Materi 1- Manajemen Bisnis Syariah
Oleh:
Eny Latifah,S.E.Sy.,M.Ak
A.
Pengertian
Bisnis
Bisnis
berasal dari bahasa inggris bussiness, mengembangkan kata dari kata busy, yang
berarti “sibuk”, dalam konteks individu, komunitas, atau masyarakat. sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara luas
penegrtan bisnis adalah sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia
(individu, komunitas, maupun masyarakat) untuk memperoleh endapatan atau
penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara
mengelola sumber daya ekonomi baik barang maupun jasa secara efektif dan
efisiensi(Khoiruddin, 2015).
Dalam
konteks pembicaraan umum, bisnis (business) tidak terlepas dari aktifitas
produksi, pembelian, penjualan, maupun pertukaran barang dan jasa yang
melibatkan orang atau perusahaan. Aktivitas dalam bisnis pada umumnya punya
tujuan menghasilkan laba untuk kelangsungan hidup serta mengumpulkan cukup dana
bagi pelaksanaan kegiatan si pelaku bisnis atau bisnisman (businessman) itu
sendiri(M.Fuad, 2020).
Dalam
ilmu ekonomi, bisnis (Agus,2011)adalah suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang
berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Atau bisnis dalam arti luas adalah semua aktivitas oleh
komunitas pemasok barang dan jasa.
Dalam
ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis
dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.
Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan
waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis
mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat (Francis, 2009). Model bisnis
seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan
dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara
sederhana, bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih
yang terorganisasi dalam mencari laba melalui penyediaan produk yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
B.
Pengertian Bisnis Islam
Secara
etimologis atau bahasa, Syariah adalah jalan ke tempat pengairan, atau jalan
yang harus diikuti, atau tempat lalu air sungai. Pengertian syari’ah menurut
pakar hukum Islam adalah “segala titah Allah yang berhubungan dengan tingkah
laku manusia di luar yang mengenai akhlak” (Amir Syarifuddin; 1999:1). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Syariah adalah ketentuan-ketentuan Allah yang
wajib dipatuhi baik terkait dengan masalah aqidah (tauhid), ibadah (hubungan
kepada Allah) dan muamalah (hubungan sesama manusia).
Muhammad
Syafi’i Antonio mengatakan bahwa Syariah mempunyai keunikan tersendiri. Syariah
tidak saja komprehensif, tetapi juga universal. Universal bermakna bahwa
Syariah dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat oleh setiap manusia.
Keuniversalan ini terutama pada bidang sosial (ekonomi) yang tidak
membeda-bedakan antara kalangan Muslim dan non-Muslim.
Dengan
mengacu pada pengertian tersebut, Hermawan Kartajaya dan Syakir Sula memberi
pengertian bahwa Bisnis Syariah adalah bisnis yang santun, penuh kebersamaan
dan penghormatan atas hak masing-masing (Muhammad Syafi’i Antonio; 2005:169).
Pengertian
bisnis secara umum adalah sebagai suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Cara yang biasa dilakukan adalah mengelola sumber daya ekonomi dengan berbagai
jenisnya secara efektif dan efisien.
Menurut
Anoraga dan Soegiastuti, pengertian bisnis adalah jual beli dengan pelayanan
yang baik. Sementara dalam pandangan Straub dan Attner, bisnis adalah suatu
organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan
jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk mendapatkan keuntungan.
Menurut
Skinner pengertian bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling
menguntungkan atau memberikan manfaat.
Dapat
disimpulkan bahwa bisnis syari’ah adalah “serangkaian aktivitas jual beli dalam
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya baik barang
atau jasa, tetapi dibatasi cara memperoleh dan menggunakannya. Artinya, dalam
mendapatkan harta dan menggunakannya tidak boleh dengan cara-cara yang diharamkan
Allah.
Bisnis
syariah merupakan praktek bisnis yang dalam pelaksanaan operasional kegiatannya
tidak boleh semata-mata mencari laba maksimal, dengan arti bahwa keuntungan
yang diperoleh harus proporsional dengan tidak memberikan kerugian kepada orang
lain. Peranan etika dalam bisnis syaiah sangatlah penting sebagai pagar agar
pebisnis syariah tidak terjerumus pada keserakahan.
Bisnis
Islami adalah ikhtiar yang bisa dijalankan dengan menanamkan niat dan tekad
kuat dalam merubah sesuatu yang asalnya tidak bisa mengasilkan sesuatu yang
berharga menjadi barang yang bernilai dan mendatangkan kesuksesan bila
dijalankan dengan baik dan benar (halalan thoyyibah).
Bisnis
syariah adalah bisnis yang dijalankan dengan memperhatikan segala bentuk
larangan-larangan yang diharamkan syariah Islam dan menjalankan sesuai dengan
prinsip syariah dengan mengharapkan keberkahan dan keridloan kepada Allah
sebagai pencipta alam semesta.
C.
Manajemen
Dalam Bisnis
Dalam
bahasa Arab, manajemen disebut sebagai idara (berkeliling atau lingkaran) Dalam
konteks bisnis bisa dimaknai sebagai “bisnis berjalan pada siklusnya”. Dengan
demikian Manajemen Syariah dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan manajer
yang membuat bisnis berjalan sesuai rencana dalam rangka melaksanakan keridhaan
Tuhan melalui orang lain.
Teori
manajemen Islami bersifat universal, komprehensif dan memiliki karakteristik
dimana manajemen dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat disamping
manajemen merupakan bagian dari sistem sosial yang dipenuhi dengan nilai etika,
akhlak dan keyakinan yang bersumber dari Islam.
Teori
manajemen Islami menyelesaikan persoalan kekuasaan dalam manajemen, tidak ada
perbedaan antara pemimpin dan kru. Perbedaan level kepemimpinan hanya
menunjukkan wewenang dan tanggung jawab. Atasan dan bawahan saling bekerjasama
tanpa ada perbedaan kepentingan. Tujuan dan harapan mereka adalah sama dan akan
diwujudkan bersama. Karyawan bekerja dengan keikhlasan dan semangat
profesionalisme, mereka berkontribusi dalam pengambilan keputusan, dan taat
kepada atasan sepanjang mereka berpihak pada nilai-nilai syariah. Kepemimpinan
dalam Islam dibangun dengan nilai-nilai syura dan saling menasihati, serta para
atasan dapat menerima saran dan kritik demi kebaikan bersama.
Manajemen
Syariah adalah masalah pengelolaan sumber daya organisasi tetapi pengelolaan
yang diharapkan tidak boleh melepaskan diri dari nilai-nilai Islam yang
mengkehendaki keseimbangan berbagai aspek, fisik dan ruhaniyah, dunia dan
akhirat, pribadi dan orang lain.
Manajemen
Syariah merupakan kegiatan berpikir, merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan yang terintegrasi untuk membuat keputusan yang melibatkan
penggunaan sumberdaya manusia, keuangan, informasi dan fisik, dengan tujuan
mencapai tujuan maqashid al-syariah, dengan cara yang efektif dan efisien.
Berikut
adalah alasan kenapa manajemen itu
penting dalam bisnis:
1.
Manajemen sebagai
kekuatan.
Manajemen mampu berperan sebagai kekuatan yang
dapat mempersatukan antara departemen satu dengan departemen lainnya, manajemen
juga sebagai penggerak dari aktifas suatu organisasi, dan manajemen juga mampu
mengkoordinasikan berbagai kegiatan bisnis.
2.
Manajemen sebagai sistem
kerja
Manajemen merupakan system kerja yang rasional
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem tersebut akan menghasilkan
kinerja operasional bisnis yang efektif dan efesien.
3.
Manajemen sebagai prinsip
universal
Manajemen merupakan pinsip yang bersifat universal
karena dapat diterapkan dalam setiap kegiatan operasional bisnis tanpa mengubah
budaya organisasi yang ada dalam suatu lingkungan bisnis.
4.
Manajemen sebagai skill
Manajemen merupakan suatu kemampuan dan keahlian
dari tenaga bisnis untuk mengelola segala aktivitas yang terjadi di lingkungan
bisnis, sehingga dapat mendeteksi, menyesuaikan, serta menghadapi segala
perubahan yang terjadi, baik perubahan tehnologi, lingkungan, persaingan,
pangsa pasar, maupun tuntutan lain dalam lingkup luas.
5.
Manajemen sebagai pencipta
operasional
Manajemen adalah motoric kegiatan operasional
bisnis yang mampu membawa organisasi kepada tingkat yang lebih tinggi dan mampu
menyediakan factor produksi dengan tepat di segala bidang yang diperlukan.
6.
Manajemen sebagai profesi
Manajemen merupakan suatu profesi untuk dapat
menanggani dengan tepat kegiatan operasional bisnis. Dengan manajemen akan
dapat menjalankan segala peraturan yang ada secara tepat dalam dunia bisnis.
7.
Manajemen sebagai pola
ukur
Manajemen adalah sesuatu yang menjadi pola ukur
atas segala yang akan kita jalankan dengan trend dan passion apa yang akan kita
jalankan akan terukur. Apakah kita akan memiliki pola yang baik dan benar dalam
menjalankan bisnis.
8.
Manajemen sebagai fallah
Manajemen adalah alat menuju fallah (kesuksesan)/keberkahan di
dunia khususnya dan kelak di akhirat sebagai tujuan dan keuntungan yang bisa
kita peroleh dalam menjalankan manajemen yang sesungguhnya.
Berdasarkan
uraian diatas, jelaslah manajemen tidak hanya sebuah pengetahuan saja tetapi
manajemen mampu memecahkan segala permasalahan yang ada akibat dari gelaja atau
ganngguan yang dihadapi di dunia bisnis.
D.
Unsur-unsur
Dan Fungsi Manajemen
G.R Terry
(1997) menyebut unsur manajemen dengan istilah “6M” (man, material, mechine,
method, money, market)
Berdasarkan
gambar diatas dapat dijelaskan elemen-elaman yang ada dalam manajemen yang
terdiri dari:
1.
Tenaga kerja (Men)
Kelompok tenaga kerja dapat
digolongkan menjadi dua yaitu tenaga kerja eksekutif dan tenaga kerja operatif.
Keduanya merupakan unsur manajemen yang memiliki peran yang sangat penting
dalam pelaksanaan manajemen. Manusia berfungs bukan hanya sebagai perencana,
pelaksana, pengaktualisasi, namun juga pengawas.
Dalam bisnis Islam sumber daya
manusia sangat berperan penting, karena selain sebagai pelaku dia juga sebagai
khalifah diri sendiri dan pimpinan dari staf-stafnya. Manusia disini sebagai
pengarah kegiatan bisnis agar selalu berjalan sesuai perencanaan/ program yang
telah ditentukan sebelumnya agar bisa mencapai tujuan (keuntungan/ keberkahan)
yang selalu diridloi Allah.
2.
Dana (Money)
Modal (uang) adalah kebutuhan kebutuhan mutlak dalam
bisnis, tanpa uang tujuan yang ditetapkan dalam manajemen organsasi tidak akan
bisa tercapai dengan begitu saja meski manusia sudah menjalankan fungsinya
dengan wujud jasa, tapi efek yang akan timbul atas jasa harus adanya dana. Hal
itu yang menjadikan dana itu sangat penting dalam proses bisnis. Modal dibagi
menjadi 2, yaitu: a. Modal Tetap: tanah, gedung/bangunan, mesin. dan b. Modal
Kerja : kas, piutang.
3.
Metode (Methode)
Cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai
tujuan. Metode biasanya disusun secara sistematis sehingga pencapaian tujuan
dan hasil yang diinginkan lebih mudah untuk dicapai. Segala cara yang akan
digunakan dalam menjalankan bisnis hendaknya menggunakan cara yang halal dan
menjauhi segala cara yang tidak dibenarkan oleh syariah Islam.
4.
Material (Materials)
Bahan-bahan yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan dan hasil seperti apa yang diinginkan. Material digunakan sebagai proses
produksi dalam suatu perusahaan/organisasi, dapat terdiri dari bahan baku,
bahan setengah jadi, atau barang jadi.
5.
Mesin (Mechines)
Mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan memberikan hasil yang optimal. Zaman sekarang peranan mesin
memiliki peningkatan dengan perkembangan tehnologi yang ada sehingga mampu
menyerap kebutuhan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam proses
bisnis.
6.
Pasar (Market)
Suatu tempat dimana produk yang telah dihasilkan
akan bisa sampai pada konsumen akhir, baik melalui distributor atau dari
produsen langsung kepada konsumen hasil sehingga penggusaha akan mendapat imbal
balik atas transaksi yang terjadi. Begitupun konsumen akan mendapatkan kepuasan
dan dapat mengambil manfaat atas produk yang diperoleh.
Selain
enam elemen dalam bisnis diatas, ada satu elemen penting yang tidak boleh
dilupakan setelah melakukan usaha, elemen itu adalah Do’a. dengan berdoa
berarti kita telah menyerahkan (pasrah) atas segala usaha yang kita lakukan dan
menunggu hasil yang akan Allah berikan kepada kita.
Dunia
bisnis pasti sangat erat dengan kaitanya manajemen, berikut adalah fungsi
manajemen dalam bisnis:
1)
Planning
Planning
(perencanaan) adalah penetuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Menurut Stoner, perencanaan adalah proses menetapkan sasaran dan
tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
Dalam fungsi perencanaan perlu
diketahui apa saja tahapan dalam suatu perencanaan.
Tahapan itu dapat dilihat dari
Proses Perencanaan sebagai berikut:
a)
Menentukan tujuan;
b)
Menentukan tindakan untuk
mencapai tujuan;
c)
Mengembangkan dasar
pemikiran tentang masa depan, memunculkan scenario sebagai alternative untuk keadaan masa yang akan datang;
d)
Menganalisa alternative
tindakan dan membuat suatu rencana untuk mencapai tujuan;
e)
Mengimplementasikan
rencana dan mengevaluasi hasilnya.
Hakikat dalam suatu Perencanaan
adalah:
(a)
Konstribusi kepada tujuan
dan sasaran
Tujuan setiap rencana dan semua rencana turunan (derivatif) adalah untuk memudahkan
pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.
(b)
Aspek primer dari
perencanaan (primery of planning)
Operasi-operasi manajemen dalam pengorganisasian,
pengisian lowongan, kepemimpinan dan pengendalian telah didesain untuk
mendukung pencapaian tujuan.
(c)
Aspek daya serap
perencanaan (pervasiveness of planning)
Fungsi perencanaan dilaksanakan oleh
semua manajer, neskipun ciri dan luas cakupan perencanaan itu berubah-ubah
sesuai dengan otoritas mereka dan dengan sifat kebijakan yang di uraiakan
atasan mereka.
(d)
Efesiensi rencana
Efesiensi rencana diukur
berdasarkan jumlah konstribusinya kepada maksud dan sasaran setelah biaya
terpenuhi dan berdasarkan konsekuensi lainnya yang tidak dicari-cari, yang
diperlukan untuk menformulasikan dan mengoperasikannya.
Jenis-jenis Rencana dalam suatu perencanaan dibagi
menjadi:
a)
Maksud dan Misi
Maksud (purpose)
adalah tujuan luas yang berlaku bukan hanya bagi organisasi tertentu tetapi
berlaku bagi semua organisasi yang sejenis.
Misi (mission)
adalah tujuan khusus yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain yang
sejenis.
b)
Sasaran
Sasaran (objectirve)
adalah target yang harus dicapai oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai
tujuan. Jadi sasaran lebih spesifik dari pada misi.
c)
Strategi
Strategi (strategy)
adalah penentuan tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran-sasaran dari
suatu perusahaan serta pemilihan cara-cara bertindak dan pengalokasian sumberdaya-sumberdaya
yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.
d)
Kebijakan
Kebijakan (policy)
adalah pernyataan-pernyataan umum yang merupakan pedoman di dalam berfikir dan
bertindak dalam pengambilan keputusan.
e)
Prosedur
Prosedur (procedure)
adalah rencana yang merupakan metode yang biasa dipakai dalam menangani
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
f)
Peraturan
Peraturan (rule)
adalah tindakan-tindakan yang dituntut untuk dilakukan dan dipilih dari
beberapa alternative yang ada.
g)
Program
Program (programe)
adalah gabungan-gabungan dari tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, peraturan-peraturan, pemberian tugas-tugas, langkah-langkah
yang akan diambil, sumberdaya-sumberdaya yang akan digunakan, unsur-unsur lain
yang diperlukan untuk melaksanakan arah tindakan tertentu.
h)
Anggaran
Anggaran (budget)
adalah suatu rencana yang mengambarkan hasil yang diharapkan dan dinyatakan
dala bentuk angka-angka.
Keuntungan yang bisa didapatkan dengan membuat
sebuah Perencanaan adalah:
a)
Mengurangi ketidakpastian
serta perubahan pada waktu mendatang
b)
Memperingan biaya
c)
Focus dan flexible
d)
Pengembangan koordinasi
e)
Pengembangan pengendalian
f)
Manajemen waktu
Tipe
Perencanaan adalah:
a)
Perencanaan jangka panjang
(long-range plans) adalah Perencanaan
dengan jangka waktu lebih dari lima (5) tahun
b)
Perencanan jangka pendek (short- range plans) adalah Perencanaan
dengan jangka waktu satu tahun atau kurang
c)
Perencanaan strategi
adalah Perencanaan untuk kebutuhan jangka panjang dan bersifat komprehensif
yang telah diarahkan.
d)
Perencanaan operasional
(Operational Plans) adalah Kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan perencanaan strategi demi terwujudnya tujuan. Perencanaan
Operasional meliputi: perencanaan produksi (production plans), perencanaan
keuangan (financial plans), perencanaan fasilitas (facilities plans),
perencanaan pemasaran (marketing plans), dan perencanaan sumber daya manusia
(human resource plans)
e)
Perencanaan tetap
(standing plans)
f)
Perencanaan yang digunakan
untuk kegiatan yang terjadi berulang kali terus-menerus. Bentuk dari
perencanaan tetap adalah kebijakan organisasi, prosedur-prosedur dan
peraturan-peraturan.
g)
Perencanaan sekali pakai
(single-use plans)
h)
Perencanaan yang digunakan
hanya sekali untuk situasi yang unik. Bentuk dari perencanaan ini adalah anggaran
dan jadwal proyek.
Adapun
anggaran memiliki tiga (3) tipe:
a)
Anggaran tetap (fixed budget): mengalokasikan sumber
berdasar pada estimasi biaya.contoh: tanah, peralatan, dan lain-lain.
b)
Anggaran Fleksibel (flexible budget): anggaran dimana
sewaktu-waktu bisa mengalami perubahan sesuai dengan variasi tingkatan
kegiatan. Contoh: biaya sewa.
c)
Anggaran berbasis nol (zero-based budget): suatu proyek atau
kegiatan di anggarkan bila terdapat merek baru.
Langkah-langkah
dalam Perencanaan
a)
Menyadari adanya peluang
Kesadaran akan suatu kesempatan adalah titik awal
untuk melakukan perencanaan, yang meliputi pandangan pendahuluan terhadap
kemungkinan adanya peluang di masa depan dan kemampuan untuk melihat dengan
jelas dan lengkap suatu pengetahuantentang dimana kita berdiri pada sudut
pandang kekuatan dan kelemahan kita.
b)
Menentukan sasaran
Menetapkan sasaran bagi seluruh perusahaan dan
kemudian bagi setiap unit dibawahnya.
c)
Menentukan premis
Langkah enentuan premis mengarah ke salah satu
prinsip utama dalam perencanaan, yaitu apabila premis perencanaan yang
konsekuen semakin dipahami oleh perencana maka akan menciptakan kondisi yang
kondusif.
d)
Menentukan arah tindakan
alternatif
Mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam
tindakan, khususnya yang tidak segera tampak.
e)
Mengevaluasi arah tindakan
alternatif
Mengevaluasi arah tindakan dengan menimbang
beberapa factor dari sudut premis-premis serta tujuan.
f)
Memilih satu arah
alternatif
Memilih arah tindakan adalah titik di mana suatu
rencana diterima, titik sesungguhnya mengenai pengambilan keputusan.
g)
Merumuskan rencana turunan
Pada langkah pemilihan alternatif diatas biasanya
perencanaan belum lengkap jadi rencana yang diturunkan dari rencana pokok
sampai rencana tersebut siap dan lengkap serta tinggal dioperasikan.
h)
Mengurutkan rencana
berdasarkan anggaran
Memberi arti pada rencana-rencana tersebut,
memberi nomor-nomor kepada rencana tersebut sehingga dalam wujud anggaran.
Pendekatan
Perencanaan
a)
Perencaraan inside-out dan
perencanaan outside-in
Perencanaa inside-out lebih focus atas kegiatan
yang telah dilakukan tetapi masih mengusahakan yang terbaik. Sedangkan
perencanaan outside-in lebih menganalisa lingkungan eksternal dan membuat
perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimalisir
masalah yang terjadi.
b)
Perencanaan top- down dan
perencanaan bottom-up
Perencanaan top-down yang membuat adalah top
manjer kemudian tingkat bawah yang menjalankannya. Sedangkan bottom-up
dikembangkan pada tingkat yang lebih rendah sehingga mampu dibawa pada hirarki
yang lebih tinggi.
Dasar-dasar
Perencanaan
a)
Forecasting
(ramalan)
Adalah proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Jenis-jenis Forecasting: (1) Forecasting kualitatif (diperhitungkan dengan analisis para ahli);
(2) Forecasting kuantitatif
(diperhitungan dalam bentuk angka)
b)
Penggunaan Skenario
Scenario
perencanaan meliputi penetuan beberapa alternative “scenario” masa yang akan datang atau peristiwa yang mungkin akan
terjadi.
c)
Benchmarking
Suatu tehnik yang menggunakan perbandingan
eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arus kinerja dan
menggunakan kemungkinan tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan datang.
d)
Partisipasi dan
Keterlibatan
Perencanaan partisipatif yang aktif termasuk dalam
proses perencanaan dimana semua orang mungkin akan mempengaruhi hasil dari
perencanaan dan akan membantu mengimplematasikan perencanaan tersebut
e)
Penggunaan Staf Perencana
Staf-staf perencanaan dipekerjakan untuk
bertanggungjawab dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan system perencanaan
untuk organisasi secara keseluruhan.
2)
Organizing
Istilah organizing tau pengorganisasian berasal dari kata “organum” yang berarti alat, bagian atau
komponen.
Di dalam pendekatan manajemen, organisasi mempunyai
dua (2) arti”
a. Arti yang mengacu pada suatu lembaga
(instansi)
b. Arti yang mengacu pada proses
pengorganisasian.
Pengorganisasian dilakukan dengan
tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi.
Langkah-langkah dalam melakukan proses
pengorganisasian:
a.
Merinci seluruh pekerjaan
yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misinya
b.
Membagi beban kerja ke
dalam aktifitas-aktifitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang.
c.
Mengkombinasikan pekerjaan
anggota organsasi dengan cara logis dan efesien.
d.
Menetapkan mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan dalam kesatuan yang harmonis
e.
Memantau efektifitas
organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk memperhatikan atau
meningkatkan efektifitas.
Prinsip-
prinsip organisasi
a.
Disain organisasional (Organizational Design)
Penentuan struktur organisasi yang tepat bagi
strategi, orang, dan tugas organisasi.
b.
Struktur Organisasi (organization structure)
Cara dimana kegiatan suatu organisasi dibagi,
diorganisir, dan dikoordinasi.
c.
Pembagian kerja (division of work)
Pembagian kerja adalah pengelompokkan kegiatan
kerja ke dalam departemen yang sama dan secara logis berhubungan, sehingga tiap
bagian yang dilakukan tahu secara jelas aktivitas mana yang harus dilakukan dan
menjadi tanggungjawab.
d.
Pendelegasian Wewenang (authority delegation)
Setelah pembagian aktivitas, pendelegasian
wewenang harus dilakukan supaya suatu bagian dapat menjalankan aktivitasnya dan
dapat dipertanggungjawbkan.
e.
Hierarki (hierarchy)
Suatu pola tingkatan sari suatu struktur organisasi
dimana yang berada diatas adalah manajer puncak yang bertanggungjawab atas
operasi organisasi secara keseluruhan.
f.
Koordinasi (Coordination)
Setelah dilakukan pembagian aktivitas dan
pendelegasian wewenang diperlukan koordinasi dari berbagai bagian. Hal ini
dimaksudkan agar bagian-bagian yang ada tidak berjalan sendiri-sendiri sebab
kegiatan yang dijalankan di satu bagian akan mempengaruhi dan dipengaruhi
bagian lainnya.
g.
Rentang kendali manajemen
(span of management control)
Rentang kendali manajemen adalah jumlah bawahan
yang harus melapor secara langsung kepada seorang atasan.
h.
Rantai komando (chain of command)
Rancangan mengenai siapa melapor ke siapa dalam
suatu oganisasi, seperti halnya garis laporan adalah bentuk yang ada di bagan
organisasi.
Bentuk
organisasi adalah:
1. Ditinjau
dari jumlah pemimpin puncak organisasi
a) Organisasi dengan pemimpin puncak tunggal
Adalah organsasi yang mempunyai pemimpin puncak
satu orang. Contohnya perusahaan perseorangan.
b) Organisasi dengan pemimpin puncak dewan
Adalah organisasi yang mempunyai pimpinan puncak
lebih dari satu orang (dewan). Contoh perusahaan berbentuk PT.CV.Firma.
2.
Ditinjau dari hubungan
wewenangnya
Perlu diketahui lebih dahulu pentingnya wewenang
lini (line authority), wewenang staf
(staff authority), dan wewenang
fungsional (functional authority),
sebagai berikut:
a)
wewenang lini (line authority) adalah wewenang yang
menimbulkan tanggungjawab atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.
b)
wewenang staf (staff authority) adalah wewenang untuk membantu
agar orang yang mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai
tujuan perusahaan.
c)
wewenang fungsional (functional authority) adalah wewenang
yang diberikan kepada seseorang atau departemen untuk dapat turut mengambil
keputusan-keputusan mengenai hal-hal yang berada di departemen yang lain.
Bentuk organisasi yang tercipta dari
hubungan kewenangan adalah:
(a) organisasi garis/lini adalah organisasi yang hanya memiliki
hubungan wewenang ini dalam organisasinya. Contohnya perusahaan kecil yang mana
hanya ada satu atasan dan bawahan (dalam jumlah sedikit)
(b) organisasi garis/lini dan staf adalah organisasi yang berbentuk
garis/lini dan staf terdapat wewenang garis dan wewenang staf dan diantara
keduanya terdapat hubungan. Contoh perusahaan berskala besar yang memiliki
departemen-departemen yang saling berkaitan dan masing-masing departemen
dipimpin seseorang yang bertanggungjawab dan dilaporkan pada atasan.
(c) organisasi fungsional dan garis/lini adalah organisasi di mana di
dalamnya terdapat hubungan wewenang lini dan fungsional. Biasanya terdapat
dalam organisasi besar dan karyawanya banyak dan kegiatanya terspesialisasi.
Asas organisasi terdiri dari Sembilan (9) yakni:
1.Perumusan tujuan; 2.Departemenisasi; 3.Pembagian kerja; 4.Koordinasi; 5. Pelimpahan wewenang; 6.Rentang kendali;
7.Jenjang organsasi; 8. Kesatuan
perintah; dan 9 fleksibel
3)
Coordinating
Pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjai kekacauan,
kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, penyatuan dan menyelaraskan
pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam upaya mencapai
tujuan organsasi.
4)
Directing/Commanding
Adalah salah satu fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,perintah-perintah kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan
dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
5)
Motivating
Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak)
kepada karyawan untuk bekerja sehingga tujuan organsasi dapat tercapai secara
efektif dan efesien.
6)
Controlling
Adalah suatu bentuk pengawasan atau pengendalian,
fungsi ini berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dengan
tujuan yang telah digariskan semula.
7)
Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa
penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberi keterangan mangenai
segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada orang yang
jabatanya lebih tinggi di suatu organisasi tersebut.
8)
Staffing/assembling
Resources
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa
penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak ari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna
maksimal kepada organisasi
9)
Forecasting
adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan
taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana
yang lebih pasti dapat dilaksanakan.
10) Leading
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tugas
pemimpin adalah mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling
pengertian antara atasan dengan bawahan, memberi semangat, inspirasi,dan
dorongan kepada bawahan supaya mereka bergerak, dan tugas terakhir adalah
memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki
pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang ditetapkan.
E.
Berbagai Peluang
Dalam Bisnis
Setiap
individu yang ada dalam masyarakat ingin mendapatkan pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Bisnis memberikan kesempatan kepada siapa saja yang penuh semangat,
energik, dan berani untuk sukses dan sejahtera. Bisnis membuka peluang kerja
dari segala bidang, baik bidang kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, dan
apoteker. Bidang ekonomi seperti direktur, manajer, supervisior, salesman,
salesgirl, wirausahawan, pedangang, akuntan, investor, dan lain-lain begitu
juga dengan bidang-bidang lainnya.
Jika seseorang terjun dalam dunia
bisnis, maka mulai saat itu ia memikul tanggungjawab bagi masyarakat luas.
Karena setiap hari dia akan mendapatkan pengalaman dari mulai jenjang paling
sederhana, jenjang rumit sampai jenjang kemakmuran.
Berbisnis kita pasti berpeluang
mendapatkan keuntungan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kerugian akan
mendatangi kita bilamana bisnis tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Kegagalan berbisnis bisa berasal dari internal dan eksternal. Internal misalnya
diri kita yang lalai dan engan dalam berbagi (shadaqoh) kepada sesame dengan
tidak membayar zakat, sehingga Allah sebagai pemberi rizqi marah kepada kita
dan kegagalan (kehancuran) yang akan datang kepada kita. Kegagalan dari dampak
eksternal adalah segala sesuatu yang disebabkan dari luar seperti bencana alam,
kebakaran, pertentangan musuh dalam bisnis yang sama dengan yang kita jalani.
Peluang bisnis akan selalu ada
bilamana kita selalu ikhtiar, berdoa dan bekerjakeras tanpa rasa lelah dan
bersyukur atas segala karunia (rezeqi) yang Allah berikan kepada kita hambaNya.
F.
Proses
Bisnis Perusahaan
Proses
berbisnis adalah tahapan dimana seseorang mampu meujudkan apa yang orang lain
harapkan dari kita atas kreatifitas dan keahlian kita dalam mengolah sesuatu
untuk bisa dikonsumsi. Langkah-langkah ini tidak mungkin bisa kita jalankan
sendiri, sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bantuan dari orang lain/pihak
lain, alat lain, dan sumber daya lainya yang menjadi menunjang dalam
penyelesaian dari visi misi yang sebelumnya direncanakan.
Peran sesama sumber daya manusia dan
sumber daya alam dalam proses bisnis sangatlah penting. Sumber daya manusia
menjadi pelaku utama dalam bisnis dan sumber daya alam menjadi
bahan/modal/asset utama dalam menjalankan bisnis. Kolaborasi kedua unsur
tersebut akan mampu menciptakan Barang/ jasa yang akan memberi kemanfaatan bagi
banyak orang, karena pada hakikatnya “ sebaik manusia adalah yang berguna bagi
sesamanya”. Sehingga dalam proses bisnis terdapat interaksi “take and give”.
Dimana ada yang memberi dan ada yang menerima.
Manusia
sebagai hamba Allah SWT yang memiliki jiwa social yang selalu berinteraksi
dengan sesamanya. Demikian pula dengan dunia bisnis, tidak bisa melepaskan diri
dari lingkungan masyarakat. Rumah Tangga Perusahan (RTP) dan Rumah Tangga
Konsumsi (RTK). Semuanya menjalin relasi yang baik, maka terbentuklah hubungan
antar manusia yang disebut “hablumminannass” yang akan menghantarkan pula pada
“hablumminallah”, yang selanjutnya memiliki dampak kumulatif dalam meningkatkan
ketaqwaan, selain itu akan mencapai kesuksesan.
G.
Kewirausahaan
Secara
etimologi, wiraswasta berasal dari kata wira dan swasta. Wira berarti berani,
utama, atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari dua kata: swa artinya
sendiri, dan sta artinya berdiri. Swasta dapat diartikan mampu berdiri menurut
kekuatan sendiri.
RW.Griffin
(2004) menggunakan istilah wirausahawan, yaitu orang-orang yang mnanggung
resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama.
Kewirausahaan
adalah dunia usaha yang dilakukan secara mandiri dalam memberdayakan diri
menjalankan suatu aktifitas bisnis dengan tekad kuat demi mencapai tujuan (keuntungan)
yang diharapkan. Dalam usaha tersebut tidak hanya butuh tekad kuat tetapi juga
butuh pemikiran yang cerdas dalam mengolah perencanaan agar bisa dijalankan
sehingga kesuksesan yang akan di dapatkan.
Islam
sendiri mengajarkan kita jangan bermalas-malasan dan harus menjalankan segala
sesuatu dengan sungguh-sungguh (gigih) dalam menjalankan tugas dan amanah yang
datang kepada kita. Karena segala amalan yang kita lakukan di dunia ini kelak
aka nada hisab (perhitunganya) yang harus kita laporkan kepada pencipta semesta
Alam (Allah). Sekecil apapun perbuatan baik/buruk semua akan dimintai
Pertanggungjawaban.
Kunci
kesuksesan adalah berani dan kerjakeras serta pantang menyerah. Kita boleh
jatuh berkali-kali akan tetapi kita harus tetap kuat dan bangkit dan mengevaluasi
dari kegagalan kita dan mencari jalan keluar yang terbaik. “No Give up to succes”.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus
Arijunto. 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Basu
Swasta, (2000), Pengantar Bisnis Modern,
(2000), “Pengantar Ekonomi Perusahaan
Modern). Yogyakarta: Liberty.
Bertens.
K, (2002), Pengantar Etika Bisnis.
Jakarta: Kanisius_
Berten.
(2000). Pengantar Etika Bisnis,
Yogyakarta: Kanisius
Buchari
Alma, (1999). Pengantar Bisnis.
Bandung: Alfabeta
Francis
Tantri.(2009). Pengantar Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Griffin,
Ricky dan Elberth, R,J, (2003), Manajemen,
Jakarta : Erlangga
Indriyo
Gito Sudarmo, (2002), Pengantar Bisnis.
Yogyakarta: BPFE
Khoiruddin.
(2015). Etika Bisnis Dalam Islam. Bandar Lampumg: LP2M
Latifah,
Eny. (2020). Pengantar Bisnis Islam. Jawa Tengah: CV.Sarnu Untung.
M. Fuad,
Christin H, Nurlela, Sugiarto, Paulus, Y.E.F, .(2020). Pengantar Bisnis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muhammad
Syafi’i Antonio, (1999). Bank Syariah;Suatu Pengenalan Umum, Tazkia Institut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar