KETELADANAN
NABI DALAM BERBISNIS
Nabi adalah sosok inspiratif baik di kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, bernegara. Beliau menjadi idola pimpinan dari
segala bidang. Baik bidang politik, bisnis, dan lain-lain.
Nabi memberikan contoh dalam berbisnis sangat perlu
memiliki kesabaran, tekad kuat, kecerdasan, dan amanah di dalam menjalankanya.
Kesabaran dan tekad akan menjadi senjata kita bila bisnis mengalami kegagalan,
kecerdasan akan sangat berperan dalam pengelolaan dan penentuan kebijakan akan
masa depan bisnis yang dijalankan. Sedangkan amanah menjadi perisai kita dalam
mendalami karakteristik patner dengan beraneka ragam serangan yang terkadang
membuat kita terlena dan menyepelekan amanah yang menjadi titipan kita dalam
berbisnis.
A. NABI
PENGIKUT KAFILAH BISNIS
Sejak kecil nabi Muhammad telah belajar Bisnis.
Beliau sering ikut pamannya Abu Tholib berdagang dari Syiria, Makkah sampai
Madinah. Disetiap perjalanan bisnis Nabi selalu mendapat pengalaman dan ilmu
baru tentang dunia bisnis. Bersama pamanya beliau selalu selalu dalam pergaulan
para kafilah bisnis.
Sebuah peristiwa yang menguji kejujuran Nabi. Di
sela makan malam, paman memberikan perintah kepada Nabi untuk menjaga barang
dagangannya karena sang paman harus makan malam bersama dengan para kafilah
bisnis yang lain. Detik demi detik berlalu, acara makan malam itu selesai dan
paman abu tholib menghampiri Nabi dan memeriksa, apakah ada barang yang hilang.
Dan kejujuran Nabi saat itu telah terbukti. Bahwa barang dagangannya tetap utuh
tidak berkurang jumlahnya sedikipun.
Kejujuran Nabi menghantarkan beliau menjadi
saudagar yang sukses. Suritauladan beliau dalam berbisnis semoga dicontoh
generasi milenial sekarang. Sebah bisnis yang dijalankan dengan kejujuran dan
kesabaran akan dapat menghantarkan kepada kesuksesan baik di dunia dan akhirat
kelak.
B. KEGIATAN
BISNIS NABI
Awal mula bisnis Nabi dimulai dengan modal
pinjaman, karena Nabi tidak memiliki modal sepeserpun. Karena Nabi dijuluki
Al-Amin beliau mendapatkan pinjaman modal. Langsung Rasulullah mulai berdagang
ke Yaman.
Selama bisnis awalnya, dari Yaman sampai Bahrain
Rasulullah dipertemukan dengan siti Khadijah dan diberikan amanat untuk
menjualkan barangnya. Dan setelah bisnis itu berkembang, Nabi Muhammad
memutuskan untuk menikah, dan Beliau menikah dengan siti Khadijah dan
mengembangkan terus bisnisnya.
Ada 3 kegiatan bisnis setelah beliau menikah:
1. Perjalanan bisnis ke Yaman
2. Perjalanan bisnis ke Najd
3. Perjalanan bisnis ke Najran
Dan pasar-pasar yang sudah pernah dijelajahi bisnis
oleh Rasulullah adalah pasar dumatul jandal (di Hejaz), Mushaqqar (di Bahrain),
Suhar (di Oman), Daba (di Oman pinggir laut), San’a (di Yaman), Hijr (di
Yamamah) dan lain-lain.
C. KONSEP
BISNIS NABI
Konsep bisnis yang dijalankan Rasulullah adalah:
1. Konsep value
driven
Konsep ini sangat berkaitan dengan menjaga
loyalitas, mempertahankan dan membuat pelanggan nyaman, dan mampu menarik
pelanggan. Pelanggan adalah asset value
continous. Kenapa demikian? Apa yang menjadi impian kita ketika berbisnis
adalah apa yang kita ciptakan bisa dipakai oleh calon pemakai barang. Dan bila
kita telah memiliki pelanggan, maka tidak ada kegelisahan dan keresahan akan
barang yang kita ciptakan tidak terpakai di pasaran karena kita memiliki
pelanggan yang loyal (setia).
2. Relationship
marketing
Konsep yang berusaha menjalin hubungan erat antara
pedagang, produsen, dan para pelanggan. Menjalin kerjasama dengan pebisnis lain
menjadi semangat bagi kita karena disana ada kompetisi yang adil, hal ini
memberikan kita lebih meningkatkan daya kreatifitas dalam berbisnis. Jangan
menjadikan pesaing adalah musuh akan tetapi jadikan pantner dalam fastabihul khoirot.
3. Customer
share marketing
Konsep yang memanfaatkan pelanggan sebagai mitra
dagang yang saling menguntungkan.
Konsep ini terbagi menjadi 6 yaitu: konsep
produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran
cepat, dan konsep pemasaran social.
4. Prophetic
value of business and management.
Konsep yang tercermin dari sifat-sifat Rasulullah
dalam berbisnis, seperti”
Shiddiq (jujur/benar), al-amin(amanah), fathonah
(cerdas), Tabligh (komunikatif), syaja’ah(berani).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar