MATERI 7 - METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF
Oleh: Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak
Pengajuan
Hipotesis Penelitian Kuantitatif
A. Pengertian Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yakni hupo dan thesis.
Hupo adalah
sementara, sedangkan thesis adalah pernyataan atau teori.
Dapat disimpulkan arti hipotesis adalah pernyataan sementara. Inilah praduga
peneliti terhadap masalah penelitian. Namun, hipotesis ini bukanlah kebenaran.
Karena praduga, hipotesis bisa benar dan bisa juga salah.
Hipotesis pada umumnya diartikan sebagai jawaban
(dugaan) sementara dari masalah suatu penelitian. Hipotesis hanya disusun dalam
jenis penelitian inferensial, yakni jenis penelitian dengan pendekatan
kuantitatif yang bertujuan untuk menguji. Pengujian suatu hipotesis selalu
melalui teknik analisis statistik inferensial, sedangkan penelitian deskriptif
tidak memerlukan secara eksplisit rumusan hipotesis.
Penulisan hipotesis tidak dapat disebut kebenaran.
Meskipun kamu merancang hipotesis berlandaskan data yang valid dan kuat. Untuk
membuktikan hipotesis ini benar atau tidak, kamu harus melakukan penelitian
tersebut. Hasil penelitian akan menunjukkan apakah sesuai dengan hipotesis atau
justru menghasilkan temuan baru.
Dalam beberapa pendapat, salah satunya dari
Zikmunda mengungkapkan bahwa hipotesis adalah proposisi atau dugaan yang belum
terbukti. Jadi, hipotesis masih bersifat tentatif. Pernyataan hipotesis hanya
menjelaskan fenomena dan kemungkinan jawaban atas pertanyaan penelitian.
Jawaban sesungguhnya didapatkan setelah penelitian dilakukan.
Suryabrata, sosok pakar penulisan, memberikan
penjelasan mengenai hipotesis dalam beberapa hal. secara teknis, hipotesis
diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji atau
diteliti. Penelitian ini berdasarkan data yang diambil dari sampel penelitian.
Sementara itu, hipotesis secara statistik adalah pernyataan mengenai keadaan
parameter yang diuji melalui sampel statistik.
Hipotesis dapat disusun oleh peneliti berdasarkan
landasan teori yang kuat dan didukung hasil-hasil penelitian yang relevan.
Peneliti harus memahami tentang isi dan bagaimana langkah-langkah dalam
merumuskan suatu hipotesis penelitian.
Rumusan hipotesis memiliki persyaratan atau
ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh peneliti. Adapun beberapa ciri-ciri rumusan
hipotesis, menurut Soesilo (2015) sebagai berikut:
1)
Hipotesis
dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative statement), bukan
kalimat tanya. Pernyataan tersebut sebagai pandangan peneliti berdasar hasil
kajian teori yang digunakan.
2)
Peneliti harus
konsisten (tidak berubah-ubah) mengenai isi hipotesisnya. Oleh karena itu,
peneliti perlu melakukan kajian yang mendalam tentang teori yang digunakan
dalam menyusun hipotesisnya.
3)
Dalam
penelitian eksperimen hipotesis berisi pernyataan mengenai efektivitas,
perbedaan, atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dalam
hipotesis sedikitnya ada dua variabel yang diteliti.
4)
Hipotesis
harus dapat diuji (testable). Selain menjelaskan tentang cara (teknik)
pengukuran masing-masing variabel yang akan diteliti, dalam bagian metodologi
penelitian juga harus menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian.
Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Para Ahli
1.
The American
Heritage Dictionary
The American Heritage
Dictionary mendefinisikan hipotesis penelitian sebagai penjelasan sementara
terhadap fenomena ilmiah yang perlu diuji dengan penelitian lebih lanjut.
Dengan kata lain, dari pengertian ini kita bisa menggambil kesimpulan bahwasanya
hipotesis yang bersifat ilmiah harus dibuktikan secara ilmiah, berlaku
sebaliknya.
2.
Kerlinger
Kerlinger yang
menuliskan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang dilandaskan
antara dua variabel atau lebih dari dua variabel.
3.
Suryabrata
Suryabrata
berpendapat jika hipotesis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif
menggunakan metode deduksi. Di lain sisi, dalam penelitian kualitatif hipotesis
diartikan sebagai kesimpulan sementara dari hasil observasi demi menghasilkan
teori baru.
4.
Erwan Agus
Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti
Erwan Agus Purwanto
dan Ratih Sulityastuti mengemukakan bahwasanya hipotesis adalah tuduhan
sementara dari masalah yang diangkat peneliti dalam melakukan penelitian yang
keberadaannya masih lemah. Dikarenakan masih lemah dan belum tentu benar,
dibutuhkan pengujian.
5.
Dantes
Lebih sederhana,
pengertian hipotesis penelitian menurut Dantes adalah asumsi yang perlu
dilakukan pengujian data. Kemudian dari pengujian lewat penelitian akan
menghasilkan data. Data inilah yang akan dijadikan acuan pengambilan
kesimpulan, terkadang juga menghasilkan solusi dan penemuan baru.
6.
Fraenkel dan
Wallen
Fraenkel dan Wallen
lebih fokus mengartikan bahwa jenis hipotesis tak terarah menggambarkan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak menyusun prediksi, sehingga
menimbulkan ketidakjelasan arah dan akan memengaruhi hasil penellitian itu
sendiri.
Membicarakan tentang
hipotesis tidak terarah sebenarnya termasuk hipotesis alternatif (Ha). Selain
Ha, ada juga hipotesis nihil (Ho). Hipotesis alternatif memiliki dua macam
jenis, yaitu hipotesisis terarah (directional hypotheses) dan hipotesis tak
terarah (non-directional hypotheses).
Hipotesis tidak
terarah adalah hipotesis yang dibuat peneliti dengan cara merumuskan masalah
secara tegas dan peneliti juga sudah menyatakan bahwa variabel bebas sudah
memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Adapun yang disebut dengan
hipotesis tak terarah adalah hipotesis yang belum dirumuskan secara tegas, dan
antara variabel bebas belum tentu memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
7.
Suharsini
Arikunto
Suharsini Arikunto mengartikan
hipotesis tidak jauh berbeda dengan pendapat-pendapat sebelumnya. Secara garis
besar, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap sesuatu masalah yang
diteliti oleh peneliti. Sampai penelitian selesai, barulah hipotesis tersebut
dapat dibuktikan lewat data-data yang diperoleh dan terkumpul, apakah sesuai
atau tidak sesuai.
8.
Zikmund
Zikmund mengartikan
hipotesis sebagai proposisi (dugaan) yang belum dibuktikan. Dengan kata lain, dugaan
pernyataan tersebut masih bersifat tentatif (sementara). Untuk menjelaskannya
butuh fakta atau fenomena (kajian penelitian) yang memungkinkan jawaban atas
proposisi tersebut.
9. Sudjana
Pengertian hipotesis penelitian menurut Sudjana adalah asumsi (dugaan)
sementara terhadap suatu hal yang dibuat. Umumnya, asumsi ini dibuat untuk
menjelaskan suatu hal yang dibutuhkan konfirmasi atau pengecekan.
10. Sugiyono
Sugiyono mengartikan hipotesis sebagai jawaban sementara yang
dibuat berdasarkan rumusan masalah penelitian yang sudah ditentukan oleh
peneliti. Penulisan rumusan masalah dikemas dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis
dikatakan masih sementara karena dugaan tersebut dibuat berdasarkan kepada
teori, sehingga dibutuhkan uji hipotesis.
B. Ciri-ciri Hipotesis
Adapun ciri-ciri dari hipotesis dalam konteks penelitian, yaitu:
1.
Hipotesis
dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative statement), bukan kalimat
tanya. Pernyataan tersebut sebagai pandangan peneliti berdasar hasil kajian
teori yang digunakan.
2.
Peneliti harus
konsisten (tidak berubah-ubah) mengenai isi hipotesisnya. Oleh karena itu,
peneliti perlu melakukan kajian yang mendalam tentang teori yang digunakan
dalam menyusun hipotesisnya.
3.
Dalam
penelitian eksperimen hipotesis berisi pernyataan mengenai efektivitas,
perbedaan, atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dalam
hipotesis sedikitnya ada dua variabel yang diteliti.
4.
Hipotesis
harus dapat diuji (testable). Selain menjelaskan tentang cara (teknik)
pengukuran masing-masing variabel yang akan diteliti, dalam bagian metodologi
penelitian juga harus menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian.
5.
Hipotesis
dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative statement), bukan kalimat
tanya. Statement tersebut sebagai pandangan peneliti berdasar hasil kajian
teori yang digunakan.
6.
Peneliti harus
konsisten (tidak berubah-ubah) mengenai isi hipotesisnya. Oleh karena itu,
peneliti perlu melakukan kajian yang mendalam tentang teori yang digunakan
dalam menyusun hipotesisnya.
7.
Dalam
penelitian eksperimen hipotesis berisi pernyataan mengenai efektivitas,
perbedaan atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dalam
hipotesis sedikitnya ada dua variabel yang diteliti.
8.
Hipotesis
harus dapat diuji (testable). Selain menjelaskan tentang cara pengukuran
masing-masing variabel yang akan diteliti, dalam bagian metodologi penelitian
juga harus menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian.
C. Tujuan dan Fungsi Hipotesis
Tujuan dan Fungsi Hipotesis dalam penelitian memiliki tujuan dan fungsi diantaranya.
1)
Untuk Menguji
Teori
Hipotesis yang sudah
Anda buat nantinya akan diuji atau dibandingkan dengan teori-teori yang sudah
ada. Dengan demikian, Anda bisa mengetahui apakah hipotesis yan dibuat sudah
benar atau sesuai.
2)
Menerangkan
Fenomena Sosial
Hipotesis berguna
untuk menerangkan fenomena sosial yang terjadi. Dari fenomena tersebut, Anda
bisa membuat asumsi sementara sebelum nantinya dibuktikan kebenarannya
3)
Membantu
Membuat Kerangka Kesimpulan Anda bisa menggunakan hipotesis sebagai cara untuk
mempermudah membuat kesimpulan. Hal ini dikarenakan dari hipotesis setidaknya
Anda menemukan kerangka-kerangka dasar untuk menemukan jawabannya.
4)
Mendorong
Munculnya Teori
Membuat hipotesis
merupakan salah satu upaya agar Anda memikirkan sesuatu yang awalnya mungkin
tidak ada. Kemudian, Anda mencoba membuktikan keberadaanya lewat penelitian
5)
Mengarahkan
Penelitian
Hipotesis juga bisa
membantu mengarahkan Anda ketika sedang menjalankan penelitian. Dengan demikian
penelitian Anda bisa tetap berjalan secara terstruktur dan sistematis seperti
yang telah dirancang sebelumnya.
D. Jenis-jenis Hipotesis
Jenis-jenis hipotesis yang umum digunakan dalam penelitian ilmiah
dan statistik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Hipotesis Nol
(H0)
Hipotesis nol adalah
pernyataan yang menyatakan tidak ada hubungan atau perbedaan antara variabel
yang sedang diteliti. Hipotesis nol sering digunakan sebagai titik awal dalam
analisis statistik dan sebagai dasar perbandingan untuk menguji hipotesis
alternatif.
2.
Hipotesis
alternatif (H1)
Hipotesis alternatif adalah
pernyataan yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan yang signifikan
antara variabel yang sedang diteliti.
Dilansir dari buku Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif, berikut adalah jenis-jenis hipotesis penelitian:
1)
Hipotesis
Deskriptif
Hipotesis deskriptif
adalah hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel
lain, atau hipotesis yang dirumuskan untuk menggambarkan suatu fenomena, atau
hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran.
Contoh hipotesis
Deskriptif
a)
Bagaimana
tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan perusahaan Qizi tahun 2024?
Maka hipotesis yang
dapat disusun adalah:
Hipotesis Nol (H0):
Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam tingkat kepuasan pelanggan terhadap
layanan perusahaan Qizi tahun 2024.
Hipotesis Alternatif
(Ha): Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan perusahaan Qizi tahun 2023
cenderung tinggi.
b)
Apakah tingkat
kesejahteraan penduduk di daerah Lamongan rendah?
Maka hipotesis yang
dapat disusun adalah:
H0 (Hipotesis Nol):
Tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat kesejahteraan penduduk di daerah
Lamongan.
Ha (Hipotesis
Alternatif):Tingkat kesejahteraan penduduk di daerah Lamongan rendah.
2)
Hipotesis
Komparatif
Hipotesis komparatif
adalah hipotesis yang diajukan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang
bersifat membedakan atau membandingkan antara satu dengan data lainnya.
Contoh hipotesis
Komparatif
a)
Bagaimana
tingkat kepuasan konsumen produk A dibandingkan dengan produk B?
Hipotesis Nol (H0):
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat kepuasan konsumen antara
produk A dan produk B.
Hipotesis Alternatif
(Ha): : Terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat kepuasan konsumen
antara produk A dan produk B.
b)
Bagaimana
tingkat konsumsi energi rata-rata per kapita di kota A dibandingkan dengan kota
B?
Hipotesis Nol (H0):
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat konsumsi energi
rata-rata per kapita di kota A dibandingkan dengan kota B."
Hipotesis Alternatif
(Ha): Terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat konsumsi energi
rata-rata per kapita di kota A dibandingkan dengan kota B.
3)
Hipotesis
Asosiatif
Hipotesis asosiatif
adalah hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan
yang bersifat hubungan/pengaruh.
Contoh hipotesis
Asosiatif
Apakah terdapat
hubungan antara jumlah jam belajar dan hasil ujian siswa?
Hipotesis Nol (H0) : ρ = 0 ; 0 > berarti tidak ada hubungan / pengaruh
Hipotesis Alternatif (Ha) : ρ ≠ 0 ; tidak sama dengan nol, berarti ada
hubungan/pengaruh
ρ = nilai korelasi/regresi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
Menurut sifat
hubungannya, hipotesis asosiatif dibagi menjadi 3 jenis, yakni:
(b) Hipotesis Hubungan Simetris
Hipotesis hubungan
simetris adalah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara
dua variabel atau lebih, tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.
(c) Hipotesis Hubungan Sebab Akibat (Kausal)
Hipotesis kausal
adalah hipotesis yang menyatakan hubungan yang bersifat sebab akibat antara dua
variabel atau lebih.
(d) Hipotesis Hubungan Interaktif
Hipotesis hubungan
interaktif adalah hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih yang
bersifat saling memengaruhi.
E. Cara Menyusun Hipotesis
Menyusun hipotesis penelitian dimulai dengan
tinjauan pustaka yang komprehensif untuk mengidentifikasi kesenjangan
pengetahuan di bidang Anda. Setelah Anda menemukan pertanyaan atau masalah,
buatlah kemungkinan jawaban atau penjelasan, yang menjadi hipotesis Anda.
Sekarang pikirkan tentang metode eksperimen tertentu yang dapat membuktikan
atau membantah hipotesis, yang pada akhirnya mengarah pada hasil
penelitian.
Berikut ini tercantum beberapa format standar yang
dapat Anda gunakan untuk merumuskan hipotesis :
1) Suatu hipotesis dapat menggunakan format jika/maka ketika
hipotesis tersebut terutama ingin menyelidiki korelasi antara dua variabel
dalam suatu penelitian. Contoh: Jika
diberikan obat X, maka pasien akan mengalami berkurangnya rasa lelah akibat
pengobatan kanker.
2) Hipotesis dapat mengadopsi format X/maka Y ketika hipotesis
tersebut terutama bertujuan untuk mengungkap hubungan antara dua variabel.
Contoh: Ketika pekerja menghabiskan sebagian besar waktu
terjaga mereka untuk pekerjaan yang tidak banyak bergerak , maka mereka
mengalami frekuensi masalah pencernaan yang lebih besar.
3) Hipotesis juga dapat berbentuk pernyataan
langsung.
4) Contoh: Obat X dan obat Y mengurangi risiko penurunan kognitif
melalui jalur kimia yang sama
Apa Saja Ciri-ciri Hipotesis yang Efektif?
(1)
Hipotesis
dalam penelitian harus memenuhi kriteria tertentu agar dianggap ilmiah dan
kuat. Berikut ini adalah kualitas yang paling menonjol dari hipotesis yang
kuat:
(2)
Testabilitas: Pastikan hipotesis memungkinkan Anda bekerja menuju hasil
yang dapat diamati dan diuji.
(3)
Ringkas dan
objektif: Sajikan hipotesis Anda sebagai pernyataan
singkat dan hindari bertele-tele.
(4)
Kejelasan dan
Relevansi: Hipotesis harus mencerminkan gagasan yang
jelas tentang apa yang kita ketahui dan apa yang kita harapkan untuk diketahui
tentang suatu fenomena dan mengatasi kesenjangan pengetahuan yang signifikan
yang relevan dengan bidang studi.
F.
Pembuktian Hipotesis Penelitian
Pembuktian
hipotesis penelitian adalah proses menguji kebenaran suatu dugaan (hipotesis)
dengan menggunakan metode ilmiah, termasuk pengumpulan data, analisis
statistik, dan interpretasi hasil. Proses ini bertujuan untuk menentukan
apakah hipotesis tersebut didukung oleh bukti atau tidak.
Langkah-langkah
pembuktian hipotesis:
1.
Merumuskan Hipotesis: Hipotesis
penelitian adalah pernyataan yang menjelaskan dugaan hubungan antara dua atau
lebih variabel. Hipotesis ini dapat berupa hipotesis nol (H0), yang
menyatakan tidak ada hubungan atau perbedaan, atau hipotesis alternatif (H1), yang
menyatakan adanya hubungan atau perbedaan.
2.
Memilih Metode Penelitian:
Metode
penelitian (misalnya, kuantitatif atau kualitatif) akan menentukan cara
pengumpulan dan analisis data.
3.
Mengumpulkan Data: Data
dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis yang
dirumuskan.
4.
Menggunakan Uji Statistik:
Uji
statistik (misalnya, uji t, uji F, uji chi-square) digunakan untuk menganalisis
data dan menentukan apakah ada perbedaan atau hubungan yang signifikan antara
variabel.
5.
Menafsirkan Hasil: Hasil uji
statistik ditafsirkan dengan melihat nilai p-value dan membandingkannya dengan
tingkat signifikansi (biasanya 0,05). Jika nilai p-value kurang dari
tingkat signifikansi, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif
diterima.
6.
Tarik Kesimpulan: Berdasarkan
hasil analisis, peneliti menarik kesimpulan apakah hipotesis yang diuji
didukung oleh data atau tidak.
Contoh:
Jika seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada
hubungan antara tingkat stres dengan kinerja karyawan, maka hipotesis yang
mungkin adalah:
·
H0: Tidak ada hubungan
yang signifikan antara tingkat stres dengan kinerja karyawan.
·
H1: Terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat stres dengan kinerja karyawan.
Kemudian, peneliti akan mengumpulkan data tentang
tingkat stres dan kinerja karyawan, lalu menggunakan uji statistik (misalnya,
uji korelasi) untuk menganalisis data. Jika hasil uji statistik
menunjukkan bahwa nilai p-value kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak
dan peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat stres dengan kinerja karyawan.
Pembuktian hipotesis adalah bagian penting dari
penelitian karena membantu memastikan bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan
data yang valid dan ilmiah.
DAFTAR
PUSTAKA
Andra
Tersianan. 2018. Metode Penelitian. Yogyakarta: Start Up Arifin, Z.
(2017). Kriteria Instrumen dalam Suatu Penelitian. Jurnal THEOREMS (The
Original Research of Mathematics), 2(1), 28-36.
Arikunto,
S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto,
2019. Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Hamdi,
A. S., & E., B. 2014. Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam
pendidikan. Deepublish.
Nugroho,
A. S., & Haritanto, W. 2022. Pendekatan Penelitian Kuantitatif Dengan
Pendekatan Statistika: (Teori, Implementasi & Praktik dengan SPSS)
Nurmalasari.
2018. Modul Metode Penelitian Disusun Oleh : Nurmalasari,SE,MM Program Studi
Manajemen Informatika. Bsi Pontianak
Prajitno,
S. B. 2013. Metodologi penelitian kuantitatif. Jurnal. Bandung: UIN Sunan
Gunung Djati.(tersedia di http://komunikasi. uinsgd. ac. id).
Punch,
K. F. 2013. Introduction to social research: Quantitative and qualitative
approaches. sage.
Rasyid,
F. 2015. Metodologi Penelitian Sosial Teori dan Praktik.
Santoso
2007. Fundamental Metodologi Penelelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Simon,
M. K., & Goes, J. 2013. Ex post facto research. Retrieved September, 25,
2013.
Sinambela,
L dan Sinambela, S. 2021. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Depok. Rajawali
Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar