehingga penggusaha akan mendapat imbal
balik atas transaksi yang terjadi. Begitupun konsumen akan mendapatkan kepuasan
dan dapat mengambil manfaat atas produk yang diperoleh.
Selain enam elemen dalam bisnis diatas, ada satu
elemen penting yang tidak boleh dilupakan setelah melakukan usaha, elemen itu
adalah Do’a. dengan berdoa berarti kita telah menyerahkan (pasrah) atas segala
usaha yang kita lakukan dan menunggu hasil yang akan Allah berikan kepada kita.
Dengan mengetahui apa itu manajemen, maka kita
dapat mengetahui pentingnya manajemen itu?. Manajeman berasal dari kata to
manage yang artinya mengatur. Tentang kata-kata mengatur akan timbul
pertanyaan:
a) Apa yang
harus diatur?
b) Tujuan
dari adanya pengaturan itu apa?
c) Menggapa
harus diatur?
d) Siapa yang
mengatur?
e) Bagaimana
cara mengaturnya?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas akan
timbul jawaban, dan hal itu tidak jauh dari unsur yang ada di manajemen dengan
6M (man, money,method, machine,material, dan market). Jawaban dari pertanyaan
diatas adalah:
a)
Apa yang
harus diatur?
Yang harus diatur adalah semua unsur manajemen yang
disingkat menjadi 6M (man, money,method, machine,material, dan market)
b)
Tujuan dari
adanya pengaturan itu apa?
Agar unsur 6M memiliki daya guna dalam mewujudkan
tujuan dengan efesien dan efektif.
c)
Menggapa
harus diatur?
Supaya 6M bisa bermanfaat optima, terkoordinasi dan
terintegrasi dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organsisasi
d)
Siapa yang
mengatur?
Pemimpin. Dimana seorang yang jujur, amanah,
disiplin, tanggungjawab dan professional dalam menjalankan tugas baik di posisi
top manager, middle atau low manager.
e)
Bagaimana
cara mengaturnya?
Dengan melakukan kegiatan yang memprioritaskan
kebutuhan utama dan pokok sesuai urutan kegiatan perusahaan sesuai fungsi
manajemen.
Dunia bisnis pasti sangat erat dengan kaitanya
manajemen, berikut adalah fungsi manajemen dalam bisnis:
1)
Planning
Planning (perencanaan) adalah penetuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil
yang diharapkan. Menurut Stoner, perencanaan adalah proses menetapkan sasaran
dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
Proses Perencanaan
a) Menentukan tujuan
b) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
c) Mengembangkan dasar pemikiran tentang masa
depan, memunculkan scenario sebagai alternative
untuk keadaan masa yang akan datang
d) Menganalisa alternative tindakan dan membuat
suatu rencana untuk mencapai tujuan
e) Mengimplementasikan rencana dan mengevaluasi
hasilnya.
Hakikat Perencanaan
a) Konstribusi
kepada tujuan dan sasaran
Tujuan setiap rencana dan semua rencana turunan (derivatif) adalah untuk memudahkan
pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.
b) Aspek
primer dari perencanaan (primery of
planning)
Operasi-operasi manajemen dalam pengorganisasian,
pengisian lowongan, kepemimpinan dan pengendalian telah didesain untuk
mendukung pencapaian tujuan.
c) Aspek daya
serap perencanaan (pervasiveness of
planning)
Fungsi perencanaan dilaksanakan oleh semua manajer,
neskipun ciri dan luas cakupan perencanaan itu berubah-ubah sesuai dengan
otoritas mereka dan dengan sifat kebijakan yang di uraiakan atasan mereka.
d) Efesiensi
rencana
Efesiensi rencana diukur berdasarkan jumlah
konstribusinya kepada maksud dan sasaran setelah biaya terpenuhi dan berdasarkan
konsekuensi lainnya yang tidak dicari-cari, yang diperlukan untuk
menformulasikan dan mengoperasikannya.
Jenis-jenis Rencana
1. Maksud dan Misi
Maksud (purpose) adalah tujuan luas yang berlaku
bukan hanya bagi organisasi tertentu tetapi berlaku bagi semua organisasi yang
sejenis.
Misi (mission) adalah tujuan khusus yang
membedakan suatu organisasi dari organisasi lain yang sejenis.
2. Sasaran
Sasaran (objectirve) adalah target yang harus
dicapai oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Jadi sasaran lebih
spesifik dari pada misi.
3. Strategi
Strategi (strategy) adalah penentuan tujuan utama
yang berjangka panjang dan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan serta
pemilihan cara-cara bertindak dan pengalokasian sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan
untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.
4. Kebijakan
Kebijakan (policy) adalah pernyataan-pernyataan
umum yang merupakan pedoman di dalam berfikir dan bertindak dalam pengambilan
keputusan.
5. Prosedur
Prosedur (procedure) adalah rencana yang merupakan
metode yang biasa dipakai dalam menangani kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan.
6. Peraturan
Peraturan (rule) adalah tindakan-tindakan yang
dituntut untuk dilakukan dan dipilih dari beberapa alternative yang ada.
7. Program
Program (programe) adalah gabungan-gabungan dari
tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, peraturan-peraturan,
pemberian tugas-tugas, langkah-langkah yang akan diambil, sumberdaya-sumberdaya
yang akan digunakan, unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan arah
tindakan tertentu.
8. Anggaran
Anggaran (budget) adalah suatu rencana yang
mengambarkan hasil yang diharapkan dan dinyatakan dala bentuk angka-angka.
Keuntungan Perencanaan
a) Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada
waktu mendatang
b) Memperingan biaya
c) Focus dan flexible
d) Pengembangan koordinasi
e) Pengembangan pengendalian
f) Manajemen waktu
Tipe Perencanaan
a) Perencanaan jangka panjang (long-range plans) adalah Perencanaan
dengan jangka waktu lebih dari lima (5) tahun
b) Perencanan jangka pendek (short- range plans) adalah Perencanaan
dengan jangka waktu satu tahun atau kurang
c) Perencanaan strategi adalah Perencanaan
untuk kebutuhan jangka panjang dan bersifat komprehensif yang telah diarahkan.
d) Perencanaan operasional
(Operational Plans) adalah Kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan perencanaan strategi demi terwujudnya tujuan. Perencanaan
Operasional meliputi: perencanaan produksi (production plans), perencanaan
keuangan (financial plans), perencanaan fasilitas (facilities plans),
perencanaan pemasaran (marketing plans), dan perencanaan sumber daya manusia
(human resource plans)
e) Perencanaan tetap (standing plans)
Perencanaan yang digunakan untuk kegiatan yang
terjadi berulang kali terus-menerus. Bentuk dari perencanaan tetap adalah
kebijakan organisasi, prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan.
f) Perencanaan sekali pakai (single-use plans)
Perencanaan yang digunakan hanya sekali untuk
situasi yang unik. Bentuk dari perencanaan ini adalah anggaran dan jadwal
proyek.
Adapun anggaran memiliki tiga (3) tipe:
1. Anggaran tetap (fixed budget): mengalokasikan sumber
berdasar pada estimasi biaya.contoh: tanah, peralatan, dan lain-lain.
2. Anggaran Fleksibel (flexible budget): anggaran dimana
sewaktu-waktu bisa mengalami perubahan sesuai dengan variasi tingkatan
kegiatan. Contoh: biaya sewa.
3. Anggaran berbasis nol (zero-based budget): suatu proyek atau
kegiatan di anggarkan bila terdapat merek baru.
Langkah-langkah dalam Perencanaan
a) Menyadari
adanya peluang
Kesadaran akan suatu kesempatan adalah titik awal
untuk melakukan perencanaan, yang meliputi pandangan pendahuluan terhadap
kemungkinan adanya peluang di masa depan dan kemampuan untuk melihat dengan
jelas dan lengkap suatu pengetahuantentang dimana kita berdiri pada sudut
pandang kekuatan dan kelemahan kita.
b) Menentukan
sasaran
Menetapkan sasaran bagi seluruh perusahaan dan
kemudian bagi setiap unit dibawahnya.
c) Menentukan
premis
Langkah enentuan premis mengarah ke salah satu
prinsip utama dalam perencanaan, yaitu apabila premis perencanaan yang
konsekuen semakin dipahami oleh perencana maka akan menciptakan kondisi yang
kondusif.
d) Menentukan
arah tindakan alternatif
Mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam
tindakan, khususnya yang tidak segera tampak.
e) Mengevaluasi
arah tindakan alternatif
Mengevaluasi arah tindakan dengan menimbang
beberapa factor dari sudut premis-premis serta tujuan.
f) Memilih
satu arah alternatif
Memilih arah tindakan adalah titik di mana suatu
rencana diterima, titik sesungguhnya mengenai pengambilan keputusan.
g) Merumuskan
rencana turunan
Pada langkah pemilihan alternatif diatas biasanya
perencanaan belum lengkap jadi rencana yang diturunkan dari rencana pokok
sampai rencana tersebut siap dan lengkap serta tinggal dioperasikan.
h) Mengurutkan
rencana berdasarkan anggaran
Memberi arti pada rencana-rencana tersebut, memberi
nomor-nomor kepada rencana tersebut sehingga dalam wujud anggaran.
Pendekatan Perencanaan
i.
Perencaraan
inside-out dan perencanaan outside-in
Perencanaa inside-out lebih focus atas kegiatan
yang telah dilakukan tetapi masih mengusahakan yang terbaik. Sedangkan
perencanaan outside-in lebih menganalisa lingkungan eksternal dan membuat
perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimalisir
masalah yang terjadi.
ii.
Perencanaan
top- down dan perencanaan bottom-up
Perencanaan top-down yang membuat adalah top manjer
kemudian tingkat bawah yang menjalankannya. Sedangkan bottom-up dikembangkan
pada tingkat yang lebih rendah sehingga mampu dibawa pada hirarki yang lebih
tinggi.
Dasar-dasar Perencanaan
1.
Forecasting (ramalan)
Adalah
proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang.
Jenis-jenis
Forecasting:
a. Forecasting
kualitatif (diperhitungkan dengan analisis para ahli)
b. Forecasting kuantitatif (diperhitungan
dalam bentuk angka)
2. Penggunaan Skenario
Scenario perencanaan meliputi penetuan beberapa alternative “scenario” masa yang akan datang atau
peristiwa yang mungkin akan terjadi.
3. Benchmarking
Suatu
tehnik yang menggunakan perbaningan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih
baik suatu arus kinerja dan menggunakan kemungkinan tindakan yang dilakukan
untuk masa yang akan datang.
4. Partisipasi dan Keterlibatan
Perencanaan
partisipatif yang aktif termasuk dalam proses perencanaan dimana semua orang
mungkin akan mempengaruhi hasil dari perencanaan dan akan membantu
mengimplematasikan perencanaan tersebut
5. Penggunaan Staf Perencana
Staf-staf
perencanaan dipekerjakan untuk bertanggungjawab dalam mengarahkan dan
mengkoordinasikan system perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan.
2)
Organizing
Istilah organizing tau pengorganisasian berasal
dari kata “organum” yang berarti
alat, bagian atau komponen.
Di dalam pendekatan manajemen, organisasi mempunyai
dua (2) arti”
a. Arti yang
mengacu pada suatu lembaga (instansi)
b. Arti yang
mengacu pada proses pengorganisasian.
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi.
Langkah-langkah dalam melakukan proses
pengorganisasian:
1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus
dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misinya
2. Membagi beban kerja ke dalam
aktifitas-aktifitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organsasi
dengan cara logis dan efesien.
4. Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan dalam kesatuan yang harmonis
5. Memantau efektifitas organisasi dan mengambil
langkah-langkah penyesuaian untuk memperhatikan atau meningkatkan efektifitas.
Prinsip- prinsip organisasi
a. Disain organisasional (Organizational Design)
Penentuan struktur organisasi yang tepat bagi
strategi, orang, dan tugas organisasi.
b. Struktur Organisasi (organization structure)
Cara dimana kegiatan suatu organisasi dibagi, diorganisir,
dan dikoordinasi.
c. Pembagian kerja (division of work)
Pembagian kerja adalah pengelompokkan kegiatan
kerja ke dalam departemen yang sama dan secara logis berhubungan, sehingga tiap
bagian yang dilakukan tahu secara jelas aktivitas mana yang harus dilakukan dan
menjadi tanggungjawab.
d. Pendelegasian Wewenang (authority delegation)
Setelah pembagian aktivitas, pendelegasian wewenang
harus dilakukan supaya suatu bagian dapat menjalankan aktivitasnya dan dapat
dipertanggungjawbkan.
e. Hierarki (hierarchy)
Suatu pola tingkatan sari suatu struktur organisasi
dimana yang berada diatas adalah manajer puncak yang bertanggungjawab atas
operasi organisasi secara keseluruhan.
f. Koordinasi (Coordination)
Setelah dilakukan pembagian aktivitas dan pendelegasian
wewenang diperlukan koordinasi dari berbagai bagian. Hal ini dimaksudkan agar
bagian-bagian yang ada tidak berjalan sendiri-sendiri sebab kegiatan yang
dijalankan di satu bagian akan mempengaruhi dan dipengaruhi bagian lainnya.
g. Rentang kendali manajemen (span of management control)
Rentang kendali manajemen adalah jumlah bawahan
yang harus melapor secara langsung kepada seorang atasan.
h. Rantai komando (chain of command)
Rancangan mengenai siapa melapor ke siapa dalam
suatu oganisasi, seperti halnya garis laporan adalah bentuk yang ada di bagan
organisasi.
Bentuk organisasi
1. Ditinjau dari jumlah pemimpin puncak organisasi
a) Organisasi dengan pemimpin puncak tunggal
Adalah organsasi yang mempunyai pemimpin puncak
satu orang. Contohnya perusahaan perseorangan.
b) Organisasi dengan pemimpin puncak dewan
Adalah organisasi yang mempunyai pimpinan puncak
lebih dari satu orang (dewan). Contoh perusahaan berbentuk PT.CV.Firma.
2.
Ditinjau
dari hubungan wewenangnya
Perlu diketahui lebih dahulu pentingnya wewenang
lini (line authority), wewenang staf
(staff authority), dan wewenang
fungsional (functional authority),
sebagai berikut:
a. wewenang lini (line authority) adalah wewenang yang menimbulkan tanggungjawab atas
tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.
b. wewenang staf (staff authority) adalah wewenang untuk membantu agar orang yang
mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan
perusahaan.
c. wewenang fungsional (functional authority) adalah wewenang yang diberikan kepada
seseorang atau departemen untuk dapat turut mengambil keputusan-keputusan
mengenai hal-hal yang berada di departemen yang lain.
Bentuk
organisasi yang tercipta dari hubungan kewenangan adalah:
(a) organisasi garis/lini adalah organisasi
yang hanya memiliki hubungan wewenang ini dalam organisasinya. Contohnya
perusahaan kecil yang mana hanya ada satu atasan dan bawahan (dalam jumlah
sedikit)
(b) organisasi garis/lini dan staf adalah
organisasi yang berbentuk garis/lini dan staf terdapat wewenang garis dan
wewenang staf dan diantara keduanya terdapat hubungan. Contoh perusahaan
berskala besar yang memiliki departemen-departemen yang saling berkaitan dan
masing-masing departemen dipimpin seseorang yang bertanggungjawab dan
dilaporkan pada atasan.
(c) organisasi fungsional dan garis/lini adalah
organisasi di mana di dalamnya terdapat hubungan wewenang lini dan fungsional.
Biasanya terdapat dalam organisasi besar dan karyawanya banyak dan kegiatanya
terspesialisasi.
Asas
organisasi terdiri dari Sembilan (9) yakni: 1.Perumusan tujuan;
2.Departemenisasi; 3.Pembagian kerja; 4.Koordinasi; 5. Pelimpahan wewenang; 6.Rentang kendali; 7.Jenjang organsasi; 8. Kesatuan perintah; dan 9 fleksibel
3) Coordinating
Pengkoordinasian
merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar
tidak terjai kekacauan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan,
penyatuan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang
terarah dalam upaya mencapai tujuan organsasi.
4) Directing/Commanding
Adalah
salah satu fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan,
saran,perintah-perintah kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing,
agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan
yang telah ditetapkan semula.
5) Motivating
Motivasi
adalah proses pemberian motif (penggerak) kepada karyawan untuk bekerja
sehingga tujuan organsasi dapat tercapai secara efektif dan efesien.
6) Controlling
Adalah
suatu bentuk pengawasan atau pengendalian, fungsi ini berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan
dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah
digariskan semula.
7) Reporting
Adalah
salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan
atau pemberi keterangan mangenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada orang yang jabatanya lebih tinggi di suatu organisasi
tersebut.
8) Staffing/assembling
Resources
Adalah
salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi
sejak ari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar
setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi
9) Forecasting
adalah
meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat
dilaksanakan.
10) Leading
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tugas
pemimpin adalah mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling
pengertian antara atasan dengan bawahan, memberi semangat, inspirasi,dan
dorongan kepada bawahan supaya mereka bergerak, dan tugas terakhir adalah memilih
orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan
sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang
ditetapkan.
D. BERBAGAI
PELUANG DALAM BISNIS
Setiap
individu yang ada dalam masyarakat ingin mendapatkan pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Bisnis memberikan kesempatan kepada siapa saja yang penuh semangat,
energik, dan berani untuk sukses dan sejahtera. Bisnis membuka peluang kerja
dari segala bidang, baik bidang kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, dan
apoteker. Bidang ekonomi seperti direktur, manajer, supervisior, salesman,
salesgirl, wirausahawan, pedangang, akuntan, investor, dan lain-lain begitu
juga dengan bidang-bidang lainnya.
Jika
seseorang terjun dalam dunia bisnis, maka mulai saat itu ia memikul
tanggungjawab bagi masyarakat luas. Karena setiap hari dia akan mendapatkan
pengalaman dari mulai jenjang paling sederhana, jenjang rumit sampai jenjang
kemakmuran.
Berbisnis
kita pasti berpeluang mendapatkan keuntungan, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan kerugian akan mendatangi kita bilamana bisnis tidak sesuai dengan
apa yang kita harapkan. Kegagalan berbisnis bisa berasal dari internal dan
eksternal. Internal misalnya diri kita yang lalai dan engan dalam berbagi
(shadaqoh) kepada sesame dengan tidak membayar zakat, sehingga Allah sebagai
pemberi rizqi marah kepada kita dan kegagalan (kehancuran) yang akan datang
kepada kita. Kegagalan dari dampak eksternal adalah segala sesuatu yang
disebabkan dari luar seperti bencana alam, kebakaran, pertentangan musuh dalam
bisnis yang sama dengan yang kita jalani.
Peluang
bisnis akan selalu ada bilaman kita selalu ikhtiar, berdoa dan bekerjakeras
tanpa rasa lelah dan bersyukur atas segala karunia (rezeqi) yang Allah berikan
kepada kita hambaNya.
E. PROSES
BISNIS PERUSAHAAN
Proses
berbisnis adalah tahapan dimana seseorang mampu meujudkan apa yang orang lain
harapkan dari kita atas kreatifitas dan keahlian kita dalam mengolah sesuatu
untuk bisa dikonsumsi. Langkah-langkah ini tidak mungkin bisa kita jalankan
sendiri, sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bantuan dari orang
lain/pihak lain, alat lain, dan sumber daya lainya yang menjadi menunjang dalam
penyelesaian dari visi misi yang sebelumnya direncanakan.
Peran
sesama sumber daya manusia dan sumber daya alam dalam proses bisnis sangatlah
penting. Sumber daya manusia menjadi pelaku utama dalam bisnis dan sumber daya
alam menjadi bahan/modal/asset utama dalam menjalankan bisnis. Kolaborasi kedua
unsur tersebut akan mampu menciptakan Barang/ jasa yang akan memberi
kemanfaatan bagi banyak orang, karena pada hakikatnya “ sebaik manusia adalah
yang berguna bagi sesamanya”. Sehingga dalam proses bisnis terdapat interaksi
“take and give”. Dimana ada yang memberi dan ada yang menerima.
Manusia sebagai hamba Allah SWT yang memiliki jiwa
social yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Demikian pula dengan dunia
bisnis, tidak bisa melepaskan diri dari lingkungan masyarakat. Rumah Tangga
Perusahan (RTP) dan Rumah Tangga Konsumsi (RTK). Semuanya menjalin relasi yang
baik, maka terbentuklah hubungan antar manusia yang disebut “hablumminannass”
yang akan menghantarkan pula pada “hablumminallah”, yang selanjutnya memiliki
dampak kumulatif dalam meningkatkan ketaqwaan, selain itu akan mencapai
kesuksesan.
F. KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan
adalah dunia usaha yang dilakukan secara mandiri dalam memberdayakan diri
menjalankan suatu aktifitas bisnis dengan tekad kuat demi mencapai tujuan
(keuntungan) yang diharapkan. Dalam usaha tersebut tidak hanya butuh tekad kuat
tetapi juga butuh pemikiran yang cerdas dalam mengolah perencanaan agar bisa
dijalankan sehingga kesuksesan yang akan di dapatkan.
Umat Islam adalah konsumen terbesar di Indonesia.
Seandaianya umat Islam sadar untuk memberdayakan ekonomi dan bisnis syariah,
maka sudah barang tentu umat muslim akan sejahtera. Banyak ayat Al-Quran yang
tersurat maupun tersirat dalam kebesaran Allah SWT yang menyatakan pentingnya
manusia berusaha, menggali sumber-sumber yang ada di bumi, serta mampu
memproses sehingga dapat bermanfaat bagi manusia, dimana selanjutnya manusia
perlu bersyukur atas risky Allah SWT.
Secara
etimologi, wiraswasta berasal dari kata wira
dan swasta. Wira berarti berani,
utama, atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari dua kata: swa artinya sendiri,
dan sta artinya berdiri. Swasta dapat diartikan mampu berdiri menurut kekuatan
sendiri.
RW.Griffin
(2004) menggunakan istilah wirausahawan, yaitu orang-orang yang mnanggung
resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama.
Ada
beberapa faktor yang mendorong seseorang berwirausaha yaitu individu, sosiologis, dan lingkungan.
Aspek kepribadian akan membentuk manusia itu rajin, mau kerja keras, percaya
diri. Hal ini akan mendorong pada sifat kebersamaan dan mau membantu dan
menyokong kegiatan wirausaha yang nantinya akan mampu menciptakan lingkungan
yang kondusif.
Islam
sendiri mengajarkan kita jangan bermalas-malasan dan harus menjalankan segala
sesuatu dengan sungguh-sungguh (gigih) dalam menjalankan tugas dan amanah yang
datang kepada kita. Karena segala amalan yang kita lakukan di dunia ini kelak
aka nada hisab (perhitunganya) yang harus kita laporkan kepada pencipta semesta
Alam (Allah). Sekecil apapun perbuatan baik/buruk semua akan dimintai
Pertanggungjawaban.
Kunci kesuksesan adalah berani dan kerjakeras serta
pantang menyerah. Kita boleh jatuh berkali-kali akan tetapi kita harus tetap kuat
dan bangkit dan mengevaluasi dari kegagalan kita dan mencari jalan keluar yang
terbaik. “No Give up to succes”.
Memiliki keberanian untuk bangkit diperlukan tekad
kuat agar visi dan misi serta Goal dapat kita raih. Selain itu kita harus selalu
berdoa kepada Allah dan yakin akan ketetapan dan takdirNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar