Jumat, 25 April 2025

PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN KUANTITATIF

 MATERI 7 - METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Oleh: Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak


Pengajuan Hipotesis Penelitian Kuantitatif

 

A.    Pengertian Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yakni hupo dan thesis

Hupo adalah sementara, sedangkan thesis adalah pernyataan atau teori. Dapat disimpulkan arti hipotesis adalah pernyataan sementara. Inilah praduga peneliti terhadap masalah penelitian. Namun, hipotesis ini bukanlah kebenaran. Karena praduga, hipotesis bisa benar dan bisa juga salah.

Hipotesis pada umumnya diartikan sebagai jawaban (dugaan) sementara dari masalah suatu penelitian. Hipotesis hanya disusun dalam jenis penelitian inferensial, yakni jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menguji. Pengujian suatu hipotesis selalu melalui teknik analisis statistik inferensial, sedangkan penelitian deskriptif tidak memerlukan secara eksplisit rumusan hipotesis.

Penulisan hipotesis tidak dapat disebut kebenaran. Meskipun kamu merancang hipotesis berlandaskan data yang valid dan kuat. Untuk membuktikan hipotesis ini benar atau tidak, kamu harus melakukan penelitian tersebut. Hasil penelitian akan menunjukkan apakah sesuai dengan hipotesis atau justru menghasilkan temuan baru.

Dalam beberapa pendapat, salah satunya dari Zikmunda mengungkapkan bahwa hipotesis adalah proposisi atau dugaan yang belum terbukti. Jadi, hipotesis masih bersifat tentatif. Pernyataan hipotesis hanya menjelaskan fenomena dan kemungkinan jawaban atas pertanyaan penelitian. Jawaban sesungguhnya didapatkan setelah penelitian dilakukan.

Suryabrata, sosok pakar penulisan, memberikan penjelasan mengenai hipotesis dalam beberapa hal. secara teknis, hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji atau diteliti. Penelitian ini berdasarkan data yang diambil dari sampel penelitian. Sementara itu, hipotesis secara statistik adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang diuji melalui sampel statistik.

Hipotesis dapat disusun oleh peneliti berdasarkan landasan teori yang kuat dan didukung hasil-hasil penelitian yang relevan. Peneliti harus memahami tentang isi dan bagaimana langkah-langkah dalam merumuskan suatu hipotesis penelitian.

Rumusan hipotesis memiliki persyaratan atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh peneliti. Adapun beberapa ciri-ciri rumusan hipotesis, menurut Soesilo (2015) sebagai berikut:

1)    Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative statement), bukan kalimat tanya. Pernyataan tersebut sebagai pandangan peneliti berdasar hasil kajian teori yang digunakan.

2)    Peneliti harus konsisten (tidak berubah-ubah) mengenai isi hipotesisnya. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan kajian yang mendalam tentang teori yang digunakan dalam menyusun hipotesisnya.

3)    Dalam penelitian eksperimen hipotesis berisi pernyataan mengenai efektivitas, perbedaan, atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dalam hipotesis sedikitnya ada dua variabel yang diteliti.

4)    Hipotesis harus dapat diuji (testable). Selain menjelaskan tentang cara (teknik) pengukuran masing-masing variabel yang akan diteliti, dalam bagian metodologi penelitian juga harus menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Para Ahli

1.     The American Heritage Dictionary

The American Heritage Dictionary mendefinisikan hipotesis penelitian sebagai penjelasan sementara terhadap fenomena ilmiah yang perlu diuji dengan penelitian lebih lanjut. Dengan kata lain, dari pengertian ini kita bisa menggambil kesimpulan bahwasanya hipotesis yang bersifat ilmiah harus dibuktikan secara ilmiah, berlaku sebaliknya.

2.     Kerlinger

Kerlinger yang menuliskan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang dilandaskan antara dua variabel atau lebih dari dua variabel.

3.     Suryabrata

Suryabrata berpendapat jika hipotesis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif menggunakan metode deduksi. Di lain sisi, dalam penelitian kualitatif hipotesis diartikan sebagai kesimpulan sementara dari hasil observasi demi menghasilkan teori baru.

4.     Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti

Erwan Agus Purwanto dan Ratih Sulityastuti mengemukakan bahwasanya hipotesis adalah tuduhan sementara dari masalah yang diangkat peneliti dalam melakukan penelitian yang keberadaannya masih lemah. Dikarenakan masih lemah dan belum tentu benar, dibutuhkan pengujian.

5.     Dantes

Lebih sederhana, pengertian hipotesis penelitian menurut Dantes adalah asumsi yang perlu dilakukan pengujian data. Kemudian dari pengujian lewat penelitian akan menghasilkan data. Data inilah yang akan dijadikan acuan pengambilan kesimpulan, terkadang juga menghasilkan solusi dan penemuan baru.

6.     Fraenkel dan Wallen

Fraenkel dan Wallen lebih fokus mengartikan bahwa jenis hipotesis tak terarah menggambarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak menyusun prediksi, sehingga menimbulkan ketidakjelasan arah dan akan memengaruhi hasil penellitian itu sendiri.

Membicarakan tentang hipotesis tidak terarah sebenarnya termasuk hipotesis alternatif (Ha). Selain Ha, ada juga hipotesis nihil (Ho). Hipotesis alternatif memiliki dua macam jenis, yaitu hipotesisis terarah (directional hypotheses) dan hipotesis tak terarah (non-directional hypotheses).

Hipotesis tidak terarah adalah hipotesis yang dibuat peneliti dengan cara merumuskan masalah secara tegas dan peneliti juga sudah menyatakan bahwa variabel bebas sudah memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Adapun yang disebut dengan hipotesis tak terarah adalah hipotesis yang belum dirumuskan secara tegas, dan antara variabel bebas belum tentu memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.

7.     Suharsini Arikunto

Suharsini Arikunto mengartikan hipotesis tidak jauh berbeda dengan pendapat-pendapat sebelumnya. Secara garis besar, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap sesuatu masalah yang diteliti oleh peneliti. Sampai penelitian selesai, barulah hipotesis tersebut dapat dibuktikan lewat data-data yang diperoleh dan terkumpul, apakah sesuai atau tidak sesuai.

8.     Zikmund

Zikmund mengartikan hipotesis sebagai proposisi (dugaan) yang belum dibuktikan. Dengan kata lain, dugaan pernyataan tersebut masih bersifat tentatif (sementara). Untuk menjelaskannya butuh fakta atau fenomena (kajian penelitian) yang memungkinkan jawaban atas proposisi tersebut.

9.     Sudjana

Pengertian hipotesis penelitian menurut Sudjana adalah asumsi (dugaan) sementara terhadap suatu hal yang dibuat. Umumnya, asumsi ini dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang dibutuhkan konfirmasi atau pengecekan.

10.   Sugiyono

Sugiyono mengartikan hipotesis sebagai jawaban sementara yang dibuat berdasarkan rumusan masalah penelitian yang sudah ditentukan oleh peneliti. Penulisan rumusan masalah dikemas dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan masih sementara karena dugaan tersebut dibuat berdasarkan kepada teori, sehingga dibutuhkan uji hipotesis.

 

B.    Ciri-ciri Hipotesis

Adapun ciri-ciri dari hipotesis dalam konteks penelitian, yaitu:

1.     Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative statement), bukan kalimat tanya. Pernyataan tersebut sebagai pandangan peneliti berdasar hasil kajian teori yang digunakan.

2.     Peneliti harus konsisten (tidak berubah-ubah) mengenai isi hipotesisnya. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan kajian yang mendalam tentang teori yang digunakan dalam menyusun hipotesisnya.

3.     Dalam penelitian eksperimen hipotesis berisi pernyataan mengenai efektivitas, perbedaan, atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dalam hipotesis sedikitnya ada dua variabel yang diteliti.

4.     Hipotesis harus dapat diuji (testable). Selain menjelaskan tentang cara (teknik) pengukuran masing-masing variabel yang akan diteliti, dalam bagian metodologi penelitian juga harus menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

5.     Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative statement), bukan kalimat tanya. Statement tersebut sebagai pandangan peneliti berdasar hasil kajian teori yang digunakan.

6.     Peneliti harus konsisten (tidak berubah-ubah) mengenai isi hipotesisnya. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan kajian yang mendalam tentang teori yang digunakan dalam menyusun hipotesisnya.

7.     Dalam penelitian eksperimen hipotesis berisi pernyataan mengenai efektivitas, perbedaan atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dalam hipotesis sedikitnya ada dua variabel yang diteliti.

8.     Hipotesis harus dapat diuji (testable). Selain menjelaskan tentang cara pengukuran masing-masing variabel yang akan diteliti, dalam bagian metodologi penelitian juga harus menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

C.     Tujuan dan Fungsi Hipotesis

Tujuan dan Fungsi Hipotesis  dalam penelitian memiliki tujuan dan fungsi diantaranya.

1)    Untuk Menguji Teori 

Hipotesis yang sudah Anda buat nantinya akan diuji atau dibandingkan dengan teori-teori yang sudah ada. Dengan demikian, Anda bisa mengetahui apakah hipotesis yan dibuat sudah benar atau sesuai.

2)    Menerangkan Fenomena Sosial 

Hipotesis berguna untuk menerangkan fenomena sosial yang terjadi. Dari fenomena tersebut, Anda bisa membuat asumsi sementara sebelum nantinya dibuktikan kebenarannya

3)    Membantu Membuat Kerangka Kesimpulan Anda bisa menggunakan hipotesis sebagai cara untuk mempermudah membuat kesimpulan. Hal ini dikarenakan dari hipotesis setidaknya Anda menemukan kerangka-kerangka dasar untuk menemukan jawabannya. 

4)    Mendorong Munculnya Teori 

Membuat hipotesis merupakan salah satu upaya agar Anda memikirkan sesuatu yang awalnya mungkin tidak ada. Kemudian, Anda mencoba membuktikan keberadaanya lewat penelitian

5)    Mengarahkan Penelitian 

Hipotesis juga bisa membantu mengarahkan Anda ketika sedang menjalankan penelitian. Dengan demikian penelitian Anda bisa tetap berjalan secara terstruktur dan sistematis seperti yang telah dirancang sebelumnya.

 

D.    Jenis-jenis Hipotesis

Jenis-jenis hipotesis yang umum digunakan dalam penelitian ilmiah dan statistik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.     Hipotesis Nol (H0)

Hipotesis nol adalah pernyataan yang menyatakan tidak ada hubungan atau perbedaan antara variabel yang sedang diteliti. Hipotesis nol sering digunakan sebagai titik awal dalam analisis statistik dan sebagai dasar perbandingan untuk menguji hipotesis alternatif.

2.     Hipotesis alternatif (H1)

Hipotesis alternatif adalah pernyataan yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan yang signifikan antara variabel yang sedang diteliti.

Dilansir dari buku Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, berikut adalah jenis-jenis hipotesis penelitian:

1)    Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain, atau hipotesis yang dirumuskan untuk menggambarkan suatu fenomena, atau hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran.

Contoh hipotesis Deskriptif

a)    Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan perusahaan Qizi tahun 2024?

Maka hipotesis yang dapat disusun adalah:

Hipotesis Nol (H0): Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan perusahaan Qizi tahun 2024.

Hipotesis Alternatif (Ha): Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan perusahaan Qizi tahun 2023 cenderung tinggi.

b)    Apakah tingkat kesejahteraan penduduk di daerah Lamongan rendah?

Maka hipotesis yang dapat disusun adalah:

H0 (Hipotesis Nol): Tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat kesejahteraan penduduk di daerah Lamongan.

Ha (Hipotesis Alternatif):Tingkat kesejahteraan penduduk di daerah Lamongan rendah.

2)    Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang diajukan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan atau membandingkan antara satu dengan data lainnya.

Contoh hipotesis Komparatif

a)    Bagaimana tingkat kepuasan konsumen produk A dibandingkan dengan produk B?

Hipotesis Nol (H0): Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat kepuasan konsumen antara produk A dan produk B.

Hipotesis Alternatif (Ha): : Terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat kepuasan konsumen antara produk A dan produk B.

b)    Bagaimana tingkat konsumsi energi rata-rata per kapita di kota A dibandingkan dengan kota B?

Hipotesis Nol (H0): Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat konsumsi energi rata-rata per kapita di kota A dibandingkan dengan kota B."

Hipotesis Alternatif (Ha): Terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat konsumsi energi rata-rata per kapita di kota A dibandingkan dengan kota B.

 

3)    Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif adalah hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan/pengaruh.

Contoh hipotesis Asosiatif

Apakah terdapat hubungan antara jumlah jam belajar dan hasil ujian siswa?
Hipotesis Nol (H0) : ρ = 0 ; 0 > berarti tidak ada hubungan / pengaruh
Hipotesis Alternatif (Ha) : ρ ≠ 0 ; tidak sama dengan nol, berarti ada hubungan/pengaruh
ρ = nilai korelasi/regresi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

Menurut sifat hubungannya, hipotesis asosiatif dibagi menjadi 3 jenis, yakni:

(b)   Hipotesis Hubungan Simetris

        Hipotesis hubungan simetris adalah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih, tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.

(c)    Hipotesis Hubungan Sebab Akibat (Kausal)

        Hipotesis kausal adalah hipotesis yang menyatakan hubungan yang bersifat sebab akibat antara dua variabel atau lebih.

(d)   Hipotesis Hubungan Interaktif

        Hipotesis hubungan interaktif adalah hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling memengaruhi.

E.     Cara Menyusun Hipotesis

Menyusun hipotesis penelitian dimulai dengan tinjauan pustaka yang komprehensif untuk mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan di bidang Anda. Setelah Anda menemukan pertanyaan atau masalah, buatlah kemungkinan jawaban atau penjelasan, yang menjadi hipotesis Anda. Sekarang pikirkan tentang metode eksperimen tertentu yang dapat membuktikan atau membantah hipotesis, yang pada akhirnya mengarah pada hasil penelitian. 

Berikut ini tercantum beberapa format standar yang dapat Anda gunakan untuk merumuskan hipotesis :

1)    Suatu hipotesis dapat menggunakan format jika/maka ketika hipotesis tersebut terutama ingin menyelidiki korelasi antara dua variabel dalam suatu penelitian.  Contoh: Jika diberikan obat X, maka pasien akan mengalami berkurangnya rasa lelah akibat pengobatan kanker.

2)    Hipotesis dapat mengadopsi format X/maka Y ketika hipotesis tersebut terutama bertujuan untuk mengungkap hubungan antara dua variabel.  Contoh: Ketika pekerja menghabiskan sebagian besar waktu terjaga mereka untuk pekerjaan yang tidak banyak bergerak , maka mereka mengalami frekuensi masalah pencernaan yang lebih besar. 

3)    Hipotesis juga dapat berbentuk pernyataan langsung. 

4)    Contoh: Obat X dan obat Y mengurangi risiko penurunan kognitif melalui jalur kimia yang sama 

Apa Saja Ciri-ciri Hipotesis yang Efektif? 

(1)            Hipotesis dalam penelitian harus memenuhi kriteria tertentu agar dianggap ilmiah dan kuat. Berikut ini adalah kualitas yang paling menonjol dari hipotesis yang kuat: 

(2)            Testabilitas: Pastikan hipotesis memungkinkan Anda bekerja menuju hasil yang dapat diamati dan diuji. 

(3)            Ringkas dan objektif: Sajikan hipotesis Anda sebagai pernyataan singkat dan hindari bertele-tele. 

(4)            Kejelasan dan Relevansi: Hipotesis harus mencerminkan gagasan yang jelas tentang apa yang kita ketahui dan apa yang kita harapkan untuk diketahui tentang suatu fenomena dan mengatasi kesenjangan pengetahuan yang signifikan yang relevan dengan bidang studi.

 

F.     Pembuktian Hipotesis Penelitian

Pembuktian hipotesis penelitian adalah proses menguji kebenaran suatu dugaan (hipotesis) dengan menggunakan metode ilmiah, termasuk pengumpulan data, analisis statistik, dan interpretasi hasil. Proses ini bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis tersebut didukung oleh bukti atau tidak. 

Langkah-langkah pembuktian hipotesis:

1.     Merumuskan Hipotesis: Hipotesis penelitian adalah pernyataan yang menjelaskan dugaan hubungan antara dua atau lebih variabel. Hipotesis ini dapat berupa hipotesis nol (H0), yang menyatakan tidak ada hubungan atau perbedaan, atau hipotesis alternatif (H1), yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan. 

2.     Memilih Metode Penelitian: Metode penelitian (misalnya, kuantitatif atau kualitatif) akan menentukan cara pengumpulan dan analisis data. 

3.     Mengumpulkan Data: Data dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis yang dirumuskan. 

4.     Menggunakan Uji Statistik: Uji statistik (misalnya, uji t, uji F, uji chi-square) digunakan untuk menganalisis data dan menentukan apakah ada perbedaan atau hubungan yang signifikan antara variabel. 

5.     Menafsirkan Hasil: Hasil uji statistik ditafsirkan dengan melihat nilai p-value dan membandingkannya dengan tingkat signifikansi (biasanya 0,05). Jika nilai p-value kurang dari tingkat signifikansi, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. 

6.     Tarik Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis, peneliti menarik kesimpulan apakah hipotesis yang diuji didukung oleh data atau tidak. 

Contoh:

Jika seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat stres dengan kinerja karyawan, maka hipotesis yang mungkin adalah:

·         H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kinerja karyawan.

·         H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kinerja karyawan.

Kemudian, peneliti akan mengumpulkan data tentang tingkat stres dan kinerja karyawan, lalu menggunakan uji statistik (misalnya, uji korelasi) untuk menganalisis data. Jika hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p-value kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak dan peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kinerja karyawan. 

Pembuktian hipotesis adalah bagian penting dari penelitian karena membantu memastikan bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan data yang valid dan ilmiah. 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Andra Tersianan. 2018. Metode Penelitian. Yogyakarta: Start Up Arifin, Z. (2017). Kriteria Instrumen dalam Suatu Penelitian. Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics), 2(1), 28-36.

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, 2019. Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Hamdi, A. S., & E., B. 2014. Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam pendidikan. Deepublish.

Nugroho, A. S., & Haritanto, W. 2022. Pendekatan Penelitian Kuantitatif Dengan Pendekatan Statistika: (Teori, Implementasi & Praktik dengan SPSS)

Nurmalasari. 2018. Modul Metode Penelitian Disusun Oleh : Nurmalasari,SE,MM Program Studi Manajemen Informatika. Bsi Pontianak

Prajitno, S. B. 2013. Metodologi penelitian kuantitatif. Jurnal. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.(tersedia di http://komunikasi. uinsgd. ac. id).

Punch, K. F. 2013. Introduction to social research: Quantitative and qualitative approaches. sage.

Rasyid, F. 2015. Metodologi Penelitian Sosial Teori dan Praktik.

Santoso 2007. Fundamental Metodologi Penelelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Simon, M. K., & Goes, J. 2013. Ex post facto research. Retrieved September, 25, 2013.

Sinambela, L dan Sinambela, S. 2021. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Depok. Rajawali Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH DALAM BISNIS KONTEMPORER

  MATERI- PENGANTAR BISNIS ISLAM Oleh: Eny Latifah, S.E.Sy.,M.Ak Perspektif Ekonomi Syariah dalam Bisnis Kontemporer   A.      Pengertian Ek...